Hadiah dari Kartunet

Alhamdulillah..

Hari Sabtu kemarin saya menerima hadiah dari Kartunet.

Nggak pernah menyangka saya menjadi pemenang pertama dalam lomba blogging semi SEO bulan November 2011 lalu dengan tema Disabilitas dan Pandangan Masyarakat.

Lomba yang hampir batal saya ikuti, justru saya juarai. Alhamdulillahirobbil aalamiin..

Jadi, Sabtu kemarin saya diminta datang ke markas Kartunet yang dinamai Kartunet Spirit Home. Lokasinya di Jagakarsa. Begitu sampai di lokasi, saya disambut Mas Riqo dkk.

Subhanallah, saya takjub luar biasa dengan mereka. Tim Kartunet ini rata-rata penyandang disabilitas penglihatan. Tapi, disabilitas yang melekat tidak menghalangi semangat mereka untuk beraktivitas layaknya orang-orang non-disabilitas.

Pas saya datang, ada dua cewek cantik Mbak Diandra dan Mariana yang sedang diskusi sembari mengetik program baru mereka.

Di ruang sebelah, ada beberapa orang yang juga sedang asyik rapat. Sebelahnya lagi, asyik siaran. Sebelahnya lagi, asyik komputeran. Di tengah-tengahnya, asyik ngobrol dengan saya. Hehe.

Benar-benar produktif. Mereka juga gokil. Nggak ada tuh wajah-wajah memelas. Wong mereka fun dan mandiri.

Persepsi saya pada penyandang disabilitas penglihatan serta merta lenyap, setelah melihat mereka.



Terima kasih Kartunet sudah membuka pikiran saya. Terima kasih sudah memberi hikmah pada saya. Dan terima kasih juga atas hadiahnya.



GET OVER THE LIMIT!!

Bye-bye Techno-despair?

Pernah nggak sih merasa berita yang berseliweran bikin kita tambah stres?

Buka Facebook, ada status tentang berita terkini dari teman-teman. Buka Twitter, ratusan kicauan dari akun portal berita bermunculan.

Berita lagi, berita lagi. Korupsi lagi, korupsi lagi. Belum lagi berita pelecehan, ketidakadilan, perampokan, pemerkosaan, kecelakaan, dan seterusnya.

Berita ini 'berterbangan' di sana sini seperti debu.

Ada yang aktual dan bisa dipercaya, ada juga yang bikin ragu dan penuh rekayasa.

BLUR!!!

Iya, kini semua berita terasa sulit untuk bisa langsung dipercaya. Menurut saya ya. Dulu, cukuplah satu koran sebagai rujukan. Sekarang? Ya koran, ya portal berita, ya televisi, tapi kok rasanya sulit sekali untuk mempercayainya.

Memang sih, tidak ada media yang independen dan bebas kepentingan. Apalagi jika kita tahu siapa orang dibalik media tersebut. Berita bernada tendensius akan mudah kita kenali.

Atau sebenarnya ada media yang bebas kepentingan? Kalau ada, saya mau diberi infonya. :)



Duh, posting saya jadi ngelantur begini.



Kembali ke soal berita dan stres yang melanda kita.

Gadget dan social media sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. Meski ada juga yang ogah bermain social media.

Bagi kita yang sudah kecanduan dengan social media, sehari nggak update Twitter itu rasanya seperti ada yang kurang. Lebay ya?

Serbuan berita yang kita dapat dari social media, dari email, BBM, dll, kata dr Judith Orloff disebut techno-despair. Kalau sudah begini, jalan keluarnya sign out dari jejaring sosial dan menjauh dari gadget sejenak.



Seperti sekarang. Saya juga sedang dilanda techno-despair. Makanya saya posting di sini. Ngelantur ke sana sini.

Setelah ini, saya mau baca novel sambil menemani Cenna tidur. Dan tentu saja, mematikan hp lebih dulu untuk sementara waktu.

Bye..!



Gambar dari tnooz.com
 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon