Dibalik Piala Dunia 2010

Berhubung saya tidak bisa menyaksikan Piala Dunia 2010 live di dua stasiun televisi Indonesia, yakni RCTI dan Global TV, jadilah saya menikmatinya dengan cara berbeda.

Nobar? Bukan.
Live streaming? Ah, bukan.
Lalu?

Dengan membaca. Haha. Klise memang. Bagaimana bisa menikmati piala dunia hanya dengan membaca?
Ah, tapi saya bisa menikmatinya. Ya, tentu saja bukan menikmati bagaimana melihat Messi meliuk-liuk di lapangan hijau dan menendang bola dengan indahnya. Atau menyaksikan Kaka banjir keringat. Aww! *sigh*

Acara menikmati piala dunia kali ini, saya cukup dengan melihat klasemen. Negara mana saja sih yang sudah tersisih? Dan saya terkaget-kaget dan hampir terpingsan-pingsan baca berita Italia pulang kampung. Ha?? Italia tersisih??? *pingsan*

Fokus.

Ngomong-ngomong soal piala dunia dan bagaimana saya menikmatinya, ini dia beberapa hal yang mungkin sewajarnya dinikmati, diresapi, dan bilang..'oooh...ternyata gitu toh.." Kemudian manggut-manggut.
Ya, kita juga harus mengetahui sisi lain dari sepak bola tingkat dunia ini. Jangan cuma tahu kapan gol masuk gawang, tapi nggak mengerti apa saja sih dibalik Piala Dunia 2010?
1. Jabulani.
Ini nama bola yang selalu dikejar-kejar pemain bola se-dunia pada ajang Piala Dunia 2010. Jabulani artinya “merayakan” dalam bahasa Isizulu sebuah suku di Afrika Selatan.
Tapi, pada awal-awal pertandingan piala dunia kali ini, Jabulani dikeluhkan oleh para pemain. Ada yang bernada negatif, ada juga yang justru terpacu untuk menaklukan si Jabulani. Wow. Nice!
Pada hari-hari berikutnya, media asing memberitakan bahwa keluhan terhadap Jabulani ini dapat dijelaskan dengan lokasi pertandingan dan efek tendangannya. Di Johannesburg misalnya, bola bisa melambung lebih cepat dan lurus karena tekanan udara di sana lebih rendah. Lain halnya dengan di Durban. Begitu kira-kira.
Bagaimana sih, bentuk Jabulani?

Gambar dari: unitedindonesia.org

2. Vuvuzela
Benda yang menimbulkan suara mirip tawon dan lalat ini sudah dicaci penonton, komentator, pelatih, dan pemain sepak bola dari awal piala dunia digelar.
Haha. Padahal pada piala dunia sebelumnya juga ada suara terompet seperti ini. Hanya saja, mungkin tidak sebanyak di Afrika Selatan. Sampai akhirnya, terompet tradisional Afrika Selatan ini menuai kontroversi.
Karena, selain bikin berisik, vuvuzela juga dituding dapat menimbulkan ketulian jika kita mendengarkannya terus menerus. Jika diukur dengan satuan desibel (dB), vuvuzela bisa menghasilkan 127 dB. Wow!
Yang bikin saya tercengang adalah, cara memainkan terompet klasik dengan panjang satu meter ini cukup dengan menggetarkan bibir. Jadi penasaran ingin mempraktikan. (okok)


Gambar dari: http://blogs.reuters.com

3. Makarapa
Selain vuvuzela, aksesoris khas Afrika Selatan yang banyak dipakai suporter adalah Makarapa, yakni sejenis helm proyek yang dihias cat warna warni dan beragam motif.

Gambar dari: http://www.dailymail.co.uk

4. Zakumi
Ini adalah maskot resmi Piala Dunia 2010. Singa muda yang bersemangat dengan rambut jabrik berwarna hijau.
Sengaja nggak mau panjang lebar bahas tentang zakumi karena saya menjual boneka ini.. Made in Indonesia. Haha. Promosi booo!

Hmmm.. Baru empat ya? Masih banyak lagi yang bisa dikupas dibalik meriahnya Piala Dunia 2010.
Tentang musim yang tidak bisa ditebak, tentang Cape Town (sebuah kota yang katanya lebih hangat dan ramah ketimbang lainnya), tentang persiapan orang-orang dibalik kesiapan Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, tentang warga miskin yang dibayar murah untuk membuat maskot piala dunia.
Dan yang paling mengerikan bagi saya adalah kisah puluhan anak yang hilang selama piala dunia berlangsung. Beruntung, anak-anak yang hilang ini bisa ditemukan.
Huffft! Bukan rahasia dong, di Afrika Selatan banyak penculikan anak. Dan bukan tidak mungkin kesempatan ini dimanfaatkan para penculik. Atau para penculik ini ikut sibuk menonton piala dunia? Semoga lah ya... (worship)

Kebisuanmu

Dulu..
Kamu yang menggebu.
Mencari tahu.
Tapi kini, kamu menjauhiku dan berlalu.

Sempat ku tanyakan kabar, hanya senyap yang ku dapat.
Aku diamkan, kamu semakin hanyut dalam diam.

Semua seolah terputus.
Jaring komunikasi berteknologi tinggi pun seolah percuma.
Bagaimana bisa berkomunikasi jika jemarimu seolah tak kuasa menyentuh keyboard?
Bagaimana bisa berkomunikasi, jika handphone, satu-satunya benda yang selalu menempel di sakumu dibiarkan beku?
Gelisahmu, kebisuanmu, kegamanganmu seolah sepakat memusuhiku.

Jangan paksa aku untuk menebak-nebak apa maumu dengan berusaha memahami kebisuanmu.
Jangan pula memaksaku untuk mengerti arti perubahan sikapmu.
Aku tidak bisa melakukan itu.

Duhai kamu..
Pintuku terbuka lebar untukmu.
Tak peduli berapa pun banyaknya lukamu.

Percayalah…
Setiap masalah akan menemui jalannya sendiri..

**Ditulis untuk seorang sahabat dan kerabat*

Plurk! (Peace, love, unity, respect, and karma)

-Pagiiii... Semangaaatt! (funkydance)
-Maaf, terpaksa injek2 si Mark.. :(
-Jangan kau bohongi aku..
-Playlistnya dia cuma ada satu lagu atau gimana sih kok diputer2 mulu
-Ini mahasiswa UNM kok doyan banget tawuran sesama kampus sih? Gak ada kerjaan lain apa? gak malu apa?
-sanjungan yang memabukkan... :-P

Tulisan di atas adalah sedikit dari thread teman-teman di plurk. Nggak penting. Serius! Thread di Plurk seringkali memang sangat tidak penting. Walaupun pada hal-hal tertentu ada juga yang menulis thread serius.
Ada yang mengajak diskusi di Plurk, seperti yang dilakukan Mbak Med. I miss you, Mbak.. (cozy)
Atau mengajak kita melihat fenomena sosial dari sudut pandang yang berbeda, out of the box. Ini yang sering dilakukan Pak Ikhlasul Amal. :D Ada juga yang memasang thread menye-menye, kebeles pipit sampai cemburu sama pasangan. Bahkan ada yang cuma memasang emoticon, kemudian diberondong dengan banyak komentar.

Tapi, terlepas dari ketidakseriusan thread, Plurk sudah memberi warna tersendiri bagi saya. Lewat Plurk, saya menemukan keluarga baru dari dunia maya, menemukan komunitas ibu-ibu PKK yang sebenarnya, menemukan sahabat baru, contohnya om matahari, juga menemukan mbah ini dan ini, juga eyang xitalho.

Lewat Plurk, saya bisa mengekspresikan kesedihan, frustasi, senang, bahkan sampai menggila! Mengekspresikan apa yang saya rasakan dalam kalimat yang pendek. Karena dibatasi sampai 160 karakter. CMIIW.
Meski media sosial lain, seperti FB dan Twitter juga bisa jadi tempat berekspresi, tapi saya merasa jauh lebih nyaman dengan Plurk. (funkydance)

Seperti akronim dari Plurk sendiri, yakni peace, love, unity, respect, and karma, Plurk memang memenuhi lima kriteria tersebut.
Walaupun bebas berekspresi, membuat Thread di Plurk juga tidak boleh bermuatan SARA. Kalau menulis kangen sama Sarah sih boleh saja. :P
Ketika memberi komentar atau respons pun, sebaiknya tidak asal. Apalagi kalau sampai alay. Bisa dikepruk atau bisa jadi diberondong oleh plurker yang lain.
Kalau ingin dihargai oleh plurker yang lain, kita juga harus respek pada orang lain.
Dan karma.
Kriteria yang membedakan Plurk dengan media sosial lainnya adalah karma. Berapa karma sodara sekarang? Tergantung dari rajin atau tidaknya sodara ngeplurk setiap harinya. (haha)

Berbicara tentang 'rajin ngeplurk' saya jadi merasa tersindir sendiri. Bagaimana pun, Plurk adalah media sosial. Bisa dijadikan tempat bermain, bisa jadi tempat diskusi. Tapi, saking asyiknya ngeplurk, seringkali waktu online saya terbuang untuk Plurk.
Ya, untuk kasus ini sih tergantung orangnya. Kebetulan saja saya sudah addicted sekali dengan Plurk.
Apakah sodara juga sudah kecanduan Plurk seperti saya? (evil_grin)

Menikmati Piala Dunia 2010 tanpa Televisi

Harusnya malam ini saya duduk manis di depan televisi. Menyaksikan pertandingan perdana Piala Dunia 2010.

Harusnya malam ini saya melihat pertandingan yang dulu sangat saya gandrungi. Bersama belasan teman kos, tidur di depan TV sampai pagi.

Harusnya malam ini saya sudah memprediksi siapa yang bakal menang. Memberi dukungan pada tim sepakbola. Berteriak goooooollll...ketika jagoan saya berhasil memasukkan bola ke gawang lawan.

Tapi malam ini di kamar saya tidak ada benda bernama TELEVISI...!

Dan malam ini...

Malam ini saya bengong di kamar.
Sesekali tertawa lebar melihat thread teman-teman di plurk.
Kemudian bengong lagi.
Bingung mau mengerjakan apa.
Seharian 'berselancar' di dunia maya. Dan malam ini saya masih juga melanjutkan aktivitas yang sama.


*menghela napas dan merenungi tulisan di atas*

Saya bukan seorang pecinta acara televisi. Bukan juga seorang pecinta sepakbola sejati. Bahkan nama-nama pemain sepakbola pun hanya hafal beberapa saja.
Apa iya saya masih sebegitu gandrungnya sama sepakbola?
Hmm.... Baru sadar..
Ternyata semangat saya untuk menyaksikan piala dunia sudah menurun. Tidak membara seperti dulu.

Jadi, kalau sekarang saya nggak bisa melihat pertandingan sepakbola dunia ini, ya nggak apa-apa.
Toh, masih banyak kegiatan yang lebih penting daripada sekedar menyaksikan satu bola yang diuber-uber ke sana ke mari.

Toh, saya masih punya hiburan yang lain. Masih ada internet kalau ingin sekadar up date. Masih ada koran esok, meski sudah pasti telat.

Artinya, televisi tidak menjadi sesuatu yang harus dan kudu ada sekarang juga.

So, menikmati Piala Dunia tanpa televisi? Siapa takutttt!!


UPDATE:

Lupa sob, ini buat yang mau tahu jadwal Piala Dunia 2010. Silakan main ke blognya Mas AndyMSE.
Atau download versi EXCEL di sini.
Atau.. Kalau mau lihat versi terkerennya. Sila ke sini saja!

Jaman Wis Akhir

Jaman wis akhir. Iya, mungkin jaman sudah mendekati 'akhir' sampai-sampai banyak kejadian yang irasional. Kejadian yang tidak lazim. Fenomena yang tidak patut untuk diketahui begitu mudah dicari, disebarluaskan.

Iki jaman edan. Iya, orang-orangnya sudah edan. Pemimpinnya tidak bisa dijadikan teladan. Yang ada hanya berebut harta dan kekuasaan. Semakin sulit mencari figur yang bisa dijadikan teladan.
Tidak ada lagi keadilan. Semua bisa diperjualbelikan. Semuanya!
Sampai sulit untuk membedakan mana yang salah dan yang benar.

Melihat fenomena akhir-akhir ini, saya jadi teringat dengan sebuah lagu Jawa yang (kalau tidak salah) pernah dinyanyikan oleh Kyai Kanjeng. Judulnya Jaman Wis Akhir.

Jaman wis akhir jaman wis akhir bumine goncang
Akale jungkir Akale jungkir Negarane goncang
Jaman wis akhir jaman wis akhir bumine goncang
Akale jungkir Akale jungkir Negarane goncang

Jaman wis akhir Jaman wis akhir dunane sungsang
Makmume kintir makmume kintir imame ilang
Jaman wis akhir Jaman wis akhir dunane sungsang
Makmume kintir makmume kintir imame ilang

Jaman wis akhir jaman wis akhir langite peteng
Atine peteng atine kafir uripe ngleleng
Jaman wis akhir jaman wis akhir langite peteng
Atine peteng atine kafir uripe ngleleng

Jaman wis akhir jaman wis akhir banjire bandang
Sing mburi mungkir sing mburi mungkir sing ngarep edan
Jaman wis akhir jaman wis akhir banjire bandang
ing mburi mungkir sing mburi mungkir sing ngarep edan


Sepakat sekali dengan isi lirik lagu di atas. Kita sedang mendekati 'akhir zaman'. Semoga masih ada waktu untuk memperbaiki dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Dan semoga kita tidak ikut-ikutan terjebak dalam arus zaman yang semakin 'edan.
Semoga!

Virus Cinta Kerudung Taaj


*Jilbab ini yang saya pakai lhoooo*

Perkenalan awal saya dengan Kerudung Taaj kurang lebih satu tahun yang lalu melalui blog multiply milik Kak Lessy.
Dari link di blog Kak Lessy, saya lalu memburunya. Mencari tahu seperti apa sih bentuk Kerudung Taaj? Dan..eng ing eng! Ternyata manis-manis sekali! Semuanya ingin saya beli. Maruk ya? Iya. Hehehe.
Tanpa pikir panjang lagi, saya add button YM yang ada di website Taaj.

Di YM, saya bertanya banyak hal tentang jilbab yang saya inginkan. Cerewet sekali saya bertanya sama CS House of Taaj, kalau tidak salah dan tidak lupa namanya Mbak Irma.


Misalnya begini, 'Produk A masih ada? Kalo B masih? Yang C? yang Z mbak, masih ada? Yang model G? Ukuran S ada? Ongkos kirim ke Pangkalan Bun berapa (waktu itu saya masih di Kalimantan Tengah), berapa lama pengiriman? Ada diskon tidak? bagaimana kalo saya mau jadi reseller?' Dll...Dll...



Terbayang kan, bagaimana ceriwisnya saya?? Dan Mbak Irma dengan sabar menjawab semua pertanyaan saya. Serius, Mbak Irma saaaaabar sekali!

Setelah melalui perbincangan panjang di YM, akhirnya saya deal membeli tiga Kerudung Taaj dan otomatis menjadi member sekaligus diskon ongkos kirim. Alhamdulillah.. Barang diterima tepat waktu.

Itu sekelumit pengalaman pertama saya membeli kerudung Taaj. Pemesanan berikutnya, saya cukup menyapa di YM dan memberi tahu nomor membernya. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan puas dengan kerudung Taaj.
Karena saya merasa puas dan banyak teman yang menanyakan di mana beli kerudung cantiknya? Maka, saya juga menularkan 'virus cinta' Kerudung Taaj pada teman-teman di kantor (Kalimantan Tengah), keluarga, dan teman-teman blogger. :D

Ada pengalaman lucu dan bangga dengan Kerudung Taaj. Setelah saya pindah ke Jakarta dan bekerja di sebuah kantor di daerah Jakarta Selatan, saya masih sering menggunakan Kerudung Taaj.
Beberapa hari yang lalu, ketika saya memakai Kerudung Taaj model dual series (seperti foto di atas) bos di kantor saya langsung berkomentar.
"Jilbab kamu cantik, ethie. Casual dan modelnya unik. Merk apa?"
Hihi. Dipuji jilbabnya cantik saya cuma senyum-senyum saja.
Jadi tambah suka sama Kerudung Taaj. Jilbab trendy yang sesuai syariat Islam, karena panjang dan menutup dada.
Hayooo teman-teman blogger ada yang terkena 'Virus Cinta Kerudung Taaj'? Sumonggo..datang langsung di Facebook-nya atau website Kerudung Taaj.

*Foto dari FB Kerudung Taaj*

Alangkah Lucunya Masalah di Negeri Ini

skul Rasanya tidak berlebihan jika senias senior Dedy Mizwar memberi judul ‘Alangkah Lucunya (Negeri Ini)’ pada film terbarunya. Karena memang negeri kita penuh dengan kekonyolan, kalau tidak mau disebut ironis.
Serius. Konyol sekali!
Bandit menyelidiki bandit. Lihat saja Pansus Century. Anggota pansus ini berniat menyelidiki kasus bailout century. Tapi apa? Beberapa di antara mereka malah tersangkut kasus korupsi. Sebutlah kasus dugaan L/C fiktif Century dan kasus suap pemilihan deputi gubernur BI tahun 2004 yang menyeret beberapa nama politisi senior.
Di tengah pasang surut pengusutan kasus Century, tiba-tiba terperiksa ditunjuk menjadi Managing Director di World Bank. Dan.. Good bye Pansus Century, Good bye KPK!
Beberapa hari kemudian, tidak kalah mengejutkan, pemerintah membentuk Sekretariat Gabungan Koalisi Partai Politik dengan ARB sebagai ketua pelaksananya.
Oh yeaah.. sekarang tidak hanya pansus Century yang bubar, kasusnya pun bakal menguap. Dan uang Rp6,8 triliun batal diusut terkubur oleh setgab. Kasus pengemplang pajak pun hilang tanpa jejak. Apalagi Lumpur Lapindo!
Belum ada penyelesaian kasus Century, anggota dewan yang katanya mewakili rakyat tiba-tiba berteriak minta pembangunan gedung baru. Tidak tanggung-tanggung, biayanya Rp1,8 triliun! Alasannya gedung lama sudah miring 7 derajat. Mengalahkan kemiringan Menara Miring Pisa di Italia!
Tidak lama berselang, lagi-lagi anggota dewan yang katanya penyalur aspirasi rakyat, kembali berkoar-koar minta jatah Rp15 miliar per orang untuk daerah pemilihannya masing-masing. Totalnya Rp8,4 triliun!
Dagelan ternyata belum selesai. Di luar senayan, bandit kelas internasional diduga terlibat kasus suap pencetakan uang, pemberantasan teroris dengan cara menembak mati, utang yang menggunung, pengacara koruptor mendaftar jadi calon ketua KPK, wacana ARB jadi presiden, hahahaha... Dan rentetan kasus lainnya yang panjangnya sama dengan deret hitung matematika!

Ah iya, itu baru politik. Belum lagi masalah pengangguran, kemiskinan, anak jalanan, bencana, pemadaman, perburuhan, infrastruktur, lingkungan, kriminal, pendidikan…silakan dilanjutkan.
Masalah demi masalah terus mendera negeri ini. Dan yaa saya percaya, ini adalah bagian dari struggle of life. Masalah-masalah ini bukan untuk dihindari, melainkan dihadapi.

Semoga negeri ini tidak hanya ‘lucu’, tapi segera bergerak maju. Semoga negeri yang lama terjangkit ‘penyakit’ ini segera bangkit. Semoga dan semoga..

**Foto dari dokumen pribadi
 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon