Faux pas

Heks! Dua hari yang lalu, seorang sahabat [sepertinya] melayangkan Faux Pas pada saya. Entahlah dia sengaja atau tidak, tapi yang pasti sempat bikin hati saya DEGH! Oh mom... Bagaimana bisa dia bicara seperti itu pada saya??? *tsaah! bahasanya sinetron bangett*

Tapi saya buru-buru menepis, semoga dia benar-benar tidak sengaja bicara seperti itu, dia refleks ngomong begitu, atau dia lagi banyak pikiran jadi asal ngomong. Huufff... Walaupun yaaa, ada juga sedikit rasa 'sakit'.

Saya jadi terpikir, jangan-jangan saya juga pernah begitu atau malah sering melakukan Faux Pas sama teman, orang-orang yang baru saya kenal, atau dengan keluarga tapi saya sendiri nggak nyadar? wew!

Jangan-jangan, saking bebalnya saya baru nyadar setelah semuanya berlalu? Atau nyadar sih, tapi setelah orang yang saya ajak bicara bilang, 'MAKSUD LOOOO?' atau mimik orang yang saya ajak bicara tiba-tiba berubah, air mukanya jadi sedih.. Duh, gimana ya? Teman-teman juga pernah mengalaminya kan? iya kan? iya kan? (nyari teman!)

Sebab, yang beginian sering nggak sadar melontarkannya. Apalagi dengan orang-orang terdekat kita atau yang merasa dekat dengan kita. Maksud kita mungkin sekedar becanda, tapi belum tentu mereka juga beranggapan sama toh..? Maksud kita begini, tapi mereka menerimanya begitu.. Yang begini kan kita nggak bisa mengendalikannya. So, mesti hati-hati kalo ngomong, kalo SMS, kalo chating, kalo plurking..


Salah bicara yang bikin suasana jadi nggak enak ini biasanya disebut Faux Pas. Modusnya, bisa jadi memang nggak sengaja ngomong seperti itu, atau bisa jadi juga memang maksudnya seperti itu.. huff..

Biar nggak ber-negative thinking, biasanya saya berusaha berpikir sebaliknya. Berpikir, mungkin maksud dia nggak seperti itu, mungkin dia lidahnya lagi kepleset.  Bukannya, manusia tempat salah dan lupa? Intinya, berusaha untuk positive thinking..

Dan yang terakhir, mengasah sensitivitas kita. Jadi, kalau mau ngomong dipikir dulu. Kira-kira kalau saya ngomong begini, dia sakit hati nggak ya? Atau dengan mengembalikannya ke diri sendiri, kira-kira kalau saya yang mendapat omongan begini, sakit hati nggak ya? Kalau kita juga bakal merasa sakit hati, sebaiknya nggak usah dilontarkan. Pesan ibu saya, jangan mencubit kalau nggak mau dicubit.


Kalau kita yang jadi korban faux pas, effortnya kan lebih ringan karena tinggal kita mentralisir  suasana hati. Tapi kalau kita yang jadi pelaku faux pas? hmm...  Gawat! Kecuali kalau kita bisa jelasin duduk persoalan dan maksudnya. Itupun kalau kita nyadar, kalau pas lagi bebal???


*sigh* Terakhir nih, beberapa minggu lalu seseorang melontarkan kalimat yang bikin saya 'bercula' plus sedih tiada tara. Tapi mudah-mudahan itu cuma faux pas dan dia nggak bermaksud menyinggung perasaan saya atau bikin saya sedih. Yeah, I hope.

Sahabat (2) - Agus Rivolta

Tadi pagi, tiba-tiba saya teringat seorang sahabat di Pulau Sumatra sana. Kangen dan sedih tiap kali mengingatnya. Kami benar-benar lost contact. Saya cuma ingat, terakhir bertemu ketika saya selesai wisuda dan harus mengurus legalisir ijazah. Dan dia? Dia masih sibuk mengurus skripsinya..*Maaf sob, gw duluan. Nunggu lo lamaaaa*

Namanya Agus Rivolta. Nama yang bagus yang sering saya plesetkan jadi Agus Ripoltak. Dia satu-satunya sahabat cowok paling dekat yang pernah saya punya selama kuliah. Pertama kenal, ketika saya dapat tugas dari Teknokra, salah satu pers mahasiswa di Universitas Lampung. Saya ditugasi mengumpulkan bukti pembayaran SPP dari semua jurusan di FKIP untuk keperluan litbang saat itu. Dan satu di antara mahasiswa yang saya jadikan sampel adalah Gusdur Ripoltak.

Sejak itu, saya dekat dengan dia. Mulai dari bertukar buku, ke perpustakaan, SCSC, rektorat, kantin, dan pulang bareng. Saking dekatnya, banyak yang mengira kami pacaran, tapi tidak sedikit yang menyangka kami kakak beradik atau sudah bersahabat sejak SMA.

Yeah, dugaan kami kakak beradik, karena kulit kami sama-sama putih (saat itu), matanya juga hampir sama, dan cara jalan yang katanya mirip!  Untuk yang terakhir saya nggak terima. Tapi banyak yang bilang begitu. Mereka bilang, cara jalan saya dan Agus ketika menuruni tangga itu sama. Oh, noooo!! *mosok cara jalan cewek dan cowok sama*

Perkiraan saya dan Agus pacaran, ini yang bikin risih. Saya sering protes karena pamor saya sebagai cewek single jatuh lantaran dikira pacaran sama Agus. Weks, ogaaah!
ethie: Poltak, banyak cewek yang nanyain gw pacaran sama lo tuh. Ih, gw sih ogah!

Agus: Bilang aja iya. Hahahahaha..

ethie: Ogah ya pacaran sama cowok playboy cap kodok nungging kayak lo. weks! Lo udah nurunin pamor gw niih. Klarifikasi gih!

Agus: Gw juga ogah pacaran sama cewek tomboy kayak lo. Gak gw bangeeeeeeetttt... weks!

ethie: eh, tomboy sama playboy cocok tauk..  (Dan kami sama-sama tertawa)

Agus juga sosok yang tenar di kalangan cewek. Saya sampai kelabakan meladeni pertanyaan cewek-cewek genit itu.  Agus tenar karena dia memang cakep. Mirip sekali dengan Vic Zhou, aktor yang tenar di film Meteor Garden. (Pengen diaplod, tapi sayang, fotonya tertinggal di rumah...) Kedua, dia juga jago maen basket. Selebihnya, entahlah.. Yang pasti, di mata saya, dia sangat sangat baik.

Yang selalu saya ingat dari dia adalah setiap Januari, dia pasti ngasih saya dua buah coklat. Dua-duanya saya habiskan sendiri.

Hal paling memalukan adalah ketika dia tertawa terpingkal-pingkal melihat saya pakai rok ke kampus. Itu pertama kalinya saya pakai rok di kampus. Dan ternyata sukses bikin dia tertawa! Tapi lama kelamaan dia terbiasa melihat saya pakai rok.

Ada banyak kenangan indah dan lucu ketika bersamanya. Bawah pohon mahoni depan kampus FKIP Unila adalah tempat favorit kami. Di situ tempat kami berkeluh kesah, berbagi cerita, bercanda. Ah, kira-kira pohon mahoni itu masih ada nggak ya.. Dia pohon penyaksi persahabatan saya dan Agus.

Semoga suatu saat nanti kami bisa bertemu lagi. Saya tidak tahu, apakah dia masih di Lampung Utara atau sudah pulang ke Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Teman-teman Agus yang pernah saya kenal, sudah ganti nomor HP. Bener-bener lost contact..

Sob, lu dimana siihhhh??? Gw kangen tauuuk, kangen sama coklat Januarimu. Kangen sama panggilan sayang lu ke gw, kangen duduk di bawah pohon mahoni, kangen liat Gunung Rajabasa dari lantai lima rektorat.. kangeen semuanyaa...

Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi
Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Akhir perjalanan ini


by: sheila on 7

Syukur, Sabar, dan Ikhlaskan

Temans, tahu kan kalau kita diciptakan untuk berpasang-pasangan? Pasti tahu lah... Sandal aja berpasang-pasangan. Demikian juga dengan kehidupan yang kita jalani. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Ada say hello, pasti ada say goodbye. Ada hitam, ada putih. Ada gula, ada semut. Ada ethie, ada...

Itu lah hidup, ritmenya selalu berganti-ganti sepanjang kita masih bernapas, sepanjang kita masih menghirup udara, dan sepanjang jalan kenangan...

Fokuuusss!!  *pentung*

Kenapa sih seperti itu, kenapa nggak lancar-lancar aja, kenapa harus ada pertemuan kalau toh berpisah juga? Kenapa mesti seperti itu, kenapa nggak seperti ini saja?  Kenapa begini, kenapa begitu?

Temans, (ini ngomong ke diri sendiri juga lho) sekali lagi, itulah hidup sobat! Kalau nggak seperti itu, hidup kita pasti monoton. Kalau semua dilancarkan, kalau tidak ada orang yang merasa kehilangan, kalau nggak ada orang sedih, kalau nggak ada mereka yang hidup serba kekurangan, kita PASTI nggak akan punya pembanding. Dan yang pasti kita akan sulit, bahkan akan lupa untuk bersyukur.

Adanya kehilangan, kesedihan, kekecewaan, kematian, kekurangan, suka, senang, bahagia, dan kaya,  itu sebagai pengingat bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Kesedihan nggak abadi, kebahagiaan juga nggak. Semua akan terus bergulir, silih berganti..

So, emang kudu sabar, rek! Walaupun sabar itu emang susaaaaah bangett. Apalagi sabar disertai ikhlas, uh, seandainya saya bisa... Mari belajar sabar dan ikhlas..

Btw sob, kemarin-kemarin... Halah, gak jelas nih! Ya oke, tanggal 10 Juni 2009, see? Saya dapat ujian. Dibilang berat, ya berat karena memang nggak mudah saya melewatinya. Dibilang ringan, juga ringan karena masih banyak orang yang mendapat ujian lebih berat, bahkan teramat sangat berat dibandingkan saya.. Dan ujian yang saya alami ini ndak ada apa-apanya  sama mereka.  Tapi, bukankah Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNYA?

So, kembali lagi, yang diperlukan adalah bersyukur, bersabar, dan ikhlas. Mudah mengatakan, tapi sulit dilaksanakan. Dan sekali lagi, mari belajar bersyukur, bersabar, dan ikhlas..

Di tengah ujian yang saya hadapi, saya baru menyadari bahwa  saya dikarunia anak sahabat yang sangat-sangat baik.  Shabat berbagi, bercanda ria.. Ada Mbak Dian, Mbak Rika, juga Eni.. Ada Bunda Menik, Pepi, Phie, Aji, Wendut, Presty, Boodee, Ina, dan teman-teman di luar sana yang dengan sabar memberi saya dukungan, tak bosan mengingatkan agar saya mengingat kekuatan Allah.. Agar saya ikhlas..

Ada Ali, Alwan, dan Budi yang dua hari terakhir ini gitaran sambil nyanyi biar saya nggak sedih. Gitarannya gantian, nyanyinya juga gantian! Ali, teman yang bersikap konyol demi melihat saya tertawa...   Semua demi melihat saya tetap tegar dan ikhlas.. Uuhh, thanks all...

Ada Astri dan Uli, kaka beradik yang udah baiiiiik banget. Mereka berdua yang becandain biar saya  ceria, ngajak jalan-jalan, dan berbagi tentang semua hal..

Dan ada Ari Susanti, teman kuliah, yang sudah lebih dari seorang sodara. Thanks, kri! Meski jarak memisahkan kita, saya di Kalimantan dan dia di Lampung, dialah orang pertama yang saya hubungi ketika terjadi sesuatu. Dia, sahabat yang mendengarkan cerita saya meski sambil masak, sambil cuci piring, sambil ketiduran..  Dengan dia, saya berbagi suka dan duka, semuanyaaaa dari yang paling pelik sampai yang bikin menye-menye..

All, thanks for hugging me, hearing me eventhought I did something terrible..

Sedikit Refleksi Diri

Sabar. Kata yang hanya terdiri dari lima huruf ini sulit sekali diterapkan. S-A-B-A-R. Ah ya, saya sering sekali berkata, 'yang sabar ya' ketika teman bercerita tentang masalahnya.

Saya juga kerap kali berkata pada diri sendiri, 'Sabar thie, buah sabar itu sangat manis dan indah'. Selalu demikian. 'Sabaaarr' *manggil nama orang*

Tapi pada kenyataannya, spirit tinggallah spirit karena toh, saya masih saja tidak sabar. Malu rasanya ketika mengucapkan, 'yang sabar ya' tapi diri ini belum mampu menerapkan sifat Rasulullah yang indah ini.

Sampai pada suatu hari, saya tertegun dan akhirnya menangis. Apa yang sudah saya katakan pada adik di pulau sebrang sana. Saya meluapkan ketidaksabaran ketika adik berbicara panjang lebar, mengeluhkan ini dan itu,  dan tetek bengek lainnya. Sedangkan jawaban saya?

Yang saya rasakan pada saat itu, saya juga sedang dirundung kesedihan, saya di sini sendiri, saya sudah..ah, banyak ketidaknyamanan yang saya rasakan. Dan dia?? Itu yang saya rasakan, dan ketidaksabaran pun meluap. Adik saya diam, saya juga diam. Kemudian, yang ada hanya senyap.

Dua jam setelah saya telepon adik, saya membaca artikel sambil mendengarkan lagunya Kang Oppick. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba butiran bening jatuh di pipi saya. Saya baru sadar, saya bukan penyabar. Saya masih jauh dari sabar.

Tidak menunggu lagi, saya langsung telpon adik, mendengarkan apa yang dia minta, mendengarkan apa yang dia alami, dan memperbaiki kesalahan..

Saya janji, saya harus bangkit. Saya tidak mau terus menerus dirundung kesedihan karena masalah yang tak layak membuat sedih. Kesedihan yang justru mengabaikan keluarga, teman dan kehidupan lainnya. Kesedihan yang membuat kesabaran saya mengikis. Its enough.

Kemarin sore, seorang sahabat mengingatkan saya tentang kematian. Tentang teman dari sahabat saya yang dipanggil kembali olehNYA. ‘Inna lillah wa inna ilaihi raji'un' (sesungguhnya semua milik Nya dan akan kembali padaNya). Ah iya, semua pasti akan kembali padaNYA. Bukankah semua hanya pinjaman dari Allah? Termasuk semua yang ada di sekitar kita, semua yang kita miliki adalah pinjaman dan pasti akan kembali.

Bahkan napas kita yang sering kali dianggap milik kita, adalah property-NYA. Tidak ada yang bisa mengelak ketika Sang Pemilik kembali mengambilnya, pun juga tidak ada yang bisa mencegah. Kulit yang tiba-tiba mengeriput juga atas KuasaNYA. Daun yang jatuh pun atas Kuasanya. Tidak ada yang terjadi di dunia ini, selain atas kehendakNYA. Betapa kita tidak berdaya. Betapa kita tidak ada apa-apanya..

Saatnya memperbaiki diri dan meraih cintaNYA. Semoga istiqomah. Amiiin. Yuk perbaiki diri. Ada yang mau dengerin dan resapi lagunya Kang Oppick ft Gito Rolis?

Cukup Bagiku



Penuhi jiwa ini dengan satu rindu
Rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu
meski tak layak ku harap debu cintaMu
meski begitu hina ku bersimpuh


Cukup bagiku Allah segalanya untuk-ku
Di hatiku ini penuh terisi segala tentang Allah
Kepada Nabi Muhammad tercurah solawat Allah
Tiada Tuhan selain Allah cukup bagiku Allah


Hasby Robbi Jalallah
Ma fi qalby Ilallah
'Alal hadi Sollallah
Laa Ilaa ha Illallah

Ayo Dukung Bu Prita Mulyasari

Ramai orang membicarakan seorang model yang berhasil melarikan diri dari Malaysia. Ramai berita menginformasikan artis anu menggugat cerai, artis ini ganti model rambut, dan tetek bengek kehidupan yang teramat sangat tidak penting untuk diketahui khalayak.

Sementara, di pojok ruang gelap sebuah penjara wanita Tangerang, Prita Mulyasari,32 tahun, tengah kesulitan dan butuh pertolongan. Pertolongan semua orang untuk meluruskan, memberi pencerahan bahwa yang dilakukannya semata-semata hanya curahan hati, uneg-uneg atas perlakuan yang tak layak dia terima dari sebuah rumah sakit swasta -yang katanya- bertaraf internasional.

Ya Robbi..! Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dua anaknya yang masih balita di rumah bersama seorang pembantu dan suami yang juga harus bekerja di perusahaan swasta.

Anak-anaknya, Khairan Ananta Nugroho dan Ranarya Puandida Nugroho selalu mencari-cari ibundanya. Dan ayahnya terpaksa berbohong demi melihat anaknya yang belum saatnya memahami apa yang dialami ibundanya. Si bungsu yang masih membutuhkan ASI terpaksa diganti dengan susu formula. Si sulung yang sedang banyak-banyaknya bertanya tentang segalanya pasti sangat kehilangan..

Semoga Bu Prita Mulyasari  diberi ketabahan dan kekuatan. Kami semua mendukung ibu.

******




**Persoalan yang dialami Bu Prita Mulyasari berawal dari sebuah email yang dikirimkan kepada beberapa temannya sejak 2008. Entah kenapa, email curahan hati ini bisa tersebar luas di dunia maya. Hingga akhirnya Bu Prita kalah dalam persidangan dan mendekam di penjara sejak 13 Mei 2009.

** Posting seruan untuk mendukung Bu Prita.

** Lebih jelas tentang persoalan yang menimpa Bu Prita, silakan ke Ndoro ini dan Ndoro ini juga

Dari peristiwa ini, saya jadi mengambil pelajaran. Hati-hati mencurahkan isi hati kepada teman atau siapapun. Apalagi ditulis di dunia maya. Banyak orang 'jahat' di luar sana.
 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon