Difabilitas dan Beribadah, adakah yang Salah?



Epul adalah adik kami. Sedari kecil, dia sudah mengalami difabilitas dalam mendengar dan berbicara. Meski diberi alat bantu dengar, menurut Epul, dia tetap tidak bisa mendengar. Hanya getaran-getaran saja yang dia rasakan. Tentu saja, cerita Epul ini dia sampaikan dengan bahasa isyarat yang hanya dimengerti oleh kami.

Beranjak besar, kesadaran Epul semakin tinggi. Apalagi setiap kali dia melihat kami menjalankan ibadah sholat. Dia selalu bertanya, apa yang sedang kami kerjakan? Apakah dia juga dibolehkan untuk sholat? Bagaimana caranya? Pertanyaan itu, lagi-lagi diajukan dengan menggunakan bahasa isyarat. Pelan-pelan kami beritahu bahwa sholat adalah kewajiban orang muslim. Kemudian, kami ajari dia tentang akidah. Sampai akhirnya dia mengerti tentang ketuhanan, mengerti tentang Nabi Besar Muhammad SAW. Mengerti tata cara wudhu dan sholat. Juga tentang zakat, infak kepada orang miskin, berhaji, juga tentang bagaimana memperlakukan orang lain. Kami juga beritahu adanya surga dan neraka.

Pelan tapi pasti, Epul akhirnya mengerti dan benar-benar menjalankan apa yang kami ajarkan. Terutama ibadah sholat. Epul tahu betul kapan waktunya sholat dan sangat mematuhinya. Sholat lima waktu dia lakukan tepat waktu. Tidak jarang, dia juga sholat malam (tahajud).

Orang sekitar yang mengetahui aktivitas ibadah Epul, bertanya-tanya, bagaimana dengan bacaannya? Sedangkan Epul tidak bisa mendengar ataupun berbicara. Apa yang Epul lafalkan ketika dia sholat? Pertanyaan klise sebetulnya. Tentu saja kita tidak pernah tahu apa yang Epul baca ketika sholat, mengingat dia tidak bisa mendengar dan berbicara. Tapi, bukankah Tuhan Maha Tahu? Sudah barang tentu, hanya Allah yang mengerti apa yang Epul lafalkan saat sholat.

Salahkah jika penyandang difabilitas dalam berbicara dan mendengar melaksanakan ibadah sholat?

Sayangnya, masih banyak masyarakat kita yang meremehkan bahkan mencemooh orang seperti Epul. Mereka beranggapan bahwa sholat yang Epul lakukan hanya ikut-ikutan. Mereka tidak sadar, bahwa kadar keimanan tidak bisa diukur hanya karena Epul seorang penyandang difabilitas...

Epul hanyalah contoh kecil, bahwa masyarakat kita masih memandang sebelah mata atas keberadaan, pun kemampuan terpendam yang dimiliki kaum difabel. Masih banyak perlakuan yang kurang manusiawi yang dialami para penyandang difabilitas. Baik penyandang difabilitas yang terjadi sejak lahir, maupun yang terjadi karena kecelakaan. Tidak jarang ketika penyandang difabilitas berada di fasilitas umum, mereka mendapat ‘perhatian’ berupa tatapan rasa iba ataupun sebaliknya, tatapan menghina. Memandang sebelah mata. Ketika kaum difabel mengenyam pendidikan pun, mereka seringkali menjadi bahan olokan oleh teman-temannya.

Hal lain yang tak kalah krusial adalah tidak tersedianya fasilitas umum yang memadai bagi kaum difabel. Kondisi ini juga wujud dari masih rendahnya perhatian pemerintah terhadap penyandang difabilitas. Padahal penyandang difabilitas juga memiliki hak yang sama untuk menikmati fasilitas umum dengan penuh kenyamanan.

Masih rendahnya penyerapan tenaga kerja dari para penyandang difabilitas juga menjadi persoalan tersendiri. Pemberian porsi pekerjaan bagi para penyandang difabilitas di perusahaan-perusahaan negara maupun swasta masih teramat kecil dari yang diwajibkan dalam perundang-undangan. Lagi-lagi, hak penyandang difabilitas untuk mendapat pekerjaan terabaikan.

Hak-hak penyandang difabilitas tidak akan terabaikan jika saja pemerintah tidak abai pada keberadaan mereka.Harus ada langkah pasti dari pemerintah untuk membentuk wadah bagi mereka yang mengalami difabilitas. Sehingga ide-ide kreatif dan bakat terpendam yang mereka miliki tidak tenggelam dan hilang begitu saja.

Edukasi masyarakat dan kampanye positif juga diperlukan agar masyarakat bisa lebih menghargai para penyandang difabilitas. Tidak memandang rendah dan meremehkan kemampuan para penyandang difabilitas. Masyarakat harus ingat ada Nick Vijicic dan Hirotada Ototake yang meski tidak memiliki kaki dan tangan, namun bisa melakukan banyak hal. Bahkan sekarang Nick menjadi motivator super tingkat dunia. Lalu ada Hellen Keller, penyandang difabilitas penglihatan, pendengaran, dan berbicara yang bisa menguasai berbagai macam bahasa dan lulus dari Universitas Harvard.

Mereka memang memiliki keterbatasan dalam banyak hal, tapi mereka juga memiliki segudang kemampuan di luar batas-batas kemungkinan kita. Jika ada yang kekurangan dalam satu hal, pasti ada kelebihan di hal lain. Demikian juga dengan para penyandang difabilitas. Tidak seharusnya kita memandang sebelah mata atas keberadaan mereka. Semua sama dan semua berhak mendapatkan perlakuan yang sama.


*Gambar dari aikon.org

Giveaway Akhir Tahun



Langsung saja gan! Hahaha.

Holiday has started! Ayo manfaatkan sebaik mungkin, jadi lebih produktif. Holiday project pertama akhirnya selesai, yaitu....


Jadi ceritanya, saya ingin memanfaatkan sisa bahan dari pembuatan produk tugas studio. Nah, sekalian kemaren beli stok retsleting buat Holiday Project. Saya juga sedang ingin mengeksplor berbagai macam jahitan, seperti yang ada di sini. Hahaha. Ceritanya pengen buat kayak nirmana gitu deeeh.

Karena saya buatnya kebanyakan, ada 1 buah tempat pensil yang bakal dijadikan giveaway. Sekalian juga menyemarakkan giveaway dari Pojok Utak Atik. Hehehe...

Caranya gampang banget deh, tinggal jawab pertanyaan ini aja:
1. berapa hasil dari penjumlahan bilangan terkecil tapi bukan nol dengan bilangan terkecil tapi bukan nol juga?
2. apakah anda bersedia menyebarkan kabar baik mengenai giveaway ini?

Bagaimana pemirsa, mudah bukan untuk menjawabnya? Eits, giveaway ini hanya untuk berbagi kebahagiaan kok. Nanti tgl 30 Desember 2011 bakal diundi pemenangnya.

Nantikan giveaway versi liburan selanjutnya!


Eeeeeeitttssss... Bukan saya yang ngadain giveaway looohhhh. Ini giveaway akhir tahun Mbak Geulis Fadilah dari Bandung. ^_^

Salam kenal Mbaknyaaa...

Hadiah Math Craft Stories dari Capung Mungil


Yuuppp.. Akhirnya berkesempatan menulis kemenangan ini. Haha. Alhamdulillah, saya menjadi pemenang dalam giveaway ini.
Gimana rasanya? Senaaaaaaangg bukan kepalang.
Buku Math Craft Stories hadiah dari Mbak Cantik yang menamakan diri Dini Si Capung Mungil ini sangat menarik. Apalagi untuk anak-anak. Cenna, anak saya yang masih empat bulan saja sukaaaa sekali kalau lihat buku ini.
Gimana nggak? Warna dari gambar-gambar yang ada di Math Craft ini benar-benar ceria. Dan memang benar-benar menarik anak kecil untuk melihatnya.
Saya sangat-sangat berterima kasih pada Mbak Citra dan Mbak Dini untuk hadiah. Berharap bisa memiliki koleksi buku yang lain dari Mbak Dini. ^_^
Berharap juga bisa menjadi reseller yang baik, hanya saja, untuk saat ini saya masih disibukkan dengan ngantor, urus rumah, dan anak. Eh, suami juga lhooo :))

Yang tertarik, monggoooo dipesan langsung ke Mbak Dini ya. Nggak akan nyeseeeeelll!! Karena, selain belajar berhitung, anak kita juga diajari berbahasa Inggris. Mengenal warna dan mengenal bermacam bentuk benda,hewan, dan tumbuhan.

Btw, terima kasih banyak ya Mbak Dini dan juga Mbak Citra. :)
Very-very thankfull.. :D

Ini dia foto-foto Math Craftnya: 

Sweet Holiday Treats - Giveaways from Myurbey



Lagi dan lagi giveaway dari Innocentia. Kali ini featuring Myurbey.

Hadiahnya??
- One "Cheers" pillow
- One "Sunday" bag
- and one set of Mathryoshka ornaments
For three lucky readers !



How to win it ?

Mandatory entry :
Leave me a comment telling me that you want to enter this giveaway
==> Don't forget to include your email address <==

Additional entries (optional) :
- Follow Innocentia blog via Google Friend Connect ==> +1 point
- Follow Myurbey's Blog ==> +1 point
- Like myurbey's facebook ==> +1 point
- Follow Myurbey's twitter ==> +1 point
- Blog, share it on facebook or tweet about this giveaway ==> each +1 point
- Put this giveaway button in your sidebar ==> +1 point


TOTE BOUTIQUE GIVEAWAY


Coba ikutan giveaway dari negeri tetangga. Semoga bisa mempererat persahabatan kami. ^_^

Drama Komedi Blogfam (Sebuah Mimpi)


6 Desember 2011, komunitas pertama yang meretas batas-batas antarblogger berulang tahun. Ya, hari ini adalah perayaan ulang tahun Komunitas Blogger Family (Blogfam). Komunitas blogger tertua di Indonesia yang namanya masih menggema. Masih eksis, meski terkadang 'pijarnya' pun meredup. Wajar untuk sebuah komunitas yang sudah berusia delapan tahun. Bisa setiap tahun menyelenggarakan event saja, sudah bagus. Jarang ada komunitas, apalagi yang dimulai dari dunia virtual, bisa 'hidup' lama. Tapi tidak dengan Blogfam. Dengan kerja keras para 'penjaga gawangnya', Blogfam masih terus eksis sampai hari ini.

Dari Blogfam lah lahir penulis-penulis hebat. Juga buku-buku keren yang ditulis secara 'gotong royong' oleh para anggotanya. Dengan isi yang sangat variatif. Dari soal jomblo sampai kumpulan cerita anak.
Lomba-lomba kepenulisan pun seringkali digelar. Kopdar juga kerap terdengar. Kegiatan sosial juga sering diadakan. Banyak hal telah dilakukan Blogfam selama delapan tahun usianya. Banyak manfaat telah dirasakan oleh kita, terutama blogger.

Di usianya yang ke delapan tahun, keberadaan Blogfam sebagai 'ibu' dari berbagai komunitas blogger diharapkan lebih menggema lagi. Rasa kekeluargaan diharapkan terus bertumbuh. Agar tetap menjadi blogger family yang utuh.

Regenerasi. Ya, pergantian pengurus Blogfam juga diperlukan untuk me-refresh struktur organisasi. Menyegarkan kembali Blogfam agar tidak sampai mati suri. Pun halnya dengan bz! Blogfam Magazine yang sedang mati suri.. Majalah tempat berbagi ini sudah sejak 2008 berhenti. Sayang sekali. Majalah yang susah payah dibangun harus mati suri entah sampai kapan bisa hidup lagi... Dengan semangat meramaikan kembali Blogfam, saya hanya bisa berharap, bz! magazine beroperasi lagi.

Harapan lain, yang mungkin lebih tepat disebut mimpi, adalah menjadikan kisah susah senangnya mendirikan komunitas Blogfam dalam sebuah drama komedi seperti tayangan OB di salah satu stasiun TV swasta. Saya yakin, tidak ada yang tidak mungkin untuk mewujudkan sebuah mimpi. Karena tidak ada mimpi yang berlebihan.

Selamat berulang tahun, Blogfam. Semoga namanya terus menggema, komunitasnya terus berjaya, dan terus memberi manfaat pada semua. Aamiiin.

*Posting ini diikutsertakan dalam lomba Blog Entry HUT Blogfam ke 8.

Working Mom dan Breastpump Andalan!


Setelah menjadi working mom, perlengkapan yang saya bawa untuk ngantor pun bertambah. Tidak hanya bekal nasi untuk makan siang, tetapi juga empat botol kaca untuk menampung ASI, ice gel besar, cooler bag, dan breastpump.
Barang-barang ini wajib hukumnya untuk selalu dibawa ke kantor. Alhasil, tiap hari saya bawa dua tas. Satu tas kantor biasa dan satu tas cooler bag. Tapi yang berpenampilan begini tidak hanya saya. Banyak sekali ibu-ibu muda di KRL yang juga nenteng-nenteng  'peralatan perang' demi membawa oleh-oleh ASI untuk sang buah hati. *yaelaaahhh bahasa gue* 


Seperti yang saya tulis di sini, pada jam-jam kantor saya pumping ASI sebanyak empat kali. Jam 09.00, 12.00, 14.00,  dan 16.00 WIB.
Satu kali sesi pumping, bisa dapat ASI sebanyak kurang lebih 100ml. Semua dilakukan dengan bantuan breastpump.

Bicara tentang breastpump, saya jadi tertarik untuk berbagi cerita tentang bagaimana saya menggunakan breastpump.
Sejak mengetahui bahwa saya hamil, saya sudah mencari tahu apa saja kebutuhan ibu hamil, bayi, pasca melahirkan dan saat menyusui. Dan salah satu yang paling penting adalah breastpump. Apalagi setelah saya memutuskan untuk tetap bekerja setelah melahirkan.

Breastpump yang pertama dibeli adalah breastpump manual model jadoel. Lupa merknya apa. Bentuknya mirip terompet penjual keliling yang bunyinya 'towet-towet'. Hehe.
Not recommended laaahhh. Selain khawatir ada bakteri yang masuk, bulatan untuk menyedot ASI-nya pun super keras. Jadi butuh tenaga ekstra supaya ASI bisa keluar. Wajar sih ya, lha wong harganya saja cuma Rp13.000. :))

Breastpump kedua, saya melirik yang elektrik. Merknya Little Giant. Harganya Rp250.000. Dengan harga yang lumayan terjangkau, breastpump ini bekerja dengan baik. Paling nggak buat saya. Hasil pumpingnya pun lumayan banyak. Tapi ini sih tergantung dengan produksi ASI tiap ibu yaaa... Daaann praktis!
Kelemahan breastpump ini, agak sakit saat digunakan. Memang ada pengaturnya. Tapi, kalau saya setting dengan kekuatan terendah, sedotannya juga berkurang. Jadi, saya akali dengan menggunakan kekuatan terendah di awal pemakaian, setelah mulai terbiasa kekuatannya diperbesar. Tapi yaaa teteup sakit.. :D

Breastpump ketiga yang saya coba pakai adalah Medela Mini Elektrik. Pakai breastpump Medela saya merasa lebih praktis lagi. Selain sakitnya berkurang, hasilnya pumping ASI-nya lebih banyak, juga waktu pumping yang semakin singkat. Yaaiyyy!
Kelemahannya, suaranya berisiiiiik! Kalau pumping malam hari, si kecil terbangun gara-gara mendengar suara si Medela ini. Selain itu, penggunaan baterainya juga lebih boros.

Breastpump ke empat, saya mencoba breastpump manual merk Avent Philips. Meski manual, breastpump ini enak dipakai. Memang lumayan pegal sih, tapi nggak sakit saat digunakan. Untuk ukuran breastpump manual, Avent ini cukup cepat dipakai pumping. Hasilnya pun tidak kalah dengan yang elektrik.

So? Pilihan saya yang mana? Saya pilih Medela Mini Elektrik, kalau dekat dengan colokan listrik. Pilih Avent Philips kalau lagi nggak ada colokan listrik atau lagi mobile.

Btw, pernah satu hari saya lupa bawa corong breastpump. Rasanya pengen nangis! Akhirnya kepikiran untuk pumping dengan metode Marmet. *kapan-kapan saya tulis soal ini*
Dengan metode Marmet, ternyata hasilnya nggak kalah sama pumping pakai breastpump. Praktis pula. Hanya saja, waktu pumpingnya jadi lebih lama.

*Foto: dari koleksi pribadi.
** Hanya review pribadi setelah mencoba beberapa breastpump.
*** Kira-kira pakai Medela Swing, Medela freestyle, dan Avent elektrik gimana ya rasanya? Uni mom? Atau Core? Atau Pigeon? =))

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat


Malam takbiran tahun lalu seharusnya menjadi malam yang penuh kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Pun halnya dengan Epul. Betapa tidak, kami sekeluarga sudah berkumpul di malam takbiran. Memasak dan membuat kue. Menyiapkan ini dan itu. Dan seperti biasa, Epul yang saat itu berusia 21 tahun, berangkat ke masjid untuk salat Isya.
Namun, tidak seperti biasanya,  Epul menangis sepulang dari masjid. Air matanya bercucuran. Kami sekeluarga bingung dan bertanya pada Epul, 'ada apa?'.
Epul menjawab, sepulang dari masjid, sekelompok anak meledeknya dan mengatakan, Epul jelek karena tidak bisa bicara. Bahkan ada satu anak usia SMP yang memukulnya!
Cerita Epul ini disampaikannya dengan bahasa isyarat. Hanya kami sekeluarga dan orang terdekat yang mengerti apa maksud isyarat yang dia sampaikan.

Epul adalah adik kami yang sejak lahir memiliki disabilitas untuk bicara maupun mendengar. Bahkan hingga tahun keempat, pertumbuhannya teramat lambat. Terutama untuk duduk, berdiri, kemudian berjalan. Usia satu tahun, dia berjalan menggunakan punggungnya, bukan dengan 'ngesot'. Baru di usia tiga tahun dia bisa duduk dan bisa mengesot.
Umur empat tahun, ketika hampir semua orang tidak menyangka Epul akan bisa berjalan, Allah menunjukkan kebesaranNYA.
Sore itu, anak-anak kecil bermain di halaman rumah. Kebetulan ada ibu-ibu yang sedang mencari daun pisang. Batang daun pisang yang dibuang, dimanfaatkan anak-anak untuk bermain 'jaranan'. Ajaibnya, Epul yang saat itu baru bisa duduk dan ngesot, langsung berdiri dan mengambil batang pisang kemudian berlari. Meski hanya beberapa langkah. Karena dia sudah keburu terjatuh.
Sejak saat itu, kami terapi Epul hingga akhirnya dia bisa berjalan dan berlari normal. Bahkan bisa bermain sepeda.

Meski demikian, keadaan ini tidak serta merta mengubur niat orang lain untuk meledek atau melakukan tindakan bullying. Seperti yang terjadi pada malam takbiran tahun lalu itu. Miris hati kami mendengar cerita Epul mendapat perlakuan buruk sedemikian rupa. Dengan bahasa isyarat, Epul bertanya pada  ibu, 'kenapa saya tidak bisa bicara?'
'Kenapa Allah tidak memberikan saya kemampuan untuk bicara? Atau jangan-jangan sewaktu ibu hamil saya, ibu melakukan kesalahan?'
Pertanyaan-pertanyaan ini disampaikan Epul dengan bahasa isyarat. Susah payah kami menjelaskan pada Epul bahwa disabilitas yang dia alami adalah kehendak Tuhan. Bahwa anak-anak yang sudah meledeknya akan menerima balasan juga nantinya. Bahwa... :(

Perlakuan buruk ini tidak hanya dilakukan anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Mereka menjadikan Epul bulan-bulanan sebagai bahan candaan yang sama sekali tidak lucu. Tidak pernahkah mereka memahami bagaimana perasaan Epul diperlakukan sedemikian rupa?  Apakah mereka tidak akan tersakiti jika mereka juga menerima perlakuan yang sama? Apakah mereka akan terima jika adik atau anggota keluarga mereka juga mendapat perlakuan yang sama?

Sedemikian buruk pandangan masyarakat terhadap para penyandang disabilitas. Mereka dikebiri. Dijadikan bahan olokan dan bahan candaan. :(


Disabilitas dan Lapangan Kerja
Jumlah warga Indonesia yang memiliki disabilitas menurut data Kementerian Kesehatan sebanyak 6,7 juta orang. Namun, yang terserap lapangan kerja baru setengah persen. Setengah persen!
Sangat tidak sebanding dengan jumlah penyandang disabilitas.
Padahal menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997, setiap instansi pemerintah atau perusahaan swasta diharapkan bisa memenuhi kuota 1 persen untuk penempatan tenaga kerja penyandang disabilitas.  Hanya saja, tidak semua instansi bersedia memberi porsi lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas ini. 
Sangat disayangkan. Aturan baku yang seharusnya dipatuhi setiap instansi ternyata hanya menjadi ‘macan ompong’. Hanya tertera peraturan hitam di atas putih tanpa ada aplikasi di tengah masyarakat.
Inilah mungkin yang menyebabkan banyak penyandang disabilitas, baik dipaksa maupun atas kemauan sendiri mengais rejeki dengan cara meminta-minta.
 



Jika saja, penyerapan tenaga kerja dari para penyandang disabilitas ini lebih besar, tentu jumlah peminta-minta tidak akan sebanyak sekarang.
Jika saja, pemerintah bisa menyediakan wadah untuk membantu mereka yang memiliki disabilitas namun tidak mampu menempuh pendidikan. Jika saja, wadah tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengeksplorasi potensi dan kreativitas mereka,  tentu mereka akan lebih produktif lagi. 
Satu yang seharusnya dipahami para pemimpin negeri ini, bahwa mereka yang memiliki disabilitas tertentu, misalnya tidak dapat melihat, indera-indera yang lain bisa memerintah dan menstimulasi otak untuk memaksimalkan indera lainnya. Dan ini sudah terbukti. 

Hellen Keller misalnya. Dia adalah salah satu penyandang disabilitas penglihatan, pendengaran dan berbicara, namun dia bisa menguasai berbagai bahasa dan lulus dari Universitas Harvard!
Disabilitas lainnya juga dimiliki Hirotada Ototake atau Oto yang sejak lahir tidak memiliki tangan dan kaki. Namun berkat semangatnya yang setebal baja, dia bisa lulus kuliah dan sekarang menjadi guru.
Keberhasilan para penyandang disabilitas ini tidak lepas dari semangat membara dan kesabaran luar biasa dari mereka untuk terus belajar. Pun halnya dengan keluarga, guru, dan lingkungan yang selalu setia mendukung mereka. 
 Penyandang Disabilitas dan Kartunet
Pernahkan kita membayangkan diri kita berada di posisi para penyandang disabilitas? Bagaimana kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari sebagai seorang penyandang disabilitas? Bagaimana jika kita menjadi Hellen Keller? Atau menjadi seorang Oto?
Kartunet sebagai katalisator bagi para penyandang disabilitas sepatutnya memberi ruang seluas-luasnya bagi siapa saja yang menyandang disabilitas untuk ikut ambil bagian.
Artinya, Kartunet harus bisa mewadahi para penyandang disabilitas untuk berkreativitas dan mengembangkan potensinya. Misal, dalam hal keterampilan menjahit, membuat kerajinan tangan, bahkan di bidang IT.
Kartunet juga harus lebih menyebarluaskan informasi tentang keberadaannya, sebagai salah satu lembaga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap penyandang disabilitas. Apalagi Kartunet digawangi juga oleh mereka yang juga memiliki disabilitas. Informasi ini akan memberi semangat tersendiri bagi penyandang disabilitas lainnya yang ingin bergabung dengan Kartunet.
Tidak hanya itu, melalui program-programnya, Kartunet diharapkan bisa mengedukasi masyarakat sampai ke pelosok desa. Karena tindakan bullying terhadap penyandang disabilitas juga banyak ditemui di desa-desa.
Menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat, tentu membutuhkan media. Untuk itu, Kartunet juga harus bisa menggaet media baik cetak maupun elektronik berperan serta menyebarluaskan informasi dan mengedukasi masyarakat.




Kartunet dan Dialogue in The Darkness
Sebagai salah satu lembaga yang dipercaya untuk memberdayakan para penyandang disabilitas, Kartunet juga bisa bekerja sama dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan Nasional untuk mendirikan sebuah lembaga khusus penyandang disabilitas penglihatan.
Seperti yang dilakukan pemerintah Jerman. Mereka mendirikan lembaga khusus untuk mereka yang ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang penyandang disabilitas penglihatan. Lembaga ini diberi nama Dialog im Dunkein atau Dialogue in The Darkness. Eksebisi ini diberikan khususnya bagi para siswa di Jerman. Namun, bagi orang umum yang ingin ikut dalam eksebisi ini juga dibolehkan. 
Kegiatannya berupa tour dalam ruang gelap gulita. Setiap peserta menjalani peran sebagai penyandang disabilitas penglihatan dengan dibantu seorang guide yang tidak lain adalah penyandang disabilitas penglihatan. Mereka dibolehkan berdialog. Kegiatan para peserta berupa menyeberang jalan, bertransaksi di pasar, menaiki kapal, dan lain-lain. Semua kegiatan ini dilakukan dalam keadaan gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun.
Dengan mendirikan lembaga eksibisi ini, diharapkan mereka yang disebut sebagai manusia ‘normal’ bisa ikut merasakan hari-hari menjadi seorang penyandang disabilitas penglihatan. Harapannya, dengan merasakan ‘kegelapan’, masyarakat bisa memahami dan lebih peduli pada para penyandang disabilitas. Sehingga sirnalah tindakan bullying ataupun sikap semena-mena terhadap penyandang disabilitas di tengah masyarakat.

Sejatinya, tidak ada yang namanya manusia penyandang disabilitas, yang ada adalah manusia yang harus diperlukan secara manusiawi.
Disabilitas juga tidak melulu orang-orang yang secara fisik terlahir dengan disabilitas, tetapi juga mereka yang memiliki disabilitas akibat kecelakaan.
Dengan mengapresiasi, memberikan kesempatan kerja, serta mengeksplorasi potensi mereka, akan sangat berarti bagi mereka dan masa depan mereka.
Semoga, ada langkah pasti dari pemerintah bekerja sama dengan Kartunet untuk kebaikan dan masa depan para penyandang disabilitas. 




Semoga!

NB:
Gambar pertama diambil dari website Kartunet.com
Gambar kedua diambil dari website http://tataandika.depsos.org

Balada Ibu Bekerja


Yup! Sudah lebih dari satu bulan saya jadi working mom. Gimana rasanya? Campur aduk!

Pertama, merasa bersalah karena meninggalkan Cenna seharian. Kalau boleh memilih, lebih baik saya di rumah mengurus Cenna daripada harus meninggalkannya selama 12 jam. Hitung saja, 12 jam saya di luar rumah. Pulang kerja sudah capek. Baru main sebentar, Cenna sudah mulai ngantuk dan akhirnya minta dininaboboin. Selesai. Kebersamaan kami hanya beberapa jam, sisanya dihabiskan untuk tidur. Kecuali dia terbangun malam-malam dan ngoceh.
Kedua, dorongan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Jelaslah kiranya kenapa akhirnya saya harus kembali bekerja. Meski entah sampai kapan. Karena saya ingin memiliki tabungan lebih yang kelak bisa digunakan untuk biaya sekolah Cenna, juga biaya-biaya lainnya.

Dua-duanya tentu saja muaranya untuk Cenna, untuk anak. Mau tinggal di rumah, mau kerja, semuanya pasti demi anak. Tapi, dua-duanya tetap punya konsekuensi masing-masing.
Harapannya sih, nggak lama lagi saya bisa kerja dari rumah. Jadi bisa sekalian mengurus Cenna. Aaamiiiin! 

ASI dan Bingung Puting
Ada sebagian teman yang bertanya, kalau kerja, lalu ASInya gimana?
Hmmm.. Pertanyaan yang wajar. Karena memang sangat tidak memungkinkan membawa bayi ke kantor. Jadi solusinya, ASInya diperah. Oleh-oleh setiap hari ya ASI perah alias ASIP. Tidak terlalu banyak, tapi juga tidak bisa dibilang sedikit. Alhamdulillah, masih bisa membawa pulang 350-400 ml sehari.
Apalagi Cenna sedang terkena bingung puting (nursing strike). Suatu kondisi di mana si kecil lebih senang minum ASI dari dot ketimbang menyusu langsung dari sumbernya (ibu).
Sudah satu bulan lebih Cenna bingung puting. Dia mengamuk tiap kali dipangku dan disusuin. Kalaupun mau, cuma digigit. Benar-benar menolak untuk disusuin.
Sedih? Jelasss...
Sangat-sangat menyesal mengenalkan dot pada Cenna. Iri, kesal, cemburu, campur aduk tiap kali melihat Cenna minum ASIP dari dot. Rasanya ingin membuang semua dot yang ada di rumah. Tapi, bude yang jagain Cenna lebih nyaman ngasih ASIP pakai dot. Pun halnya dengan Cenna.
Berhenti berusaha? Tidak.
Saya mencoba relaktasi dengan skin to skin contact. Gagal. Cenna nangis kejer.
Relaktasi menggunakan lactation Aid. Gagal.
Pakai cup feeder, juga gagal. Karena banyak ASIP yang terbuang dan Cenna tersedak.
Pakai spout, sedotan, dot orthodontic, dot peristaltik, sendok, semuanya gagal. Memang Cenna bisa, tapi bude yang momong Cenna nggak tega. Jadi balik lagi ke dot standar.
Akhirnya, menyerahlah saya. Berusaha untuk ikhlas. Mungkin perjalanan menyusui Cenna memang harus begini.

Sekarang, satu-satunya cara untuk bisa kembali menyusi hanya dengan skin to skin contact. Hasilnya? Kadang berhasil, kadang nggak.


Nah, karena Cenna nggak mau minum ASI dari sumbernya, jadilah saya perah ASI setiap hari. Dari pagi sampai pagi lagi. Semuanya terjadwal.
Pagi:
Jam 04.00,  06.00, dan  09.00.

Siang:
Jam 12.00, 14.00,  dan 16.00

Malam:
Jam 19.00,  21.00,  23.00,  01.00, dan 04.00

Begitu terus setiap hari. Jadwal ini berlaku untuk hari Senin - Jumat. Hari Sabtu dan Minggu jadwal perah ASI lebih banyak lagi.
Kadang ada kalanya jadwal pumping  (perah ASI) di malam hari tidak dipatuhi. Ada  kalanya malah bisa hampir tiap jam. Yang penting tidak lebih dari tiga jam.
Alhamdulillah, dengan perah ASI begini, Cenna bisa minum ASI lebih banyak, antara 700-800 ml per hari. Sedangkan susu formulanya 'cuma' 100-150 ml per hari. Hari Sabtu dan Minggu Cenna bisa full ASI.

Sekarang targetnya, gimana caranya supaya Cenna bisa ful ASI setiap hari dan gimana supaya Cenna mau menyusu langsung lagi...
Kalaupun tidak bisa, semoga produksi ASI saya tetap banyak. Jadi tetap bisa memerah ASI.. Aamiiin :)

*foto dari koleksi pribadi.


Dan.. Puzzle Ku Pun Lengkap Tersusun..


Hari ini genap satu tahun usia pernikahan kami.
Masih 'bayi'. Usia kami masih dalam hitungan jari.
Masih panjang dan terjal perjalanan hidup ini.
Juga masih terlalu dini untuk berbangga hati.
Karena riak-riak gelombang permasalahan masih kerap menghampiri.
Semoga perjalanan ini berakhir indah hingga di akhirat nanti.
Aamiin.


Sejak 2010, bulan November menjadi bulan istimewa buat saya dan suami. Di bulan inilah saya dan suami melangsungkan pernikahan. Tidak ada tanggal cantik. Kami bahkan memilih tanggal 13 November yang bertepatan dengan hari Sabtu. Angka 13 yang disimbolkan sebagai angka sial. Tapi kami melawan stigma bodoh itu. Pun halnya dengan pemilihan hari.

Menikah di bulan November, maka yang harus diperhatikan adalah kekhawatiran hujan deras yang siap mengguyur kapan saja.
Benar saja, malam sebelum ijab qabul, hujan turun semalaman sampai menjelang subuh. Sempat berhenti sebentar, kemudian hujan lagi sampai pukul 8 pagi.
Jangan tanya bagaimana perasaan saya. Dag dig dug der!
Khawatir perjalanan saya menuju masjid, tempat ijab qabul kami, akan terhambat karena hujan. Atau minimal, kami akan hujan-hujanan menuju masjid.
Tapi Allah Maha Baik.. Jam 8 pagi hujan sudah berhenti. Total berhenti. Sampai akhirnya kami berikrar untuk menjadi pasangan setia sehidup semati di Masjid Baabussalam.
Sungguh hari yang teramat istimewa. Bak seorang raja dan ratu kami diusung ke pelaminan cinta.
'Maka nikmat Rabb kamu manakah yang kamu dustakan?' Kalimat ini bertalu-talu dan terngiang-ngiang mengawali perjalanan hidup berumah tangga kami.

Peran saya pun berubah. Saya bukan lagi gadis yang dulu. Saya sudah menjadi seorang istri. Dan kini, setahun kemudian, peran saya menjelma sebagai istri sekaligus ibu. Cenna, buah hati kami lahir, mewarnai hidup kami menjadi lebih hidup. Puzzle kehidupan ku mulai lengkap tersusun. Sungguh sebuah proses yang indah.

Dan di bulan November ini, satu tahun biduk rumah tangga kami berlayar. Riak duka cita melaju menembus hitungan waktu. Terkadang angin datang menerpa membuat biduk sedikit goyah.
Satu tahun.. Masih banyak kewajiban saya sebagai istri dan ibu yang belum tertunai.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya.
Rabbanaa hablanaa min azwajiinaa wa dzurriyatinaa qurrota 'ayun wa ja'alnaa lil muttaqiinaa imaamaa.. (Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertaqwa)

Dedicated to my soulmate.. On our 1st anniversary... Love you dearly.. 



Sharing Session 'Bout Cloth Diaper


Baru beberapa minggu gabung dengan Milis Popok Kain. Eh, nggak lama kemudian ada event Sharing Session aka Seminar tentang FAQ Cloth Diaper yang bertempat di FX Lifestyle X'nter di Giggle Atrium Lt F5, Senayan.
Pembicaranya, Mbak Rika - Owner Rumah Popok/Enphilia, Mbak Trisiana Tana - Owner Green Nappy, dan Teh Ninit Yunita - Penulis, Founder The Urban Mama, sekaligus pengguna cloth diaper. 
Wooowww!! Dari nama-nama yang disebutkan saja bisa ketahuan donk, kalau acaranya bakalan seru.
Benar saja...!
Sampai di lokasi, saya dan suami yang sedang kelaparan disuguhi snack pengganjal perut plus goody bag. Yeiy!! Hehe. Saya kan pemburu goody bag. *malu*
Seru lah pokoknya. Ketiga pembicara di atas menjelaskan apa dan bagaimana cloth diaper itu. Pentingnya memakai clothdiaper. Teh Ninit malah mendeskripsikannya dengan memakai pengalaman kedua anaknya
sebagai contoh. Juga perhitungan untung rugi antara memakai cloth diaper dan popok sekali pakai.
Jelas lebih untung pakai cloth diaper doooonk!
Mbak Tris menjelaskan tentang perawatan serta barbagai macam bahan cloth diaper.
Sedangkan Mbak Rika, saya kurang tahu karena datangnya telat. Sampai lokasi, Mbak Rika sudah selesai berbagi. :(
Lebih serunya lagi pas lomba para ayah memakaikan cloth diaper pada anaknya. Aduh aduh, itu bapak-bapak saking groginya, sampai kebalik balik mau pasang cloth diaper. :))

Cuma satu kekurangan acara ini, saya ndak dapat cloth diaper GERATIS! Hehehehe...

Pulang dari FX, saya dan suami melanjutkan perjalanan ke IMBEX di JCC. Mumpung masih satu lokasi. Kapan lagi coba? IMBEX di Balai Kartini sudah lewat, so kali ini nggak boleh lewat lagi.

Dan, nggak jauh-jauh dari cloth diaper, saya dan suami menyambangi beberapa booth yang menjual cloth diaper. Ada yang lagi diskon 50%, ada yang 10%. Pilihan terakhir jatuh di booth MomCare.
MomCare ini cloth diaper baru. *atau saya yang baru tahu? CMIIW*
Di booth MomCare sedang ada diskon yang lumayan, dari Rp120ribu per pcs, jadi Rp80 ribu per pcs.
Ngiler? Pastiiiiii!
Tapi kami cuma beli dua pcs. Padahal pengen nambah stok cloth diaper buat si kecil. Huhuhuhu...
Meski masih baru, cloth diaper MomCare nggak kalah lhooo sama cloth diaper yang sudah lama beredar.
Outernya pakai PUL, innernya pakai microfleece, dan dua insertnya (sepertinya) pakai GG stay dry. Bener nggak sih? Semoga nggak salah sebut :)
Warnanya juga sangat menarik. Serius! Saya naksir berat sama warna dan motif-motif MomCare.  Penasaran? Sok atuh lihat penampakan di bawah ini :)

* Kotak warna hijau itu kemasan MomCare. Oya, hasil dari beli dua pcs cloth diaper MomCare, saya juga dapat dua botol kecil berisi deterjen cair MomCare. Makasiiiiiiiiihhh...
** Pelayanannya juga oke, ramaaaahh banget.
*** Kalau owner MomCare baca review ini, wajib ngasih saya cloth diaper GRATIS niiihhh! Hehehe.. #ngarep!

Semoga ke depan, MomCare juga menyediakan cloth diaper berbahan bamboo, plus insert bamboonya. Aaamiiin.

Math Craft Stories -by Capungmungil Giveaway

 Capungmungil Giveaway on Innocentia
Okeeee.. Kembali ngeblog dan mengawalinya dengan ikutan giveaway dari blognya Mbak Citra.
Ini kali kedua saya ikutan giveaway di blognya Mbak Citra. Giveaway ini kerja sama dengan mbak cantik si Capungmungil ini. Baca-baca tentang behind the scene of Math Craft Series saya jadi terharu... Saya juga sering bermain-main dengan kain felt/flanel, tapi nggak sampai kepikiran untuk bikin Math Craft Series. Benar-benar kereeeeeeennnn!
*Ya Allah, semoga menang... Naksir berat nih sama hadiahnya, buat anakku tersayang, Cenna.. Aamiiin*

Buat teman-teman blogger yang mau ikutan giveaway ini, monggo atuh main ke sini.

Dan Kaki Mungilku Pun Membengkak...



Beberapa hari terakhir ini, saya merasakan ada sedikit perubahan di kedua kaki saya. Terutama dari mata kaki sampai punggung kaki.
Sepertinya, kedua kaki mungil saya sekarang membengkak! Yak, akhirnya saya merasakan kaki bengkak saat hamil. Memang tidak begitu terlihat. Kalau nggak benar-benar diamati, nggak akan ketahuan kaki saya bengkak. Tapi, tetap saja kaki bengkak saat hamil tua begini bikin saya khawatir.
Saya khawatir akan semakin besar pembengkakannya. Yang artinya, aktivitas saya bakal terganggu karena nggak bisa bergerak cepat. Sedangkan saya masih harus bekerja sampai waktu cuti tiba.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, jika bengkak ini menjalar ke bagian wajah dan tangan. Saya takut terkena pre-eklamsia! Fufufufu.... Jangan sampaaaiiiii!! >.<

Sependek pengetahuan saya, demi menghindari kaki bengkak saat hamil, saya sudah minum air putih lebih dari 14 gelas per hari. Tidak menahan pipis. Posisi tidur lebih banyak ke arah kiri. Daaaan... Jalan kaki atau banyakin gerak. Yang ini sih nggak usah ditanya, lha wong saya tiap hari harus jalan jauh untuk sampai kantor.
Tapi kok masih kena bengkak di kaki...?
Tidaaaakk!!

Lagi-lagi, karena minimnya pengetahuan yang saya miliki, akhirnya saya cuma mengandalkan Om Gugel untuk mencari tahu penyebab dan cara mengatasi kaki bengkak saat hamil.
Dari hasil penulusuran bersama Om Gugel, terbongkarlah penyebab kenapa kaki saya bengkak:
  1. Ternyata saya sering menyilangkan kaki saat duduk.
  2. Terkadang tidur ke arah kanan. Walaupun frekuensinya tidak sering, tapi sepertinya posisi tidur juga menjadi pemicunya.
  3. Kadang kalau pulang kerja terpaksa berdiri lama. Pertama, pas nunggu kereta datang. Kedua, nggak dapat tempat duduk. Jadi, harus berdiri dulu sampai ada orang berhati malaikat yang merelakan tempat duduknya padaku. Halah..
  4. Mungkin masih ada lagi, tapi saya nggak tahu. Monggo ditambah.. :D
Lalu, cara mengatasinya? Ini dia:
  1. Hindari berdiri dalam jangka waktu yang lama
  2. Ketika duduk usahakan telapak kaki menyentuh lantai dan menghindari duduk sambil menyilangkan kaki
  3. Melakukan streching atau peregangan sesering mungkin ketika duduk dalam jangka waktu yang lama
  4. Ketika tidur usahakan untuk berbaring ke sisi kiri, hal ini karena pembuluh darah vena ada di sebelah kanan sehingga bisa mengurangi tekanan
  5. Menggunakan alas kaki, kaus kaki atau stocking yang nyaman dan bisa mendukung kondisi tubuh
  6. Mengonsumsi air putih yang cukup minimal 8 gelas per hari, untuk membantu membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang bisa meningkatkan risiko pembengkakan.
  7. Cobalah untuk berenang atau berdiri di kolam renang sampai mencapai leher
  8. Berolahraga secara teratur
  9. Usahakan untuk tetap tenang dalam cuaca yang lembab atau panas
  10. Menerapkan pola makan yang baik dengan perbanyak buah dan sayur serta menghindari minuman berkafein dan makanan yang asin.
  11. Lakukan rendam kaki dengan air hangat yang di beri garam setiap selesai mandi selama 15 menit, lalu kompres dengan handuk kecil yang di basahi air dingin.
  12. Lakukan pijatan ringan pada daerah kaki menggunakan baby oil, pijatan dilakukan secara melingkar mulai dari telapak dan punggung kaki sampai mata kaki dan kedua betis hingga lutut.
  13. Sebaiknya ibu hamil sesering mungkin mengkonsumsi rebusan air kacang hijau.
Hmmm.. Baiklah. Akan saya laksanakan. ASAP!!
Sebelum pembengkakan ini menjalar ke mana-mana.


* Referensi dari sini dan dari sana.
** Gambar dari Mediaindonesia.com

Uneg-uneg Ibu Hamil Pengguna KRL



Jika tidak ada aral melintang, PT Kereta Api (KA) akan memberlakukan jadwal dan tarif baru untuk kereta rel listrik (KRL) per 2 Juli 2011.
KRL yang selama ini beroperasi akan berubah nama menjadi KRL Commuter Line yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ).
Sistem operasinya pun berubah menjadi single operation. Dengan berubahnya sistem operasi KRL, jumlah rute atau trayeknya pun turut berubah. Jika sebelumnya rute KRL ada 37, kini cuma lima rute.

Soal perubahan tarif juga berpengaruh pada hilangnya pengkelasan. Tidak ada lagi kelas ekonomi, ekonomi AC, dan ekspress. Semuanya sama.
Semula PT KA menetapkan tarif KRL commuter line sebesar Rp9.000 untuk lintas Jakarta – Bogor dan Rp8.000 untuk lintas Jakarta – Bekasi, Jakarta – Serpong, dan Jakarta – Tangerang.
Dengan tarif setinggi itu, perubahan pelayanan yang harus diterima pengguna KRL adalah semua KRL akan berhenti di tiap-tiap stasiun.
Artinya, tarif naik, tapi kualitas pelayanan menurun!

Namun, rencana penetapan tarif ini ditolak oleh pengguna setia KRL. Salah satunya dari www.krlmania.com. Karena besaran penaikan tarif KRL tersebut terlalu tinggi. Apalagi dengan sistem operasi baru, yakni single operation, waktu tempuh jadi lebih lama.

Setelah diadakan pertemuan antara PT KA, KRL Mania,dan Komisi V DPR, tarif KRL Commuter Line pun direvisi. Tarif rute Jakarta–Bogor sebesar Rp7.000, rute Jakarta–Depok Rp6.000, rute Jakarta–Bekasi Rp6.500, rute Jakarta–Tangerang Rp5.500, dan rute Jakarta–Serpong Rp6.000.
Tarif baru tersebut akan diuji coba mulai Kamis (30/6) dan Jumat (1/7).

Jika melihat besaran tarif terbaru (revisi), rasa keberatan saya sebagai pengguna KRL sedikit berkurang. Tapi, melihat sistem operasinya yang menggunakan single operation, saya masih keberatan. Karena KRL yang melewati Stasiun Sudirman-Tanah Abang dan sebaliknya, pada saat pulang-pergi kantor semakin berkurang. Padahal, jumlah penumpang yang mengandalkan KRL dengan rute tersebut sangat banyak.

Tentu saja, saya hanya bisa pasrah. Semua kebijakan memang sulit untuk bisa memuaskan semua kalangan. Karena bagaimana pun, sebagai entitas bisnis (perseroan terbatas), PT KA dituntut untuk memperoleh laba yang besar.

Semoga, dengan pemberlakuan tarif dan sistem operasi yang baru, PT KA bisa meningkatkan pelayanannya. Ituuuuu saja!
Tidak ada lagi 'pepes manusia kereta', keterlambatan jadwal kereta, atau yang paling parah pembatalan jadwal kereta.

Sebagai ibu hamil pengguna KRL yang masih bekerja, saya berharap tulisan warning di kursi prioritas diperbesar. Dan kalimatnya diubah menjadi: Jangan Anda duduk di Tempat Duduk Prioritas (TDP) kalau Anda BUKAN Ibu hamil, sedang gendong balita, orang cacat, dan lanjut Usia. Maksa ini mah!

Di beberapa KRL ekspress yang saya temui, tanpa tulisan itu pun, kursi TDP selalu dikosongkan. Tapi, di banyak KRL ekspress dan AC ekonomi lainnya, tidak ada yang menggubris warning di atas TDP. Malah banyak yang memanfaatkannya untuk berpura-pura tidur karena letaknya di pojokan.

Hmmm.. panjang juga uneg-uneg saya.

*Buat teman-temin yang sedang mencari jadwal KRL 2 Juli 2011, silakan menuju ke sini.
** Gambar dicomot dari mediaindonesia.com
*** Tulisan bercetak tebal dicomot dari www.krlmania.com

USG 4 Dimensi Murah Meriah (Halaaaahh..)



Kembali lagi dengan posting tentang kehamilan. Hihi. Nggak ada bosannya saya cerita tentang kehamilan. Maklumi saja yah, namanya juga baru hamil pertama. :D

Sabtu, 25 Juni 2011 kemarin, akhirnya saya mendatangi dokter yang bisa USG 4 dimensi. Entah, yang benar USG 4 dimensi atau 3 dimensi ya? Karena menurut suami tercinta, belum ada gambar 4 dimensi. Tapi kok, namanya USG 4 dimensi???
Ah sudahlah, abaikan saja..

Karena rasa penasaran ingin melihat penampakan my baby, saya dan suami memutuskan pergi ke dr. Bob Ichsan Masri, SpOG yang membuka praktik di Harmoni Obginozone Health Center, Jakarta.
Berdasarkan hasil browsing ke sana ke mari, USG 4 dimensi di obgyn inilah yang paling murah.
Tarifnya, untuk konsultasi dokter dan USG 4D Rp100 ribu. Kalau konsultasi dokter, USG 4D, dan cetak gambar dikenai tarif Rp150 ribu.
Waaaaaaoowww!!
Awalnya sempat ragu, masa' sih semurah itu? Karena di tempat lain, tarif termurah untuk USG 4 dimensi minimal Rp300 ribu - Rp400 ribu.
Hmmm... Jadi tambah penasaran!

Harmoni Obginozone Health Center
D/a Kompleks Harmoni Plaza B 30-31 Jl. Suryo Pranoto no.2 Jakarta.
Telp 021 6316043 atau 021 6330938

Berbekal peta dari Google Map, kami yakin alamat Harmoni Obginozone Health Center tidak jauh dari Halte Busway Harmoni.
Ternyata, benar! Cuma jalan kaki sekitar 200 meter dari halte Harmoni, kami sudah menemukan tempat praktik Harmoni Obginozone Health Center. Letaknya di belakang Bank UOB Buana yang bercat hijau. Tempatnya sederhana. Berbentuk ruko lama dengan penampakan biasa dan pelayanan receptionist yang juga biasa saja... :D

Sampai di lokasi sekitar pukul 08.15 WIB. Tapi dapat urutan ke tujuh. Fufufufu.. Menunggu dan menunggu. Ditambah lagi, ternyata pak dokternya datang jam 10. OMG! Semangat sekali kami..!
Tapi, menunggu dokter datang nggak membosankan juga kok. Kita bisa ngobrol sama bumil lain. Berbagi cerita, kenapa bisa ketemu dengan tempat praktiknya dr Bob. Rata-rata sih, tahu tempat dr Bob ini dari cerita teman, tapi ada juga yang dapat informasi dari internet. Hihi, seneng deeehhh ketemu yang senasib. Dapat info ini itu dari internet! :D

Jam 12 siang, saya mendapat giliran dipanggil. Dokternya cool. Pas saya masuk, dia lagi pencet-pencet blekberi! Haha. Tapi, orangnya sabar sama pasien. Apalagi menghadapi saya yang sering sotoy dan riwil ini. :D

Pertama diperiksa menggunakan USG 2 dimensi, kemudian dilanjutkan dengan USG 4 dimensi. Daaannn.. tahukah sodara, tulisan yang tertera dilayar monitor memang benar 3D, bukan 4D! Hahah

Semua anggota tubuhnya diperlihatkan dengan seksama. Jari kakinya dihitung, ada lima. Jari tangannya juga ada lima. Ginjalnya, perutnya, pahanya, semuanya! Sayangnya, ketika di-USG, my baby lagi 'ngumpet' di belakang ari-ari. Jadi wajahnya cuma kelihatan dari samping. Dia lagi asyik menghisap jempol! Hahah.. Nggak apa-apa deh, biar tetap penasaran dan jadi kejutan.
Hmmm.. Tapi, kalau dilihat dari bentuk wajahnya siiih, mirip saya. Bulet! Hihi..

Eniwei, saya puas USG 4D di dr Bob ini. Sebenarnya niat awal cuma USG 4D, tapi kondisi plasenta saya sedikit bermasalah. Ada penyempitan 0,55 mm. Jadi, saya merasa perlu untuk menebus obat yang direkomendasikan sama pak dokter ini.
Total biaya yang dikeluarkan untuk konsultasi, USG 2D + 4D, dan obat Rp275 ribu. Obatnya yang mahal, Rp125 ribu. Oya, kena biaya administrasi juga Rp10 ribu.
Tetap lebih murah kaaan?? :D

Doain yaaa, semoga penyempitan di plasentanya berkurang. Kalaupun tidak berkurang, semoga tidak bertambah lagi. Biar my baby bisa menyerap nutrisi lebih banyak lewat plasenta.

Catatan: Berat my baby sudah 1954 gram, air ketuban normal, dan kepala my baby sudah di bawah. Harus, kudu, dan wajib makan makanan yang sehat. Kurangi makan di luar.

Ayo nak, kita makan yang banyak dan sehat. Serap semua nutrisi yang masuk yaaa!!
Chaiyooo.. Kita pasti bisa! Pasti bisa..!


** Untuk tahu lebih jauh tentang Harmoni Obginozone Health Center silakan ke link ini:
- http://hohc.wordpress.com/
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6560589
- http://dewidewangga.blogspot.com/2011/04/reviewharmoni-obginozone-health-centre.html

Belanja Keperluan Bayi (part 2)


www.new-baby-and-beyond.com

Hihi.. Bumil lagi eksis nih. Jadi sering apdet blog tentang kehamilan dan tetekbengeknya. Gapapa yaaa.. Jangan bosan yaaa..

Soalnya, ke depan saya akan lebih sering posting tentang kehamilan dan kelahiran. Maklum, saya sudah hamil tua. Jadi yaaa.. begini ini. Apaaaa aja pinginnya dibagi.

Oke, melanjutkan belanjaan kemarin, hari Sabtu (19 Juni 2011) saya kembali ke Tanah Abang. Apalagi kalau bukan beli keperluan buat si kecil. Sekaligus melemaskan kaki, biar lebih banyak jalan. Halaaahh.. alasan!

Belanja kali ini tidak banyak yang dibeli. Cuma habis Rp285 ribu. Dengan uang segitu, saya dapat barang-barang ini:

  1. Satu selimut bayi bertopi
  2. Satu handuk bayi
  3. Empat slaber
  4. Kelambu bayi
  5. Dua set underwear bumil dan bra menyusui (buat ibunya)
  6. Celana bumil *ibunya lapar mata! :P

Pas di depan toko bayi, sempat terbersit belanja breast pump, cooler bag, clothdiaper dll. Tapi...batal karena saya belum survei harga untuk barang-barang itu. Huhuhu.. Bagaimanapun saya nggak mau sampe salah harga. Apalagi barang-barang itu harganya lumayan! :P

Ini dia beberapa barang yang belum terbeli:

  • Cooler bag plus botol dan jelinya
  • Breast pump
  • Clothdiaper
  • Kasur bayi
  • Tas bayi *untuk bepergian*
  • Gendongan
  • Nursing cover
  • Pembalut bersalin

Hohoho.. Ternyata masih banyak! Belum termasuk perlengkapan mandi dan makan. Waaaooww!

Tapi-tapi, serius deh, belanja keperluan bayi itu sungguh menyenangkan!!! Pingin diborong semuaaaa!

Untungnya, masih ada satu kesempatan lagi untuk belanja keperluan my baby. ^_^

Btw, ada yang bisa ngasih rekomendasi nggak ya.. Merk yang bagus dan harganya terjangkau untuk barang-barang di atas? Terutama cooler bag, breast pump, dan clothdiaper..

Kalau ada, share yaahhh... ^_^

Berat Ideal Ibu Hamil vs Berat ideal Janin

Kaget! Gimana nggak?? Saya jarang mengalami pusing-pusing. Yang paling mencolok kesemutan, itu pun kalau jongkok agak lama. Soal makanan? Saya makan ini-itu dalam jumlah banyak dan sepengetahuan saya, sudah lengkap gizinya. Ya buah, ya susu, ya daging... Meski cuma ikan dan ayam. Saya nggak doyan daging dari hewan berkaki empat.
Tapi kok.... tensi darah saya malah rendah. Cuma 80! Dan parahnya lagi, berat badan saya masih 50 kg!

Omaigat! Hamil tujuh bulan dan berat badan baru naik 5 kg dengan tensi 80!

Mendengar penjelasan ibu bidan, saya dan suami pun spikles. Terlebih suami. Dia sepertinya merasa sangat bersalah. Padahal, saya lah yang nakal.
Susah disuruh minum vitamin penambah darah! Dan picky eater itu lah pemicu utamanya! Saya terlalu pilih-pilih makanan. Huuufffttt...

Tapi...
Kata ibu bidan, janin saya normal. Sehat. Pada minggu ke 28-29 USG, berat janin sudah 1,200-an gram.

Hmmmm...

Daripada panik dan pusing sendiri, akhirnya saya mencari tahu berat ideal ibu hamil dan berat ideal janin.

Pertama, tentang berat ideal ibu hamil.
Info ini saya peroleh dari website ayahbunda.co.id. Di sana, ada tools untuk menghitung Body Mass Index (BMI) . Ternyata, BMI saya masuk kategori normal (18.5 - 25.0).
Nah, berdasarkan BMI ini, saya pun mencari tahu lebih jauh berapa kenaikan berat badan yang ideal untuk ibu hamil dengan BMI normal seperti saya...
Dan bertemulah saya dengan blognya dr Didi Kusmarjadi, SpoG. Pak dokter yang baik ini menjelaskan, wanita dengan BMI normal (18.5 - 24.9), penambahan berat yang dianjurkan adalah 12.5 - 17.5 kg.
Untuk lebih jelasnya silakan ke sini.

Hiks... ternyata saya masih punya PR untuk menaikkan berat badan 7,5 kg lagi. Huhuhu..

Namun, pencarian saya tidak berhenti di situ. Saya masih mencari lebih dalam. Mengobok-obok perpustakaan online super besar bernama GOOGLE!
Dan, bertemulah saya dengan artikel ini:

1. TRIMESTER I : 1 – 2,5 kilogram

Trimester pertama penting karena saat itu terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi janin. Pada saat yang sama, kemungkinan nafsu makan ibu berkurang karena mual-mual dan muntah. Tidak heran jika kenaikan bobot ibu pada trimester pertama tidak banyak. Bahkan kadang berat badan malah turun sekilo, dua kilo.

Jangan khawatir janin kurang nutrisi karena tubuh anda akan selalu memprioritaskan kebutuhan janin, meski harus ‘mencuri’ cadangan gizi dari tubuh anda.

2. TRIMESTER II : 5 kilogram

Pada trimester kedua nafsu makan anda biasanya pulih sehingga berat badan meningkat rata-rata 0,35-0,4 kg per minggu. Pertumbuhan janin pun ngebut. Sebagian besar berat badan anda ‘terserap’ untuk pertambahan berat janin.

3. TRIMESTER III: 4 – 5 kilogram

Meski pada minggu ke-28 pertambahan volume darah ibu hamil mencapai puncaknya, namun secara keseluruhan pertambahan berat badan pada trimester ini kembali melambat. Syukurlah, karena itu pun sudah membuat ibu hamil kepayahan membawa perut pesarnya.

Sumber: http://bundaananda.blogspot.com/2009/02/berat-badan-ibu-hamil-saat-kehamilan.html

Okaaayyy... Masih ada waktu dua bulan setengah di trisemester terakhir untuk menaikkan berat badan bumil! Semangaaatttt!!!

Lalu, gimana dengan berat janinnya? Normalkah??

Kedua, berat ideal janin.
Setelah saya searching ke sana ke mari, sekedar untuk menambah pengetahuan dan menenangkan diri, akhirnya saya menemukan tabel perkembangan janin ini.

Gambar dari http://www.infobunda.com/pages/badan/index.php
Catatan: Tabel ini adalah angka rata-rata yang dapat digunakan sebagai acuan, sementara pada prakteknya masing-masing individual dapat memiliki hasil yang berbeda.

Berdasarkan tabel di atas, terakhir USG pada minggu ke 28-29 (27 Mei 2011) berat janin saya sudah 1.200-an gram.
Alhamdulillah...
Walaupun (mungkin) ini tidak bisa dijadikan patokan yang akurat untuk menghitung berat janin yang ideal, tapi setidaknya, saya jadi lebih tenang..
Semoga ke depannya, saya dan janin selalu sehat. Lahir normal, bayi sempurna, dan dimudahkan segalanya. Amiiiiin.. :)

Belanja Keperluan Bayi (part 1)

Senangnyaaaa sudah berbelanja kebutuhan my baby. Walaupun masih ada sebagain yang belum terbeli karena keterbatasan waktu belanja, juga fisik bumil yang nggak bisa diajak kompromi untuk keliling-keliling di toko bayi. InsyaAllah, belanja part 2 bakalan terpenuhi. ^_^

Menyusuri satu demi satu toko bayi di Tanah Abang bikin ngiler dan nggak bosenin! Serius! Kalaupun saya bawa uang banyak , pasti habis. Semuanya pingin dibeli. Ibu mana sih yang nggak mau ngasih yang terbaik untuk bayinya? ;)

Untungnya, sebelum belanja saya sudah survei harga dan membuat list belanjaan. Jadi lumayan terkontrol. Bagaimana pun, ada beberapa barang yang nggak penting untuk dibeli, setidaknya saat ini. Atau, barang itu dianggap penting oleh orang lain, tapi tidak penting bagi saya. Misalnya, boks bayi, stoller, boks mandi, pemanas ASI, mainan dll. Jadi, mending ditinggalin alias SKIP THIS!

Berbicara soal belanja keperluan bayi, saya jadi kepikiran untuk berbagi harga di blog ini. Pengalaman saya kemarin, ketika berada di toko bayi malah bingung untuk memutuskan membeli barang dengan kisaran harga yang mana. Padahal list harga sudah ada di tangan. Huufft.. Akhirnya, saya cuma bisa pasrah dengan harga yang ada. Huhuhuhu...

Ini dia barang keperluan my baby yang sudah terbeli kemarin:

1. Kain bedong Avira setengah lusin 120 ribu

2. Kain bedong Hoga setengah lusin 80 ribu

3. Popok Fluffy satu lusin 85 ribu

4. Baju lengan pendek Hello Baby (3-6 bln) 6 pcs 70 ribu

5. Baju lengan panjang Hello Baby (3-6 bln) 3 pcs 50 ribu

6. Baju kutung new born Costly setengah lusin 65 ribu

7. Perlak Super Baby 55 ribu

8. Celana panjang Seagul (3-6 bln) 45 ribu

9. Waslap Tokusen 3 pcs 30 ribu

10. Gurita bayi berperekat setengah lusin 25 ribu

11. Bantal peyang (gepeng) 20 ribu

12. Tempat bedak bayi 20 ribu

13. Korset dua ban 40 ribu

14. Setelan Tatami 3 pcs 75 ribu

15. Sarung tangan dan kaki 3 pcs 25 ribu

Beberapa barang yang belum dibeli:

1. Nursing cover

2. Clothdiaper

3. Selimut bayi bertopi

4. Handuk bayi

5. Slaber

6. Pembalut bersalin

7. Baju kancing depan ibu

8. Bra menyusui

9. Breast pump

10. Cooler bag dan botol penyimpan ASI

11. Gendongan

12. Tas bayi

13. Kelambu bayi

Hmmmm... Masih ada lagi nggak ya? Ada yang mau nambahin? Atau mau ngadoin..? :P

 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon