Pagi Yang Menakjubkan

Pagi ini masih sama dengan pagi sebelumnya. Kami berbagi tugas. Ada
yang memasak, ada yang mencuci piring dan baju, dan menjaga Cenna.
Semua selesai jam 6. Tentu saja kecuali Cenna. Jam-jam pagi begini
memang waktu kami mengerumuni Cenna. Bermain-main, sarapan bersama,
atau jalan-jalan di depan rumah. Hmmm... Pagi yang menakjubkan.

Craftland GIVEAWAY



Buat teman-teman yang gemar dan doyan sekali sama giveaway. Yuukk yak yuukkk ikutan giveaway ini. Hadiahnya itu lhoooo.. Bikin mata saya berbinar-binar, bibir saya ileran, sampai terbawa mimpi saya menjadi pemenang giveaway ini.. Hahahaha.. Bagian ini, serius lho yaa! :))

Yuk tunggu apa lagi. Mumpung masih hari Senin, masih semangat, dan tentunya masih banyak yang ingin diraih di pekan ini bukan?
Silakeun mampir ke blognya Ammi & Abi yaahhh.. Dijamin ngiler!


*Posting ulang
** Jadi ceritanya, semalam saya utak atik hp supaya bisa posting lewat Blackberry. :p
Klik sana sini. Beressss...!  Kemudian, saya tes. Tarraaaa.. berhasil!
Karena cuma tes, jadi dihapus. Tapiiii yang dihapus malah postingan sebelumnya...
Gara-gara salah klik! >.<

My First Owlie

Wiken kemarin, saya menyempatkan diri membuat tiga item ini. Mendadak. Nggak tahu kenapa, saya jadi 'tergila-gila' dengan aktivitas ini. Apalagi setelah (sedikit) berhasil membuat boneka owlie itu tuuuhhh.. Semangat saya semakin membara.
Tapiiiii.. Ada tapinya nih.. Saya selalu saja tidak pede alias tidak percaya diri. Mau mix and match warna, nanya suami. Mau model-model jahitan, nanya suami. Duuhhh, suami merangkap guru ini namanya.Hehehe..

Crafting buat saya adalah dunia baru. Dunia baru yang baru juga dicintai dan digilai.. ^_^

Berharap suatu saat bisa mengisi Koleksi Kami  dengan hasil hasta karya sendiri. Aaamiiiinnn. Bukankah semuanya butuh proses? Bukankah semua butuh belajar? Butuh waktu, butuh tenaga, dan uang?
Daaaann.. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin?

Owlie ini adalah karya perdana saya, teman-teman. Monggo, dikasih kripik, eh, kritik.. ^_^





Soft Launching: www.koleksikami.com


Sejak ada rencana resign dari kantor yang sekarang, saya merasa sedikit nervous. Bude yang biasa bantu menjaga Cenna akan pulang kampung akhir Januari ini. Paling telat, awal Februari.  Artinya, saya bakalan mengurus Cenna dan tetek bengek rumah tangga sendirian.
Selama Cenna lahir, saya belum pernah sehari pun mengurus segala hal berumah tangga sendirian. Maksudnya begini. Waktu masih cuti melahirkan selama tiga bulan, saya tinggal di rumah ibu. Namanya tinggal sama ibu, apa-apa masih dihandle ibu. Apalagi Cenna cucu pertama. Jadi ditimang-timaaang banget. 
Begitu masuk kerja, ada bude yang ikut ke ibu kota sampai hari ini. Dan akhir bulan iniiiii, bude akan pulang kampung! Jelas saja saya nervous! Saya ragu, kira-kira bisa nggak ya saya mengurus semuanya sendirian?? Sanggup nggak ya? Tapi hati kecil saya berkata, InsyaAllah bisa.. Aaamiiin! 


Karena saya bakalan jadi full time mother, saya pun memutar otak. Apa saja yang bisa saya lakukan sebagai seorang ibu dengan satu anak yang menghabiskan waktu 1 x 24 jam di rumah? 
Jualan online! 
Ide ini yang muncul pertama kali. 
Saya pun mengajukan 'proposal' pada suami tercinta untuk meneruskan website online shopping yang sempat terbengkalai. Suami setuju. Kami diskusi tentang barang-barang yang akan kami jual. Pengiriman dan pembayarannya. Termasuk kesibukan yang bakalan saya hadapi sendiri. 
Saya bilang, saya sanggup! InsyaAllah, sanggup! 
Diskusi tentang barang yang akan dijual tidak terlalu lama karena Alhamdulillah, dari awal pembuatan website online shopping, kami sudah memilih nama domain yang fleksibel.. 



Di 'rumah' itulah saya memulai usaha kecil ini. Masih belum lengkap. InsyaAllah, item akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Mohon doa dari teman-teman blogger semua yaaahhh... Semoga lantjar djaja dan laris manis.. Aamiiinn! ^_^

Aktivitas lainnya, Alhamdulillah saya dapat tawaran kerja dari rumah. Yang ini benar-benar kejutan dari Allah. Pekerjaan yang memang saya idam-idamkan. Apa ituu? Ra-ha-sia..!
Yang pasti, dengan adanya tawaran ini, saya harus segera mencari asisten.. :)

Over all.. Yang terpenting dari semua ini adalah keinginan untuk mengasuh anak secara full akhirnya terealisasi. Pun halnya dengan keinginan untuk bekerja dari rumah.
Rasa syukur tak terhingga pada Illahi Robbi yang selalu saja memudahkan segalanya. Alhamdulillah. Allah itu sesuai dengan persangkaan hambaNYA.. Saya selalu percaya bahwa rejeki Allah, apapun bentuknya, bisa datang dari segala penjuru yang tidak pernah kita duga..

Hmmm.. Menulis ini, tiba-tiba saja ingat dengan nasihat suami untuk sering-sering bersedekah, sering-sering sholat Dhuha, dan jangan pernah bosan meminta kepadaNYA. Hanya kepadaNYA.
"Meminta padaNYA itu gratis. Sudah gratis, berpahala pula.."

Fa-biayyi aalaa'i Robbi kuma tukadzdzibaan...
(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

7 Januari..


Tahun baru semangat baru. Tahun baru resolusi baru. Tahun baru pekerjaan baru. Begitu slogan dari beberapa status yang saya baca di sosial media. Gegap gempita di mana-mana menyongsong kedatangan kalacakra berputar menuju angka 2012. Bagaimana dengan saya? Tolong jangan tertawa, saya benar-benar tidur lelap sampai pagi. Keterlaluan. Mungkin begitu komentar mereka yang merayakan malam tahun baru. Tapi bagi saya, why not? It's my life. Saya lah yang berhak menentukan sikap atas apa yang nantinya akan saya pertanggungjawabkan. Pun yang akan dan telah saya lakukan. Jadi, sah-sah saja dong saya tidur lelap sampai pagi di malam tahun baru.. :p

Lalu, apa hubungannya tahun baru dengan 7 Januari? Tidak ada hubungannya.
Saya hanya menjadikan 7 Januari sebagai penanda tanggal saya dilahirkan, yang kebetulan tidak berselang lama dengan perayaan tahun baru. Mumpung masih hangat, jadi saya tulis di blog. Itu saja.
Tidak ada acara special untuk memeringati 7 Januari. Tidak ada kado. Tidak ada ucapan selamat ulang tahun di rumah. Saya dan suami memang tengah berusaha untuk tidak mengenalkan budaya perayaan tahun baru dan ulang tahun di dalam keluarga kecil kami. Kalau mau memberi kado, ya terserah kapan waktunya. Tidak harus menunggu tanggal ulang tahun. Lama sekali kalau mau memberi kado hanya ketika kita berulang tahun. :))

Kado spesial sudah diberikan suami tercinta di penghujung tahun 2011. Spesial bagi saya, belum tentu spesial bagi yang lain, bukan?
Semoga sesegera mungkin menguasai hadiah yang suami berikan. Jadi bisa menghasilkan sebuah karya. Syukur-syukur dari hadiah itu lah saya menjadi working mom yang melakukan pekerjaan dari rumah. Sambil mengurus anak, mengurus pekerjaan rumah tangga, dan tentu saja menjadi pendamping dan partner setia suami.
Working mom kan nggak harus ke kantor.. Berbisnis dari rumah juga working mom.
Next posting akan saya bahas soal ini. InsyaAllah...

*posting telat*

**Gambar dari jpmi.or.id

Gerakan 1000 Clodi untuk 100 Bayi




Akhirnya sampai juga di tahun 2012. Tahun yang sering dijadikan lelucon karena identik dengan julukan tahun datangnya ‘kiamat’. Bahkan ada filmnya segala. Lucu memang. Meski rumor ini begitu booming, bukan berarti kita kehilangan harapan di tahun 2012. Apalagi jika sampai mempercayainya. Tentu saja, berharap saja tidak cukup. Harus ada usaha keras untuk mewujudkannya. Salah satu cara agar usaha dan harapan di tahun 2012 tercapai adalah dengan membuat perencanaan matang, yakni dengan membuat resolusi. Ya, resolusi apa saja yang ingin dicapai pada tahun 2012 dan bagaimana kita akan mewujudkannya?

Resolusi saya di tahun 2012 yang paling utama selain memiliki usaha rumahan adalah melakukan aksi sosial. Berupa apa? Dengan mengumpulkan 1000 clothdiaper baru maupun bekas dan mendonasikannya ke sejumlah panti asuhan yang banyak menampung bayi dari 0 bulan sampai 3 tahun. Clothdiaper ini nantinya diberikan ke pengasuh panti asuhan agar dikenakan pada bayi yang ada di panti tersebut.

Tujuannya? Agar meringankan pekerjaan para pengasuh panti asuhan dan meringankan pengeluaran mereka. Harus diakui, di jaman serba modern ini penggunaan popok sekali pakai (pospak) sudah seperti pakaian wajib bagi bayi. Selain nyaman dipakai, diaper juga meringankan kerja para pengasuh panti karena tidak harus mengganti popok setiap kali si bayi pipis. Tapi, belakangan diketahui, pospak sering menimbulkan ruam popok dan merusak lingkungan karena kandungan bahan kimia di dalamnya. Saya membayangkan, jika ada 1000 bayi di Indonesia yang memakai pospak, dengan asumsi sehari menghabiskan empat pospak, berapa banyak sampah pospak yang terbuang? 4000! Itu hanya sehari. Bisa dibayangkan jika sampah pospak dalam waktu sebulan bahkan setahun? Belum lagi penguraian sampah pospak membutuhkan waktu yang sangat lama.

Itu baru bahaya lingkungan akibat penumpukan sampah pospak. Bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan setiap ibu rumah tangga yang mengenakan pospak pada anaknya? Setelah dihitung-hitung, dalam satu tahun, biaya yang diperlukan untuk membeli pospak lebih dari Rp3 juta. Dikalikan lagi dengan dua atau tiga tahun masa penggunaan pospak, tentu luar biasa besar. Padahal biaya ini bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.

Bahaya lingkungan dan pengeluaran besar akibat pospak, tidak berlaku jika kita menggunakan clothdiaper. Selain ramah lingkungan karena bisa dicuci ulang, clothdiaper juga ‘ramah’ pada dompet. Karena satu clothdiaper bisa dipakai hingga usia tiga tahun, bahkan bisa diwariskan pada adik si kecil kelak.

Karena kegelisahan ini, kemudian saya bermimpi dan membuat resolusi: melakukan Gerakan 1000 Clodi (clothdiaper) untuk 100 Bayi di panti asuhan. Asumsinya, setiap bayi membutuhkan 10 clodi untuk dipakai bergantian dalam keseharian. Dan saya kira, panti asuhan lebih representatif untuk diberi bantuan lebih dulu. Kalau gerakan ini berhasil, aksi berikutnya adalah memberikan donasi clodi pada ibu rumah tangga yang pendapatannya di bawah rata-rata.

Hmmm... Benar-benar mimpi yang dijadikan resolusi. Apakah saya akan dapat mewujudkan resolusi ini? Tentu saja bisa. Kenapa tidak?

Sekarang ini, internet sudah menjadi sebuah kebutuhan. Ada banyak gerakan positif yang bermula dari dunia maya dan berhasil diaplikasikan di dunia nyata. Pun halnya dengan Gerakan 1000 Clodi untuk 100 Bayi. Kampanye gerakan ini bisa dilakukan melalui social media yang sedang tren saat ini, yakni Twitter dan Facebook. Tidak hanya itu, kampanye juga bisa dilakukan melalui blog. Dari blog kemudian disebarluaskan dengan melakukan blogwalking. Semakin banyak blog walking, semakin banyak orang yang tahu dan akan semakin banyak pula donasi yang masuk. Harapannya, blogger juga berpartisipasi dengan gerakan ini.

Langkah berikutnya, tentu saja menggaet seleb twit dan seleb blog untuk ikut turut serta menyebarluaskan gerakan ini. Selain itu, aksi juga bisa dilakukan dengan menyebarluaskan info gerakan ini di berbagai milis parenting dan lingkungan.

Saya sangat optimistis langkah-langkah ini akan mewujudkan apa yang menjadi impian saya, yakni mengurangi tumpukan sampah pospak sedikit demi sedikit serta membantu bayi panti asuhan untuk mengenakan clodi.

Di luar negeri, sudah banyak yayasan atau foundation yang dibentuk khusus untuk menerima dan mengumpulkan donasi berupa clodi baru maupun bekas, dan juga donasi berupa uang kemudian dibelanjakan untuk membeli clodi. Penerima clodi bisa melakukan pendaftaran langsung (submit) di website mereka dengan mengisi biodata lengkap, jumlah anak, dan lampiran berupa kartu keluarga dan slip gaji. Dengan catatan, pendapatan mereka di bawah rata-rata (low income). Ibu yang masih hamil pun bisa mendaftar jika memang pendapatan keluarganya minim. Syaratnya, harus melampirkan surat dari dokter tentang hari perkiraan lahir dan anak yang dikandung.

Tidak hanya memberi donasi clodi. Di luar negeri juga ada lembaga khusus yang meminjami clodi secara gratis bagi keluarga yang pendapatannya rendah. Metodenya, keluarga yang dipinjami harus menjaga dan merawat clodi pinjaman sampai batas waktu pemakaian pada si kecil selesai. Begitu selesai, clodi di kembalikan lagi untuk dipinjamkan pada keluarga dengan low income lainnya. Begitu terus menurus siklusnya. Yayasan yang meminjami juga melakukan monitoring ke keluarga yang dipinjami secara berkala, hanya untuk memastikan bahwa keluarga tersebut masih menggunakan clodi dan semuanya dalam keadaan baik.

Yayasan-yayasan ini masih berdiri dan terus menerima donasi melalui website mereka, kemudian mendistribusikannya pada keluarga miskin di negaranya masing-masing.

Di Indonesia, saya belum melihat adanya langkah tersebut. Padahal gerakan kecil ini memiliki kontribusi besar untuk pengurangan sampah pospak di Indonesia. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan, siapa lagi? Untuk itu, saya bermimpi bisa menjadi voluntir gerakan ini. Kalau mereka yang di luar negeri saja bisa, kenapa kita tidak?

Semoga gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan melalui internet. Dan yang terpenting dari Telkomspeedy..

Ah, iya, tentu saja masih banyak resolusi pribadi saya yang ingin dicapai di tahun 2012 ini, antara lain menjadi ibu rumah tangga yang menjalankan usaha dari rumah. Dan lagi-lagi, usaha ini membutuhkan dukungan internet untuk marketingnya. Betapa internet sudah menjadi kebutuhan wajib untuk semua orang.

 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon