Bolkus Fancy Versi Panggang


Sore tadi, saya ditemani si ganteng Cenna, akhirnya mengeksekusi bolu kukus fancy. Nggak dikukus sebetulnya. Karena saya nggak terlalu suka sama kukus-kukusan. Jadi lah si bolkus fancy-nya dipanggang. Alhamdulillah, aman juga ternyata.. :D
Nah, foto di atas adalah before and after-nya.. Masih jauh dari sempurna bentuknya... Gapapa yah, yg penting rasanya enyaaaaakkk! Pede bangettt... :))
Hayuk monggo dicicipi, trus diorder ^_^

Pesanan Kue Malika

Alhamdulillah... Berkah Ramadhan kemarin, Malika Cake and Cookies menerima pesanan kurang lebih 120 toples. Diluar dugaan, mengingat kami baru berkecimpung dalam dunia baking. Pun halnya dengan saya sendiri yang masih sangat pemula dalam membuat kue.
Semoga, ini awal yang baik untuk keberlangsungan usaha kue kami. Btw, ini penampakan toples-toples yang sudah jadi. Hasil begadangan saya, suami, dan adik saya yang terakhir. Alhamdulillah... Selesai sesuai dengan target. Bakul kuenya malah terakhir bikin kue. ^_^
Terakhir, saya dan keluarga mohon maaf lahir dan batin. Selamat idul fitri, semoga kita semua masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan tahun depan. Aamiiin. Miss you Ramadhan...

Malika Cake and Cookies

Malika Cake and Cookies, begitulah kami akhirnya memberi nama usaha kecil ini. Nama Malika muncul begitu saja ketika kepikiran membuat label. Alhamdulillah, ternyata 'juragan' yang bikin desain ini juga suka dengan nama tersebut. 
Malika sendiri berasal dari Bahasa Arab yang berarti ratu. Iya, karena yang punya perempuan, jadi berharapnya menjadi ratu. Pun untuk bisnis kecil ini, kami berharap menjadi 'ratu'. 
Semoga bisnis kecil ini membawa berkah. Aamiiin. Mohon doanya yah, teman-teman semua.. ^_^

Kue Kacang


Kue kacang namanya. Katanya, termasuk dalam rumpun kue kering jadoel. Kalo menurut saya sih ini kue yang melegenda.. Hihi.. Bikin ini karena terkangen-kangen dengan rasanya yang manis dan gurih! Semoga berkenan ^_^

White Cake

White cake yang jadi kesukaan Cenna.. Habis satu potong dongs.

 Awalnya penasaran sama cake ini karena cara membuatnya yang all in one. Bener-bener penasaran. Lah,gimana nggak, biasanya resep cake masukin ini itunya serba satu per satu. Yang ini, cukup cemplung satu kali, mixer, bereeessss! Haha

Kue Kering Perdana


Sebagai pemula dalam dunia baking, bisa bikin kue kering seperti ini saja rasanya sudah senaaaangg sekali. Bangga! Apalagi rasanya, teksturnya, nggak kalah sama kue kering enak yang pernah saya cicipi. Eh iya, ini muji diri sendiri.. Haha. Maafkaaann.. :))

Bros Flanel


Belajar bikin bros flanel atau felt untuk anak-anak ternyata menyenangkan.. Banyak yang suka. ^_^
Jadi tambah semangat untuk bikin lagi dan lagi. Ini contoh beberapa bros flanel yang saya buat.  Sederhana dan penuh warna. Sayangnya, banyak koleksi yang belum sempat difoto.. huhuhu..
Kalau ada yang berminat, monggo contact saya di ethie07@gmail.com
Happy crafting!

Razi Thalib dan Dunia Digitalnya


Suasana di kedai Starbucks pagi itu sudah cukup ramai, meski saya datang terlalu pagi, setengah delapan pagi. Saya sedang menunggu seseorang sambil asyik dengan berbagai aktivitas menulis. Sekira jam sembilan, mata saya tertohok pada satu lelaki yang berjalan ke arah pintu masuk Starbucks. Saya sudah yakin pasti dialah yang saya tunggu. Razi Thalib, nama sosok itu, membalas senyum yang saya lempar untuknya, dan melangkah mendekati tempat saya duduk.

Sejenak kemudian, lelaki muda itu mulai berbagi cerita, tentang dirinya yang baru tiga tahun tinggal di Indonesia, setelah sebelumnya sukses berkarir di luar negeri. Ia banyak membagi pengalaman dan kecintaannya dalam bidang Digital Engagement. Razi Thalib adalah seorang konsultan dan pengusaha, dengan pengalaman tujuh tahun di industri media digital di Australia, khususnya untuk bidang Manajemen Produk, Strategi, dan Pemasaran. Razi memutuskan untuk kembali ke Indonesia, karena merasa negara tempatnya dilahirkan memiliki peluang besar untuk berkembang.

“Bidang Media Digital memiliki prospek sangat bagus di sini, dan saya ingin berbagi lebih banyak tentang pentingnya pemahaman media digital untuk membangun sebuah bisnis dalam jangka panjang,” ujar Razi pada Indiscript Creative. Pendiri dan pemilik Bridges and Balloons, sebuah agensi media digital di Jakarta, menyediakan sarana pendukung penuh, terutama bagi para pebisnis pemula. Dengan ditopang oleh sumber daya yang handal, agensi media digital ini membantu para pemilik bisnis untuk bisa mengembangkan bisnisnya secara positif melalui penggunaan teknologi digital.

Bagi Razi sendiri, pilihannya untuk menjadi entrepreneur diawali oleh keinginannya untuk intens dan fokus pada dunia digital. Setelah sukses membangun sistem media digital bagi Zalora Indonesia dan meningkatkan pertumbuhannya hingga 40% dalam waktu setahun, Razi mulai menoleh pada peluang untuk mengembangkan proyek-proyek yang menarik perhatiannya. “Saya ingin mengerjakan proyek-proyek yang saya senangi, dan mengembangkan sistem digitalnya agar bisa berkembang terus dalam jangka panjang,” ujar Razi yang dari ke hari personal brandingnya semakin menanjak melalui Indiscript Creative sebuah perusahaan personal branding agency

Sejumlah proyek yang sukses dia tangani antara lain adalah proyek pembuatan media digital bagi “Gerakan Indonesia Mengajar”. GIM adalah program untuk mengisi kebutuhan dalam dunia pendidikan, khususnya bagi anak-anak yang tinggal di pelosok yang tak terjangkau fasilitas sekolah dan guru yang memadai. Dengan dukungan sarana digital yang diciptakan oleh Razi, program ini semakin sukses dalam mengembangkan misinya untuk menyediakan materi pendidikan dan tenaga pengajar berkualitas tinggi bagi anak Indonesia.

Salah satu kiat Razi dalam mengembangkan sebuah bisnis melalui dukungan perangkat sistem digital, adalah dengan menggunakan konten yang rinci, namun sekaligus mudah dicerna dan menyenangkan. Konten yang disukai pelanggan, menurut Razi, adalah yang mampu menyajikan hal serius menjadi ringan dan menarik tanpa kehilangan esensinya. “Kalau kontennya fun, para pelanggan dengan senang hati akan share, twit, klik “Like”, join, komen, dan sebagainya. Termasuk tentu saja membeli produk dengan wajah penuh senyuman. Oh ya, saya juga sekarang sedang mengembangkan www.setipe.com, bagi Anda yang sedang mencari jodoh, bisa mengakses situs ini,” tutur Razi Thalib di akhir percakapan bersama Indiscript Creative yang bergerak di bidang Personal Branding Agency.

Picture taken from here. 

Membangun Industri Media Digital Bersama Razi Thalib


Tahukah Anda sosok di belakang layar yang telah menyukseskan Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) melalui dunia digital? Dialah Razi Thalib. Seorang lelaki muda yang sudah berkarier selama tujuh tahun di dunia digital Australia. Razi bergabung dengan GIM pada Oktober 2010. Saat ini, Razi memimpin konseptualisasi, pengembangan dan implementasi sistem registrasi, website dan software operasi GIM.

Tidak hanya sampai di situ. Sepulang dari Australia pun, lelaki muda yang bergelar sarjana Teknologi Informasi dari Charles Sturt University, Australia pada tahun 2003 ini mendirikan sebuah agensi media digital di Jakarta yang bernama bridges and balloons. Di agensi media digital inilah Razi memadukan talenta terbaik industri digital lokal dan internasional. Dengan ditopang oleh sumber daya yang handal, agensi media digital ini membantu para pemilik bisnis untuk bisa mengembangkan bisnisnya secara positif ataupun melalui penggunaan teknologi digital.

Razi boleh saja baru tiga tahun kembali ke Indonesia, akan tetapi keinginannya untuk menjadi entrepreneur patut diacungi jempol.Tentu saja, keinginannya menjadi entreprenuer di bidang agensi media digital itu karena Razi intens dan fokus pada dunia digital. Tidak hanya sukses dengan GIM, Razi pun sukses membangun sistem untuk Zalora Indonesia. Bahkan, saat ini, Razi pun tengah mengembangkan www.setipe.com. Sebuah situs untuk Anda yang sedang mencari jodoh. Pencapaiannya di dunia digital ini pun berbuah manis karena namanya semakin dikenal sebagai personal branding yang oke seperti yang dikemukakan Indiscript Creative sebuah perusahaan Personal Branding Agency pertama di Indonesia.

Razi juga membagi kiat suksesnya dalam mengembangkan sebuah bisnis melalui dukungan perangkat sistem digital, yakni dengan menggunakan konten yang rinci, namun sekaligus mudah dicerna dan menyenangkan. Konten yang disukai pelanggan, menurut Razi, adalah yang mampu menyajikan hal serius menjadi ringan dan menarik tanpa kehilangan esensinya. “Kalau kontennya fun, para pelanggan dengan senang hati akan share, twit, klik “Like”, join, komen, dan sebagainya,"tutur Razi Thalib saat ditemui Indscript Creative.

Bagi pembaca yang ingin tahu lebih banyak tentang Razi Thalib, saya cuplikan beberapa artikel tentang Razi yah..

Razi kembali ke Indonesia setelah 7 tahun berkarir di industri media digital Australia. Ia berpengalaman memimpin pengembangan produk2 digital dari pematangan ide sampai peluncuran dan pemasaran.

Sepulangnya ke Jakarta ia mendirikan maskapai konsultasi bernama bridges and balloons yang digunakannya untuk berkolaborasi dengan talenta terbaik industri digital lokal dan internasional. Ia meyakini pentingnya pendidikan dalam mengangkat ekspektasi pengguna untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong layanan produk lokal yang berstandar global.

Razi bergabung dengan Gerakan Indonesia Mengajar pada bulan Oktober 2010 dan saat ini memimpin konseptualisasi, pengembangan dan implementasi sistem registrasi, website dan software operasi GIM.

Razi mendapatkan gelar sarjana Teknologi Informasi dari Charles Sturt University, Australia pada tahun 2003.
Cuplikan lainnya..

Dirinya baru tiga tahun tinggal di Indonesia, setelah sebelumnya sukses berkarir di luar negeri di bidang Digital Engagement. Ia adalah seorang konsultan dan pengusaha, dengan pengalaman tujuh tahun di industri media digital di Australia, khususnya untuk bidang Manajemen Produk, Strategi, dan Pemasaran.
Pendiri dan pemilik “Bridges and Balloons”, sebuah agensi media digital di Jakarta, menyediakan sarana pendukung penuh, terutama bagi para pebisnis pemula. Dengan ditopang oleh sumber daya yang handal, agensi media digital ini membantu para pemilik bisnis untuk bisa mengembangkan bisnisnya secara positif melalui penggunaan teknologi digital. Pilihannya untuk menjadi entrepreneur diawali oleh keinginannya untuk intens dan fokus pada dunia digital.

(Sumber:http://www.indscriptcreative.com/klien/personal-branding-agency/razi-thalib/)

Picture taken from here.

Ketika Harga Bawang Naik.. Plis, Jangan Impor!


Beberapa hari terakhir ini  banyak kalangan yang dihebohkan dengan harga duo bawang; bawang putih dan bawang merah. Harga dua komoditas ini terus meroket dari hari ke hari. Tapi saya tidak ingin menyinggung soal bawang putih karena tidak tahu seluk beluk penjualannya. Saya hanya ingin membahas si bawang merah.

Minggu lalu, sekitar awal Maret 2013, harga bawang merah di tingkat produsen (petani) masih berkisar Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kg. Dengan harga segitu, petani sudah bahagia luar biasa. Gembira tak terkira. Betapa tidak? Lebih dari dua tahun harga bawang merah selalu di bawah rata-rata dan teramat jauh dari harapan para petani. Tiba-tiba saja, awal Maret 2013 harganya melambung bak balon udara. Siapa tidak gembira? Tapi berapa banyak petani yang gembira? Tentu, tidak semua petani. Karena tidak semua petani panen, tidak semua petani menanam bawang merah..

Gagal panen karena banjir dan hama, ditambah dengan harga yang selalu merosot selama dua tahun lebih telah menyusutkan semangat petani, memupus harapan petani, hingga nyaris putus asa. Hanya petani yang benar-benar menggantungkan hidupnya pada bawang merah sajalah yang masih bertahan. Atau petani yang masih memiliki modal sajalah yang mampu untuk menanam kembali, meski berulang kali 'jatuh'.

Dua tahun lebih, harga bawang merah tidak sampai Rp10 ribu per kg di tingkat petani. "Kalaupun ada, itu adalah bawang merang yang kualitas bagus. Yang besar-besar," begitu tutur ibu saya. Bahkan pernah, ibu saya menjual bawang merah dengan harga Rp3.000 per kg! Satu kuintal cuma dapat uang Rp300 ribu. Percaya tidak percaya, tapi begitulah faktanya.
Apakah pemerintah tahu soal ini? Apakah konsumen di luar Brebes mengerti kondisi ini?
Karena kondisi inilah banyak petani yang beralih minat. Mereka tidak lagi menanam bawang merah, tapi padi. Ya, setidaknya padi bisa dijadikan nasi. Kalau bawang merah? Disimpan lama-lama pun hanya akan membusuk tak ada manfaatnya.

Dengan meroketnya harga bawang merah, pedagang dan konsumen berteriak, pemerintah berupaya mencari solusi, dan pada akhirnya.. muara dari semua ini adalah akan ada yang mengiming-imingi untuk kembali mengimpor bawang merah dari luar negeri. Dengan dalih petani tidak konsisten, petani dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada, petani belum.... Betapa oh betapa...
Pemberhentian impor bawang merah ini bukannya baru saja? Tidak bisakah membiarkan petani bahagia barang dua-tiga bulan untuk menikmati harga setelah dua tahun lebih dilanda duka nestapa?? Tidak bisakah menunggu stabilisasi harga bawang merah di panen berikutnya yang hanya butuh waktu tidak sampai dua bulan? Apakah harus selalu impor dan impor lagi??
Kalau demikian adanya, bisa jadi, dua tahun dari sekarang harga bawang merah di tingkat petani akan kembali ke asalnya.. Yakni, hanya Rp3.000 per kg!!

WOW!! Angry Bird Toons Tayang di ANTV!

WOW!!
Kata-kata yang pantas untuk ANTV karena dipilih sebagai mitra Rovio untuk menayangkan serial Angry Bird Toons, 'Si Burung Pemarah' pada 16 Maret 2013 di Indonesia. Wow!!
Setiap minggunya akan ada serial baru yang ditayangkan. Total episodenya sebanyak 52 episode. Asyiiikkk!
Cenna bisa lihat Angry Bird di TV. Hehehe...
Kapan lagi coba? Angry Bird di TV kan mentok di iklannya doank. Hehehe.
Jam berapa tayang? Nah, itu diaaaa yang belum diketahui. Semoga pas jamnya anak-anak lagi main yah.

Ini berita selengkapnya!

Tahu berita ini, saya jadi penasaran dengan sejarah Si Burung Pemarah. Dan... ketemu lah sejarahnya di web Okezone.

Berikut sejarah Rovio dan Angry Birds, yang okezone rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/9/2011).

Sejarah Rovio
Dahulu Rovio didirikan pada tahun 2003, namun saat itu namanya adalah Relude. Baru setelah 2 tahun berdiri, mereka mengubah namanya menjadi Rovio, seperti yang dikenal saat ini. Rovio dibangun oleh tiga mahasiswa yaitu, Kim Dikert, Niked Hed, dan Jarno Vakevainen.

Sebelum menjadi perusahaan besar, Rovio yang dibangun oleh tiga mahasiswa ini sudah mengikuti banyak kompetisi game, salah satunya yang disponsori oleh Nokia dan HP. Titik terang kesuksesannya muncul saat game mereka yang bernama 'King of The Cabbage World" menjadi juara kategori real time multiplyer game.

Keberhasilan game 'King of The Cabbage World' ini memicu mereka untuk mulai serius menggarap dan membangun perusahaan yang berfokus pada game mobile, yang saat itu diberi nama Relude.

Salah satu kebutuhan penting perusahaan adalah dana. Ini merupakan prasyarat dan kehidupan dari setiap bisnis untuk menjalankannya. Begitu juga hal yang dihadapi oleh Rovio saat itu, demi mendapatkan dana segara, trio itu menjual game 'King of The Cabbage World' kepada perusahaan Sumea (nama saat ini Digital Chocolate). Kemudian diubah menjadi Mole War yang kemudian ternyata menjadi permainan pertama multiplayer real-time mobile yang dikomersialkan.

Setelah mendaptkan dana tersebut, Pada awal 2005, perusahaan ini memodifikasi nama perusahaan menjadi Rovio Mobile.

Sejarah Angry Birds

Pengembangan Angry Birds dimulai pada Maret 2009. Setelah penciptaan sukses dari tim pengembangan Rovio, mereka merilis game tersebut pada bulan Desember 2009 dan selanjutnya adalah sejarah. Angry Birds menjadi adalah aplikasi permainan di Finlandia nomor satu. Lalu game 'Burung Marah' ini melanjutkan ekspansinya ke Amerika Serikat (AS) dan Inggris diman Apple adalah kunci untuk membuat semuanya terjadi.

Rovio saat itu sedang mencari sebuah permainan sederhana yang bisa mereka bawa ke platform layar sentuh yang juga akan kompatibel dengan platform game lainnya. Mereka ingin mengikuti kebijaksanaan lama: "Game ini harus mudah dimainkan, tapi sulit untuk dikuasai" dan itu adalah apa yang mereka buat. 

Menguasai itu bukanlah tugas yang mudah meskipun; mencetak 3 bintang di setiap tingkatan, menemukan semua telur emas, memukul struktur tepat . Angry Birds pun cepat berubah dari gane "sederhana dan mudah" menjadi game sangat menantang dan kadang-kadang bahkan membuat frustasi!.

Sampai sekarang, Angry Birds terus itu melakukan invasi platform. Saat ini Angry Birds telah hadir di 11 platform dan berencana untuk memasuki Facebook. Rovio juga ingin menjadi merek ikonik hiburan seperti Disney dan telah mengambil tindakan untuk mempromosikan Angry Birds di Asia. 

Hadiah Giveaway

Januari kemarin dapat kiriman hadiah seru. Abis ikutan giveaway.. Dan alhamdulillah menang... ^_^

Ini dia hadiahnya...


Tote bag ini hadiah dari Cultura, yang digawangi Mbak Shinta. Seneng? Seneng banget dooongggg. Bahan kanvasnya alus dan kuat buat bawaan banyak. :D
Makasih Mbak Shinta. Tote bag ini jadi andalan saya kalo lagi pergi sama Cenna lhooo ^_^

Hadiah lainnya.. Flower pin dari Azimate Store. Cute banget lhooo... Terima kasih.. ^_^
Terakhir nih, saya juga dapat kiriman buku dari radio VHR. Judulnya Perkara Mengirim Senja. Isinya kumpulan cerita pendek persembahan untuk Seno Gumira Ajidarma. Baru baca dikit, nanti kalo udah selesai coba bikin review aahhh..
Ini penampakan bukunya. Bagus deh covernya, ilustrasinya juga, pembatas bukunya pun juga. ^_^

Gambar buku dari sini: http://www.perkaramengirimsenja.blogspot.com/

Baking.. Baking

Assalamu'alaikum..

Lama sekali nggak nulis di blog ini. Kali ini mau ngasih alasan apa ya? Sibuk? Klasik sekaliiiii...
Jadi begini, saya sedang gandrung dengan hal lain yang bikin saya ngalihkan perhatian. Iya, dari blogging, sewing, crocheting... Saya lagi senang sekali berkutat dengan dunia cooking and baking!
Yap, soal memasak sih sebenarnya sudah dari SD saya gemar ke dapur. Ngapaiin? Makan tempe :p
Nggak lah, maksudnya mau bantuin. Apa daya, masih dianggap kecil urusan dapur. Jadilah saya cuma kebagian ngemil tempe goreng :p
Baru benar-benar masak itu waktu SMP. Masakan perdananya tumis kangkung. Berhasil? Nggak dooong.
Rasanya asin. Pokoknya jauh dari peradaban dunia masakan laahhh.. Tapi tetep pede!
SMA masih terus masak, sampai kuliah, dan akhirnya menikah saya masih senang masak. Iya, variasinya masih jauh dari para expert tapi setidaknya saya sudah berusaha menyediakan makanan keluarga dari tangan saya sendiri.
Naaahh, entah kenapa akhir-akhir ini pengen banget bisa bikin kue semacam brownies, kue kering, muffin, dkk. Pernah sih pas kuliah kepikiran untuk belajar bikin kue kering. Sampe saya tulis resep-resepnya. *dulu belum internet belum seakrab sekarang* Jadi resep-resepnya saya tulis manual di buku. Tapiiii... Terkendala sama alat dan bahan. Yaiyalah, mahasiswa... :p
So, sekarang kalo ada waktu luang lebih banyak untuk browsing resep-resep kue. Kalo Cenna bisa diajak baking, saya lebih memilih baking. Dalam rangka menuju gemuk 2013 juga siiihhh.. Jadi bikin cemilan sebanyak-banyaknya untuk keluarga kecil saya... Hehehehe...

Udahan dulu yaaahhh... Belum pede kasih gambar cakenya. Masih newbie, hasilnya masih belum enak dipandang. Walaupun kata suami udah pas untuk lidah :))


Salam


 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon