Where's My Next Destination?

Lebih dari satu minggu menginjakan kaki di Jakarta dan saya mulai permisif dengan hiruk pikuk ibu kota. Saya berusaha untuk tidak menyalahkan kondisi seperti ini dengan berpikir bahwa ibu kota memang tempat bagi mereka yang ingin mewujudkan mimpi menjadi nyata.

Ya, apapun lah bentuk mimpinya. Yang pasti, Jakarta memang menjanjikan segalanya kecuali, jalanan yang lengang, hutan kota, keramahtamahan penduduk, serta udara dan lingkungan yang bersih. Lima poin itu yang menurut saya sulit (kalau tidak bisa disebut tidak bisa) diperoleh di Jakarta. Atau sahabat blogger bisa menambahkan poin lainnya? Sejauh ini, saya baru menemukan lima poin itu.

Selebihnya, Jakarta memang menyediakan segalanya, mulai dari yang biasa sampai luar biasa. Mulai dari yang berdasi sampai yang hidup di pinggir-pinggir rel kereta api dan tidak sanggup makan nasi. Mulai dari gedung pencakar langit sampai gubuk-gubuk sempit beratap langit. Mulai dari kawasan elit hingga kawasan kumuh yang banyak dijangkiti penyakit.

Jakarta itu ibarat toko serba ada (toserba). Semua tersedia di sini. Komplit-plit, kecuali lima poin tadi! Huuuufffff.... *menyeka keringat*
Tapi Jakarta dengan segala kekerasan hidupnya, kesibukan manusianya, hiruk pikuknya, keunikannya, peluang usahanya, dan semuanya....tetap menarik hati kaum urban untuk menghampirinya, termasuk saya.
Ya, saya. Perempuan kecil yang sok idealis ini sebelumnya tidak pernah berpikir akan menginjakan kaki dan mengadu nasib di Jakarta. Karena kota ini terlalu angkuh untuk dijadikan my next destination. Tapi siapa menyangka, ternyata saya juga menjadi bagian dari mereka yang mengadu nasib di ibu kota! Saya telah menggadaikan keinginan untuk hidup di tempat yang semikota. *ada istilah ini nggak sih*

Semoga pilihan merantau di ibu kota tidak membuat saya kapok. Semoga...
.
.
.
......bersambung.....

Award Kasih dari Yu Bre

Menyambung postingan sebelumnya tentang blogging dan sahabat, kali ini saya kembali menerima award dari seorang Ayunda Besar Brencia. Saya biasa memanggil dia dengan sebutan Yu Bre, biar kesannya 'njowo'. Menyebut namanya, kadang terlintas bayangan sebuah barang yang namanya nggak jauh beda dengan 'Bre'. Huehehehe....

Ayunda satu ini lucu, suka becanda, dan nggilani. Bagi beberapa temen cowok yang sudah dekat dengannya pasti pernah dapat bekicot. Yaaa..paling apes dapat julukan baru lah...  Becandanya juga lumayan parah. Cuma orang-orang cuek dan punya selera humor akut dengan stadium lima yang bisa meladeni kakak satu ini. Siapa lagi kalau bukan saya dkk.. Yo nggak yu? (evil_grin)

Ini dia award dari Yu Bre.award kasih_thumb[5]. Saya nggak tahu mau dilempar ke mana lagi.  Yang mau dilempari ternyata sudah dapat award yang sama... :-p Eniwei... suwun yo yuuu... *bekicot emas*

Ngeblog Itu Nggak Ada Ruginya!

Teknologi informasi sudah berkembang begitu pesat, sampai hampir menggeser semua media tradisional. Lihat saja aktivitas berkirim surat (korespondensi) yang semakin terkikis habis. Tidak percaya? Coba sekali-kali datang ke kantor pos dan tanyakan berapa banyak masyarakat yang masih berkirim surat? Atau berapa kartu ucapan yang masih dikirim via pos?

Di Pangkalan Bun misalnya, kepala kantor pos setempat mengaku lebih banyak mengirimkan surat resmi dari kantor dinas. Demikian juga dengan kartu ucapan hari-hari besar. Jumlah masyarakat yang menggunakan jasa pos terutama pengiriman surat, sudah berkurang hingga 90%. Selebihnya, hanya kantor-kantor dinas yang masih sering berkirim surat resmi. Jasa pos yang masih berjalan normal hanya pengiriman barang.

Saya tidak menyalahkan perkembangan teknologi informasi. Saya justru senang karena saya masuk dalam penikmatnya. Tapi, saya juga kehilangan. Saya merasa kehilangan kebiasaan membaca kertas surat dari sahabat saya, saya kangen dengan bentuk tulisan tangannya, dan saya juga kangen dengan wangi kertas warna-warni yang sering mereka gunakan.*Sentimentil sekali*

Sekarang, tulisan tangan sahabat saya sudah berganti dengan pesan singkat di HP, email, wall di FB, atau tulisan panjang di blog. Meski sama penulisnya, tapi saya merasa lebih menikmati ketika membaca tulisan tangan. Membacanya, menciumi aroma wangi kertas surat sambil berbaring dengan mata menerawang.. Penuh sensasi! Hahayyy! Jadul sekali saya ini!

*Cukup ah lebainya*


Btw, kemarin, saya dapat award persahabatan dari Bunda Desri. Kami memang belum pernah bertemu langsung, belum pernah berkirim email atau chat di Ym. Apalagi berkirim surat aneka warna dan aroma. Tapi, kami saling mengunjungi di blog, saling suport, saling mengisi, saling berbagi... Semoga suatu saat bisa ketemuan ya bunda.. 9tj3eu

Persahabatan itu ibarat tangan dengan mata. Ketika tangan terluka, mata menangis. Ketika mata menangis, tangan menghapusnya. Bahkan ada yang bilang, kekayaan tidak akan bisa membeli seorang sahabat atau membayar kerugian akibat kehilangan seorang sahabat. Duuh, jangan sampai kita kehilangan sahabat..

Saya bersyukur karena banyak bertemu sahabat baik dari blog. Ternyata, ketika bertemu langsung, mereka orang-orang yang sangat menyenangkan. Nice person laah! Nggak rugi saya nge-blog. Dan memang nggak ada ruginya nge-blog. Mengasah keterampilan menulis dan menambah teman. Syukur-syukur kalau bisa dapat penghasilan dari nge-blog! Kenapa tidak?

Tidak ada yang salah dengan nge-blog atau berinternet. Sama halnya di kehidupan nyata, di dunia maya juga kita akan bertemu dengan orang-orang yang iseng, baik, lucu, tukang ngibul, bahkan orang jahat sekalipun. Di manapun kita berada, kita pasti akan tetap bertemu manusia dengan segala variasinya. Masih banyak kok blogger yang menulis dengan jujur, tapi tidak sedikit juga blogger yang suka ngibul. Pandai-pandai membawa diri saja dan tentunya, harus tetap selektif!

Rasanya, baru kemarin...

Tidak terasa, besok sudah Idul Adha. Dan untuk ketiga kalinya saya harus merayakan Idul Adha di kota kecil ini. Artinya, sudah tiga tahun saya berada di sini. Sudah mengalahkan Bang Thoyib yang hanya dua tahun meninggalkan anak dan istri.
Padahal, rasanya baru kemarin saya kebingungan memilih antara hidup di kota sendiri dan kota kecil di luar Pulau Jawa. Antara jadi guru dan kuli tinta. Antara keluarga dan pengalaman baru. Juga antara kau dan aku.
Rasanya, baru kemarin saya memutuskan sebuah pilihan berat. Tiba-tiba sekarang saya harus berhadapan dengan pilihan-pilihan yang tidak kalah beratnya.
Rasanya, baru kemarin saya dalam keterpurukan, tapi hari ini saya begitu bersemangat menjalani kehidupan. Saya seperti mendapat suntikan yang memacu adrenalin, sampai lupa makan dari kemarin.
Dan rasanya, baru kemarin musim panas, sekarang tiba-tiba hujan turun begitu deras.
Ya..rasa-rasanya..Dan beginilah rasanya..

Sebenarnya, ketika saya bercerita dengan menggunakan kalimat, 'Rasanya, baru kemarin...', saya sendiri tidak yakin. Karena kalimat itu seolah menunjukkan bahwa selama saya di sini, saya menjalaninya dengan begitu mudah tanpa ada halangan, tanpa ada cobaan. Seolah saya menjalani waktu tiga tahun dengan begitu ringan tanpa beban.
Padahal kenyataannya, tidak segampang itu.  Tidak jarang saya menangis karena merasa sendirian. Tidak ada satupun famili yang bisa saya datangi. Apalagi ketika libur seperti hari ini, saya hanya bisa menikmatinya sendiri. Kantor dan kantor lagi, kosan dan kosan lagi.
Ah ya, memang ada banyak teman di sini, tapi mereka juga punya keluarga sendiri. Saya harus tahu diri karena mereka juga punya kepentingan, punya keperluan dengan anggota keluarga yang lain.

Harusnya saya sudah kebal tapi saya juga tidak bisa menyembunyikan perasaan yang mengganjal. Saya memang kebal ketika harus memendam rindu pada keluarga dan ketika harus menepis lara yang mendera. Karena di sini, saya harus pandai membalut luka sendiri, saya harus pintar menjaga diri, saya harus bisa melakukan apapun sendiri, termasuk ketika harus mengerik badan sendiri...
Tapi..saya juga tidak bisa selamanya seperti ini!

Yah, semoga Desember yang dinanti bisa membawa saya ke luar dari kota ini, bisa membawa perubahan berarti dan lebih baik dari hari ini. Semoga!

Selamat Idul Adha 1430 H. Semoga kita bisa meneladani keikhlasan dan kebesaran hati Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Akhirnya, selamat menikmati hidangan keluarga yang pasti lezat rasanya.

Make Money Blogging with Chitika

Kembali iseng browsing dan menemukan web chitika.com. Lumayan telat sih tahunya, tapi nggak ada salahnya tho saya berbagi di sini..?
Perkenalan awal dengan Chitika, saya langsung jatuh cinta. Karena program yang sedang populer ini begitu mudah untuk diikuti.
Siang daftar, dan esoknya saya sudah mendapat notifikasi approval. Yeiy!
Beda banget sama Google Adsense yang ketat dan rumit, sekaligus pelit. Yang terakhir hasil pencarian di Google sendiri lhooo...
What does Chitika mean?
When Chitika co-founders, Venkat Kolluri and Alden DoRosario left Lycos in 2003 to start their own company, they sought a name that would suggest the speed with which its customers would be able to put up ads on their Web sites. Chitika, which means “snap of the fingers” in Telugu (a South Indian language), captured this sentiment and Chitika Inc. was born. Chitika introduced its online-ads service in January, 2004.

So, apa sih Chitika? Artis atau makanan? Hehehe..
Chitika itu program pay per click yang sama seperti Adsense dari Google.  Tapi, iklan dari Chitika [katanya] baru muncul ketika ada pengunjung blog kita yang datang dari hasil search engine seperti Google dan Yahoo dengan topik spesifik.
Jadi, kalau misalnya, ada pengunjung blog yang mencari kata 'laptop murah' dan nyasar ke blog kita, maka Chitika akan menunjukan iklan yang berhubungan dengan 'laptop murah'.

Yang menyenangkan dari Chitika, blogger bisa menggunakannya bersama Google Adsense. Baiknya Chitika, sistem pembayarannya bisa via paypal dengan minimum payout $10. Beda sekali dengan Google Ads yang harus menunggu payout sampai $100 dan hanya bisa dikirim via check. Chitika juga punya banyak fitur yang menarik dan ada referalnya.

Tapi nggak baiknya dari Chitika, [katanya] mereka hanya menghitung pengunjung yang datang dari negara-negara tertentu, di mana negara dari Benua Asia belum ada yang masuk satupun!
*Yeah, namanya juga gratisan, terima aja lah ya*

Ada yang berminat ikutan Chitika? Sign up here...

[Laskar Pelangi] Review Telat

Sebagai pembaca awam karya sastra, saya termasuk orang yang mengagumi karya Andrea Hirata dengan tetralogi Laskar Pelanginya. Sebenarnya belum bisa disebut tertralogi karena edisi keempat (Maryamah Karpov) belum keluar. Lebih tepatnya, trilogi Laskar Pelangi.
Tiga buku yang ditulis Andrea ini sangat menginspirasi saya. Dan saya yakin buku Andrea juga menginspirasi jutaan pembaca lainnya.
Walaupun sebagai pembaca, saya melihat adanya ketidakvalidan cerita. Saya sebut tidak valid karena ada bagian-bagian yang tidak masuk akal antara buku pertama (Laskar Pelangi) dan kedua (Sang Pemimpi).
Dalam buku kedua diceritakan, Arai diangkat keluarga Ikal (Andrea Hirata) sejak umur enam tahun. Seharusnya, karena orang tua Ikal hidup serba kekurangan, Arai tentu masuk di sekolah yang sama dengan Ikal. Ya, di sekolah kampung yang biayanya murah, yang nyaris ditutup karena tidak memiliki sepuluh murid: SD Muhammadiyah. Sepuluh murid yang kemudian menjadi anggota Laskar Pelangi.
Menjadi aneh ketika tokoh Arai sama sekali tidak diceritakan dalam buku pertama (Laskar Pelangi). Kalau dipikir lagi, Arai si anak angkat ini sekolah di mana, kalau bukan di SD Muhammadiyah. Sedangkan Ikal saja sekolah di SD miskin tersebut. Dan menjadi sangat aneh kalau Arai sekolah di SD Muhammadiyah tapi tidak satu kelas dengan Ikal. Karya Andrea juga hiperbolis, terutama ketika menceritakan tokoh lintang.
Tapi, seperti saya bilang di atas, saya mengagumi karya Andrea. Apalagi ini hanya novel yang diangkat dari kisah nyata. Sebagai sebuah karya sastra, tidak salah ketika Andrea kemudian berelaborasi sendiri. Walaupun akhirnya menjadi sesuatu yang janggal bin ganjil.
Dan sekali lagi, saya tetap bisa menerima itu, berusaha menutup mata pada celah-celah tersebut.
Never mind laah.

********
Beberapa hari lalu, saya baca berita ini. Mengejutkan. Tapi... Biarlah, saya tidak peduli. Yang pasti saya kagum dengan karya Andrea.

PS: Review terlambat.

Linkfromblog, Paid Review Baru

Iseng browsing ternyata menemukan paid review baru namanya Linkfromblog.com. Katanya, ini [masih] baru dan patut dicoba karena sudah terbukti membayar. (Membayar orang lain dong, saya kan baru daftar)

Proses pendaftarannya gampang, nggak ada syarat mesti PR 3 seperti di broker sebelah. Untuk menerima job juga unik. Beda banget dengan BV [yang katanya] cuma menunggu invite dari advertiser atau di SR [katanya] mesti banyak-banyak nge-bid. Tapi kalau di Linkfromblog, kita bisa melakukan dua-duanya sekaligus. Ya ngebid, ya invite dari advertiser..

Asyiknya lagiii, review di Linkfromblog boleh pakai bahasa Indonesia. Memudahkan bagi blogger yang kurang menguasai boso linggis. Hehehe...

Apa lagi ya?

Oya, bagi pendaftar baru, disarankan bikin review pendek tentang linkfromblog biar dapat bonus. Besaran bonusnya disesuaikan dengan kualitas blog atau popularitas blog.

Pembayaran dari review teteeeppp lewat Paypal. Ayo daftar, tunggu apa lagi? Tinggal klik banner di bawah nih..

Buy blog reviews

Scoville Scale, Pengukur Kepedasan!

Saya penggemar masakan pedas, tapi saya baru tahu kalau ada yang namanya pengukur kepedasan! Secara internasional pula! Serius, saya baru tahu ada pengukurnya, namanya skala scoville.

Skala Scoville ini untuk mengukur tingkat kepedasan dari cabe dengan mendefinisikan jumlah capsaicin yang terkandung dalam cabe. Capsaicin ini seperti senyawa kimia yang merangsang ujung saraf chemoreceptor di kulit, terutama selaput lendir.

Nama Scoville ini diambil sesuai dengan nama penciptanya, yakni kimiawan Amerika, Wilbur Scoville. Dialah yang mengembangkan tes untuk membuat rating kepedasan cabe.

Bagaimana metode untuk mengujinya?
In Scoville's method, a solution of the pepper extract is diluted in sugar syrup until the "heat" is no longer detectable to a panel of (usually five) tasters; the degree of dilution gives its measure on the Scoville scale. Thus a sweet pepper or a bell pepper, containing no capsaicin at all, has a Scoville rating of zero, meaning no heat detectable, even undiluted. Conversely, the hottest chilis, such as habaneros, have a rating of 200,000 or more, indicating that their extract has to be diluted 200,000 times before the capsaicin presence is undetectable. The greatest weakness of the Scoville Organoleptic Test is its imprecision, because it relies on human subjectivity.

(Sumber Wikipedia)

Hohoho... Sungguh, saya ketinggalan informasi. Saya sudah mengabaikan pengetahuan ini. Saya yang setiap hari hampir pasti makan pedas (baca: sambal) tapi saya nggak tahu kalau ada alat pengukurnya.

Yang saya tahu, kalau bibir saya merah dan mata berair, itu tandanya saya sudah kepedasan tingkat tinggi. Yang saya tahu, kalau perut saya tiba-tiba panas, berarti saya harus berhenti makan pedas. Yang saya tahu, kalau bikin sambal dengan cabe sekilo itu sudah pasti saya nggak mau makan karena bisa bikin perut terbakar. Hehehe..

Ah betapa cetek sekali pengetahuan saya!

Facebook vs Facebook Lite

fblite

Suka main facebook? Sehari tanpa facebook terasa terpuruk? *ini lebay*

Tapi sodara juga sering merasa halaman facebook lambat alias loadingnya lama ketika dibuka?

Hmmm...  Jangan khawatirrr, sekarang nggak lagi kok..!

Kenapa?

Karena kemarin saya menemukan facebook versi ringan alias facebook yang berbeda dengan versi defaultnya atau versi asli. Versi ini juga asli, tapi lebih ringan dibandingkan sama yang default.

Kenapa?

Karena di facebook versi ringan ini tidak ada aplikasi-aplikasi yang biasanya membanjiri facebook default. Tidak cuma itu, facebook versi ringan atau facebook lite ini juga tidak banyak iklan, makanya jadi lebih ringan..

Notifikasi di facebook lite juga lebih efektif karena ketika kita klik link notifikasi (link ini di bagian atas), langsung ditampilkan post dan foto-foto yang kita beri komentar. Simpel kan?

Tampilan di home juga nggak bikin pusing karena nggak ada tuh, si A berteman dengan B. Atau si A gabung di 1.000.000 facebookers dukung ethie. Hehehe...  Atau si C menang main game congklak. Nggak ada!

Intinya, tampilan di facebook lite ini jauh lebih bersih. Sedap dipandang, terutama buat orang-orang yang nggak suka dengan gegap gempita iklan dan aplikasi di facebook.

Bersih, cling!

Eiittss satu lagi. Dengan facebook lite, kita masih bisa chating kok. Malah di halaman tersendiri, nggak gabung dengan halaman facebook. Apalagi di pojokan. Weks. Pokoknya, jadi berasa chating pakai gmail deh.

Tapi, walaupun simpel dan ringan, tetap saja ada kekurangannya. So far, saya merasa lebih nyaman pakai ini.

Yuukkk pakai facebook lite!   Selamat mencobaaaa... !

Cara Ganti Password di Paypal

Bagi yang sedang menjalankan bisnis online, memiliki akun di Paypal bukanlah hal baru. Apalagi salah satu cara pembayaran untuk mengumpulkan dolar dari bisnis online seringkali (bahkan sebagian besar) menggunakan Paypal.  Maka, tidak berlebihan dong kalau saya bahas di sini. *mencari pembenaran*

Sebagai alat pembayaran (payment procesors), Paypal memberi kemudahan bagi membernya dalam bertransaksi via internet yang dijamin keamanannya. Wajar jika Paypal paling banyak peminatnya. Mudah, cepat dan aman. Bukankah itu yang terpenting dalam bertransaksi?

Apalagi bagi pebisnis dengan mobilitas tinggi, keberadaan Paypal jelas sangat membantu. Bagaimana tidak, dengan Paypal, pebisnis bisa beli barang di ebay, bisa kirim uang ke pengguna Paypal lain di seluruh dunia dan banyak fungsi lainnya yang bisa dilakukan dengan mudah via internet. Tidak hanya itu, dengan Paypal, kita bisa hemat waktu karena kita tidak perlu antre atau menunggu kedatangan cek.

Lalu gimana cara mendapat akun Paypal? Verifikasi Paypal? Kirim uang via Paypal? Dapat uang dari Paypal? Gimana cara ganti nama di Paypal? Gimana cara ganti password Paypal? de el el..

Cara dapat akun Paypal? Silakan klik link gambar di bawah ini.

bnr_mrbwamex_540x60

Untuk pertanyaan selanjutnya, silakan tanya ke mbah Google, karena di   posting ini saya cuma bahas cara ganti password Paypal.

Walaupun saya yakin sudah banyak yang tahu caranya, tapi nggak jadi masalah kan kalau saya sedikit mengulik tips Paypal ini? Hehehehe...

Saya sih nggak mau ganti password Paypal. Ini cuma iseng posting karena ada seseorang yang mencari tahu cara ganti password di Paypal.

Awalnya kemarn mencari link ganti password di halaman overview Paypal, tapi nggak ketemu juga. Akhirnya, saya email saja via contact us di halaman Paypal.

Dan.. Voila! Saya langsung dapat balasan.

So, how do I change my password?

Log in to your account at https://www.paypal.com/.

1. Click the "Profile" subtab. (Klik link 'profile' di subtab ini dua kali)



Setelah itu akan ke luar halaman ini :
2
2. Click the "Password" link in the "Account Information" column.
3. Select either "Password" or "Security Question."
4. Click "Edit." You may be asked to confirm ownership of the account by
answering questions based on your account information.
5. Enter your current password in the "Current Password" box.
6. Password: Enter and re-enter your new password.
Security Questions: Select two new security questions and enter the
answers
7. Click "Save." If you need any other further assistance, please do not
hesitate to contact us.

Nah, itu sedikit tips ganti password Paypal dari saya. Semoga bermanfaat..

Radar Neptunus dalam Perahu Kertas

PerahukertasSebenarnya sudah lama saya selesai membaca novel Perahu Kertas. Novel yang berhasil memikat saya dengan penokohan si Kugy. Gadis kecil, imut, cerdas, periang, baik, pekerja keras, kucel, cuek, dan seabreg sifat baik dalam dirinya.

*ah, seandainya saya bisa seperti Kugy*

Singkat cerita, ada satu kebiasaan Kugy yang unik. Kugy sering mengirimkan surat untuk Dewa Neptunus lewat aliran air, di manapun aliran itu berada. Meski lambat laun ia sadar, surat yang  dikirimnya tidak pernah sampai ke tangan Dewa Neptunus. Tapi Kugy tetap saja mengirimkan surat ke Dewa Neptunus.

Fufufufu... Dasar aneh!

Kugy juga penutur sekaligus penulis dongeng yang piawai. Dia punya ambisi menjadi penulis dongeng. Sayangnya, ambisi ini harus dipupusnya karena orang-orang di sekitarnya menganggap profesi sebagai penulis dongeng itu tidak realistis. Meski demikian, menulis dongeng tetap jalan terus!
Dalam perjalanan hidupnya, Kugy bertemu dengan seorang cowok bernama Keenan. Proses perkenalan yang unik dan tentu saja aneh sekaligus nyeleneh.

Keenan cowok pendiam, unik, nyentrik ini memang setali tiga uang dengan Kugy. Keenan memiliki hobi melukis dan berambisi menjadi pelukis. Sayangnya, tidak jauh beda dengan Kugy, Keenan pun terpaksa harus memupus ambisinya sebagai pelukis karena dia justru masuk di Fakultas Ekonomi. Apalagi ayah Keenan menentang keras ambisinya menjadi seorang pelukis.

Hmmmm...

Tapi, semua rasa pesimistis itu lenyap ketika keduanya bertemu. Tanpa disadari mereka saling menguatkan, saling memberi motivasi bahwa impian mereka bisa terwujud.

Meminjam istilahnya Agnes Monica, 'tidak ada mimpi yang berlebihan'. Begitulah kira-kira.  Dan untuk mewujudkan impiannya, mereka saling melengkapi untuk terus berkarya dengan keahlian masing-masing tentunya.

Begitulah kira-kira sepenggal kisah antara Kugy dan Keenan di awal novel tersebut. Novel ini begitu menarik dan mengajak pembacanya seolah terlibat dalam segala bentuk cinta. Ya, cinta. Cinta antara sepasang kekasih, kepada orang tua, adik, sahabat, dan orang-orang sekelilingnya.
Perasaan pembaca seperti diaduk-aduk. Sebentar tertawa, sebentar bisa jadi sangat sedih karena Dewi 'Dee' Lestari begitu piawai mengatur narasi. Meloncat dari penggalan kisah ke kisah lainnya yang saling terhubung.
Dengan bahasa yang 'renyah', novel ini kaya akan frasa-frasa menarik dan menggelitik. Humor yang tidak garing, juga kalimat bijak yang tidak menggurui.
Membaca novel ini memberi spirit tersendiri bagi pembaca agar tidak patah semangat demi mewujudkan sebuah impian.

Namun, tidak ubahnya sebuah karya, novel ini juga memiliki kelemahan. Pendapat pribadi saya, ada beberapa bagian yang membosankan untuk diresapi, terutama pada penuturan tentang perayaan tahun baru. Di bagian ini, baik Kugy maupun Keenan selalu ditautkan seolah ada indera keenam atau telepati hingga apa yang Kugy rasakan, sama seperti yang Keenan rasa.
Tapi, ini sah-sah saja untuk sebuah karya fiksi berupa novel.

Di bagian terakhir, saya juga kurang begitu senang karena penyelesaiannya seperti cerita-cerita dalam sinetron. Walaupun happy ending, tapi saya merasa kurang mendapatkan 'feel-nya' ketika Keenan pergi ke pantai dan pada saat bersamaan Kugy juga datang ke pantai tersebut.
Endingnya terkesan dipaksakan. Karena memang dari awal, cerita di novel ini seperti diplot agar Kugy dan Keenan selalu tersambung dengan telepati atau dalam bahasanya Dee disebut 'radar neptunus'.
Sekali lagi ini pun sah-sah saja...

Terlepas dari itu semua, novel ini recommended laaah untuk dibaca. Tertarik untuk membeli??

NB: Saya sengaja tidak menyinggung tokoh lainnya karena fokus saya memang hanya pada Kugy dan Keenan.

Nature Deficit Disorder



Dengan melihat lebah, seorang anak bisa belajar banyak hal sekaligus.
Tidak hanya belajar biologi, tetapi juga ilmu sosial, seperti betapa pentingnya kerja keras dan bekerja sama.
Mengajak anak menikmati alam, mengamatinya, mengenalkan makhluk lain ciptaan Tuhan akan menjadi ritual yang menyenangkan, menyehatkan, menambah pengetahuan, sekaligus mendekatkan mereka pada alam dan penciptaNYA.
Pengenalan anak terhadap alam tentunya harus dilakukan di luar ruangan atau di alam terbuka. Bisa dengan mengajak mereka ke taman bunga, kebun/sawah, taman kota, pantai, pasar, dan lainnya.
Hanya saja, terkadang ada orang tua yang over protective dan tidak akan membiarkan anaknya bermain di alam terbuka.
Orang tua kategori ini, biasanya lebih nyaman jika anak-anak bermain di dalam ruangan.
Padahal, anak yang selalu bermain di dalam ruangan bisa jadi kurang gerak karena aktivitasnya hanya tertumpu pada otak dan tangan.
Tidak hanya itu, mereka juga akan menjadi pribadi yang kurang peka terhadap alam sekitarnya.
Faktor lain yang menyebabkan orangtua lebih memilih mengajak anak bermain di dalam ruangan, bisa disebabkan karena minimnya ruang terbuka di sekitar rumah.
Biasanya kondisi ini dialami oleh orangtua yang tinggal di apartemen dengan halaman rumah sempit.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, anak-anak masa kini bisa mengalami nature deficit disorder.
Anak-anak tidak bisa menikmati suasana ketika dia berada di alam terbuka karena tidak mengenali lingkungan yang dihadapinya, merasa asing, dan tidak mencintai lingkungan.
Orangtua tentu tidak ingin anak-anaknya menderita nature deficit disorder hanya karena anak kurang mengenali alam sekitar.
Untuk itu, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah sering-seringlah mengajak anak-anak bermain dan berdekatan dengan alam.
Tanamkan kalimat,'Bicaralah pada alam, mereka akan menjawabmu' dalam benak mereka.
Hal ini karena alam kaya akan pengetahuan yang bisa dipetik langsung oleh anak-anak, melalui penglihatan, pendengaran, indera peraba, dan penciuman.
Sebab, fenomena alam yang dilihat langsung oleh anak akan merangsang otaknya untuk terus berpikir, hingga akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan spontan atas apa yang baru saja dilihatnya.
Dari sini lah pendidikan alam dimulai. Di satu sisi, anak sudah tertarik untuk memperlajari apa yang dilihat dan dibayangkan. Di sisi lain, orang tua juga harus  siap dengan jawaban-jawaban yang lugas.
Orang tua masa kini dituntut untuk memiliki wawasan yang luas untuk menjawab setiap pertanyaan polos dari anak-anak yang kelihatannya sepele bagi orang dewasa.
Kalaupun tidak tahu jawabannya, orangtua bisa mengajak anak untuk bersama-sama mencari jawabannya.

***



Biophilia
Dalam psikologi evolusioner manusia dikenal istilah biophilia, yakni kebutuhan biologis manusia berinteraksi dengan alam dan respon positif manusia secara genetis dengan alam.
Artinya, mengajak anak bermain, belajar, dan berkenalan dengan alam sudah menjadi kebutuhan biologisnya.
Sayangnya, pendidikan di sekolah alam sering kali mengajarkan kecintaan terhadap lingkungan hanya berdasarkan sudut pandang orang dewasa, dan bukan sudut pandang anak-anak.
Pendekatan dari sudut pandang orang dewasa ini misalnya, mengajarkan pada mereka tentang kerusakan hutan, kerusakan terumbu karang, global warming, atau pembalakan liar. Padahal pendekatan ini hanya akan membuat mereka bingung dan takut.
Seharusnya, pendekatan pada anak dilakukan dengan memberikan penjelasan dan contoh-contoh yang selugas mungkin sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Sehingga yang muncul pada diri anak bukan ketakutan, melainkan kecintaannya pada alam.

***






* Gambar dari sini: seedlingspreschool.ca

Awali Hari dengan Senyum

Awali harimu dengan senyuman. Ajakan ini memang mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Setidaknya bagi saya pribadi. Mood yang sering acak-adut, nggak bisa dikontrol dan diajak kompromi ini lumayan mengganggu sebenarnya.

Padahal, sejauh yang pernah saya alami, kalau saya memulai hari dengan mood jelek bin acak-adut, maka sepanjang hari mood saya juga jelek. Bahkan hingga menjelang tidur lagi, mood jelek enggan sekali untuk beringsut.  Badmood begitu betah berdekatan dengan saya, memeluk saya, sampai akhirnya saya merasa terhimpit. Ugh!

Sebaliknya, kalau saya memulai hari dengan senyuman, sepanjang hari itu, hidup saya [seperti] dihiasi senyum kebahagian, hidup juga terasa ringan, walaupun tangan tak bawa uang. Heee...

Kenapa?

Ternyata ini semua karena ulah si endorphine!

Iya, endorphine.

Katanya, pada saat tersenyum, kita melepaskan kelenjar endorphine. Endorphine ini singkatan dari Endogoneus Morphine atau morphine yang dihasilkan oleh tubuh kita.
Endorphine adalah senyawa penting dalam kehidupan kita yang menjadikan seseorang merasa lebih nyaman dengan dirinya sendiri. Intinya, endorphin ini zat yang bisa membuat diri kita merasa senang dan membuat gerak kita lebih banyak.

Hmmm...Apakah ini berarti orang-orang yang dirawat di rumah sakit jiwa memiliki endorphine berlebihan? Mereka kan selalu senyam-senyum sendiri...

Dan sependek pengetahuan saya, ternyata (lagi), ada lho orang yang ingin selalu merasa nyaman dengan melakukan segala cara, bahkan sampai melukai dirinya sendiri. Cara ini namanya cutting, yakni upaya melukai diri sendiri dengan cara mengiris tangan sendiri menggunakan silet atau cutter dan sejenisnya.

Hmmm... Bagaimana dengan tato dan body piercing? Berarti mereka masuk dalam kategori cutting dunk?

Yaiyalaaaahhh... *hati kecil saya yang jawab*

Melalui cutting, [katanya],  mereka akan mendapatkan endorphin yang bisa membuat perasaan lebih nyaman. Nah, orang-orang yang suka melakukan cutting ini biasanya cowok atau cewek emo kid.  *Jangan ditiru yak!*

Halaaaah.. Kok bahasan saya sampai emo kid segala sih??? *pentung*

CMIIW yaaaakkkk!!! Kalo ada yang salah.


.

.

.

So, buat teman-teman, juga saya sendiri, yuk awali hari dengan senyuman termanis kita...! :)

Kabinet Balas Budi?

Audisi menteri usai sudah. Mr President telah memilih dan mengumumkan nama-nama menteri yang akan mendampinginya menjalankan roda pemerintahan Indonesia.
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, demikian nama kabinet baru dalam kepemimpinan SBY untuk kali kedua.
Kabinet baru yang diharapkan bisa mewujudkan harapan baru.

Akankah?

Hanya waktu yang akan membuktikan bagaimana 34 menteri ini menjalankan tugasnya. Setidaknya publik harus melihat kinerja mereka sekurang-kurangnya 100 hari ke depan.

****



Seperti diketahui, dari 34 posisi menteri, 19 kursi di antaranya diduduki orang-orang partai politik atau sekitar 55,8%.
Pembagiannya, Partai Demokrat mendapat jatah lima kursi, PKS empat kursi, PAN dan Partai Golkar masing-masing tiga kursi, serta PKB dan PPP masing-masing dua kursi.
Kemudian, dari 34 menteri, sepuluh di antaranya adalah wajah lama. Sebut saja, Hatta Radjasa, Sri Mulyani, Joko Kirmanto, dan tujuh menteri lama lainnya. *Nggak hapal*

Sungguh sebuah pembagian kursi menteri yang akomodatif, bukan?
HI dalam sebuah dialog mengatakan, jika Demokrat mengikuti keinginan, mereka bisa saja mendapatkan lebih dari lima kursi menteri. Ini dilakukan karena Mr President akomodatif.
Hmmm..  Akomodatif pada partai pendukung tentunya. Saya malah melihatnya sebagai balas budi. Walaupun ada Partai Golkar yang tetap mendapat kursi menteri, meski tanpa harus memeras keringat. So, tidak berlebihan kalau saya bilang, ini adalah kabinet balas budi, kan?
Sebab, bukankah penempatan menteri seharusnya berdasarkan kemampuan dan keahliannya?
Ya..walaupun menteri dari partai politik juga bukan berarti tidak mampu. Dan untuk menempati posisi menteri juga tidak harus berasal dari orang-orang di luar partai.

Tetapi, sejatinya, penempatan jabatan juga harus disesuaikan dengan keahlian dan profesionalitasnya.
Penempatan menteri, seharusnya juga bukan karena kedekatan personal antara calon menteri dengan Mr President. Jangan hanya karena calon menteri dinilai paling tahu keinginan dan pemikiran presiden, kemudian dia menempati jabatan menteri yang strategis.
Apalagi, dengan pertimbangan bahwa dia (menteri) berada di ring I dalam mengawal pemilihan Mr President.

***



Ah, saya kenapa sih? Siapalah saya ngomong panjang lebar begini. Huuufff...

Yaah, semoga mereka yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini bisa amanah, bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dengan kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Bisa menggerakkan ekonomi riil yang menjadi tumpuan perekonomian sesungguhnya.
Semoga!

Chatarsis with Facebook

Hari ini saya membuat trhread di plurk yang isinya: ethie sedang puasa apdet status di fesbuk.

Haha! Nggak penting memang, tapi ini penting buat saya.

Kenapa?

Pertama, karena saya merasa banyak waktu saya terbuang sia-sia gara-gara apdet status di fesbuk. Alih-alih ingin tahu status teman di fesbuk, sebagian waktu saya justru habis hanya untuk facebooking aka fesbukan.

Sayang, kan? Kaaaaan...

Kedua, ingin menjadi pengamat saja. Atau sesekali menengok fesbuk, siapa tahu ada yang berulang tahun. Jadi saya tetap bisa mengucapkan selamat, tanpa ada keinginan untuk memikirkan status apa yang mesti saya buat.

Berbicara tentang status fesbuk, sadar ngga sih, terkadang kita (eluuu kaleee) sering membuat atau menemukan status yang nggak pentiiiingg banget.

Tapi, itu bukan masalah karena di fesbuk sendiri ditulis 'What's on your mind?'. Jadi, sah-sah saja dong orang mau nulis apa yang ada di dalam pikirannya.

Kalau yang ada dalam pikiran saya sekarang: NGAPAIN SIH POSTING HAL GINIAN???

:D

Status di fesbuk, apapun isinya, menjadi sebuah tempat untuk menuangkan segala uneg-uneg seseorang yang tergabung di dalamnya. Semua bentuk perasaan yang ada di dalam hati dan pikiran dalam suatu waktu tertentu. Semacam katarsis laah.
Katarsis adalah luapan emosi secara tiba-tiba dari sebuah perasaan yang meliputi kesedihan, kegembiraan atau perubahan ekstrim emosi sebagai hasil dari pengulangan, perbaikan dan pembaharuan dalam kehidupan.

(Monggo baca om wikipedia nggih)

Luapan emosi ini kemudian disalurkan melalui status di fesbuk. Meski masih banyak media lain yang menjadi tempat atau sarana untuk meluapkan emosi, seperti nge-game, clubbing, jalan-jalan, menulis, dan sebagainya.

Lho lho.. Kok jadi jauh begini bahasannya? Duh!

Baiklah.. lanjut!


Ketiga, saya nggak mau diperbudak fesbuk, termasuk jejaring sosial lainnya. Maunya sih begitu, tapi apalah daya, saya masih terpenjara oleh plurk! Karma telah memenjaraku. hiks. *curcol*


Keempat, saya juga nggak mau jadi ikut-ikutan maen game di fesbuk, just for killing time!


BIG NO!

Walaupun semenjak saya kenal fesbuk belum pernah main game-nya atau ikutan kuisnya. Belum dan semoga tidak tertarik.

Tapi saya tetap harus waspada terhadap segala bentuk godaan untuk main game.

Haha, yeah! Poin kelima memang lebaaayyy. Silakan hujat saya.

:D


Terlepas dari itu semua, saya senang berkenalan dengan fesbuk karena saya bisa menemukan teman-teman lama yang sudah  tidak ada kabarnya. Dan bisa tahu perkembangan mereka, meski dari jauh.


Itu saja.

Bagaimana dengan sodara?

Rindu Nyanyian Katak

20090821_035120_k2Musim hujan telah tiba. Petani menyambutnya dengan riang gembira, tapi ada juga yang was-was, khawatir jika banjir bandang melanda. Ah, siapapun tidak bisa menghalangi datangnya bencana, kalau DIA sudah menghendakinya. Kita hanya bisa meminimalisasi kemungkinannya dengan menjaga alam semesta raya.

Tapi, bagaimana bisa? Hutan, sungai, laut, gunung kondisinya semakin memprihatinkan saja. Semuanya rusak oleh tangan-tangan durhaka. Aaaaarrgghhh! *ngomong apa sih?*

Sudahlah, saya sedang tidak ingin membahas sesuatu yang serius.

Kali ini, saya ingin membahas tentang orkestra katak atau nyanyian katak setiap musim hujan tiba. Bagi teman-teman yang berasal dari desa seperti saya atau paling tidak, pernah tinggal di desa ketika musim hujan, pasti pernah mendengar nyanyian katak.

Suara katak yang saling bersahutan bagi saya justru menambah indah suasana malam di desa. Sambil meringkuk di bawah selimut, memeluk guling, bercanda dengan adik, dan diiringi nyanyian katak..

Sungguh indah bukan main!

Lucunya, dari sekian banyak suara katak, ada satu katak yang seolah-olah menjadi instrukturnya/dirigen. Biasanya, bunyi pertamanya, 'tung', kemudian diikuti yang lain dengan bunyi 'kek'. Kalau didengarkan terus menerus jadi 'tung-kek, tung-kek, tung-kek'. Btw, benar nggak bunyinya begitu? Atau mungkin ada nada yang lain? Yang pasti bukan 'preeeeeettt!'  :D

Terkadang, sekedar iseng, saya ajak adik saya untuk ikutan berorkestra. Kami suit, yang menang jadi katak bangkong dan berperan sebagai dirigen! :D

Tapi itu suasana dulu.. Duluuuu banget waktu saya masih kecil. Sewaktu desa saya masih banyak pekarangan, waktu desa saya masih asri, waktu desa saya masih banyak ditanami pohon dan bukan beton..

Bagaimana dengan sekarang?

Hmmm..

Saya sudah lama sekali tidak pernah mendengarkan nyanyian katak. Saya bahkan sudah lupa, kapan terakhir kali mendengarkannya. Apalagi setelah hidup berpindah-pindah (nomaden) -jadi ingat karakter manusia purba- dari satu kota ke kota yang lain. Nyaris tidak pernah dengar nyanyian katak lagi.

Tapi setidaknya, dulu, saya pernah mendengarkan katak berorkestra.

Kalau anak-anak sekarang, saya rasa, mendengar suara katak [MUNGKIN] via handphone. Pernah dengar ringtone Hp yang bersuara katak kan?

Nah..

Jangan-jangan, ketika anak-anak mendengar langsung suara si katak, mereka justru akan teringat dengan suara ringtone di Hp dan menyeletuk, 'Mama, itu kan suara katak yang di Hp. Kok mereka bisa ya ikut-ikutan suara di Hp? Kataknya cerdas!"

*Tambah ngaco!*

Dan malam ini saya sungguh-sungguh rindu pada nyanyian katak. Saya juga teringat, dulu kerap menyanyikan lagunya.

Teoot…ceblung…


Teoot…ceblung


Teoot..teoot..ceblung


Teoot..ceblung


Teoot..ceblung


Teoot..teoot..ceblung



Itu adalah sepotong lirik lagu Nyanyian Katak yang masih saya hafal. Lagu yang sering saya nyanyikan sambil bermain hujan bersama teman-teman kecil dulu.Walaupun endingnya, saya kena marah ibu karena kabur dari tidur siang. Nakal!

Sekarang sudah tidak pernah lagi terdengar nyanyian katak. Setiap kali hujan turun di malam hari, setiap kali itu juga saya teringat suara alam bernama nyanyian katak. Ke mana perginya si pangeran katak? Kapan saya bisa mendengarkan suara merdumu lagi?

.

.

.

.

Miss My Kodok Sound ..:-(




Note: Gambar diambil dari sini

Ketika Sajadah Lebar Terbentang

shaf-sholat1Hmm..Saya  baru bisa posting sekarang. Padahal ide ini sudah muncul lama dan terbersit untuk diposting ketika sholat tarawih bulan puasa kemarin.
Btw, saya mohon maaf lahir dan batin yak… Taqobbalallahu minna wa minkum, kullu aamin wa antum bi khoir. Dimaafin kaaan??? *biar telat asal makan ketupat*

Baik, kembali ke soal postingan. Setelah sholat, saya terinspirasi untuk membuat postingan tentang sajadah. Iyah, sajadah. Alas yang biasa kita gunakan untuk sholat dan bermunajat kepadaNYA.
Saya terusik lantaran orang yang sholat di sebelah kiri saya dan menggunakan sajadah lebar enggan –kalau nggak mau disebut TIDAK MAU- merapatkan shafnya.
Padahal seperti kita sadari dan pahami, salah satu keutamaan sholat adalah dengan merapatkan shaf.
"Rapikan (rapat dan lurus) shaf kalian, sesungguhnya shaf termasuk bagian menegakkan sholat" (HR. Bukhori)

Nah, apa jadinya kalau sebagian besar jamaah membawa sajadah lebar dan enggan merapatkan shafnya? Ditambah lagi, imam sholat tidak memberi peringatan pada para jamaah sholat.

Jadi teringat, di masjid dekat rumah orang tua saya, sang imam selalu mengingatkan jamaah sholat dengan membacakan hadist di atas, kemudian diikuti artinya dalam bahasa Jawa.
Ada juga imam sholat lain yang langsung berkata,'Rapet,Lempeng' (rapat dan lurus) sambil memeriksa jamaahnya.

******



Memang banyak juga orang yang membawa sajadah lebar ke masjid dan tidak keberatan jika sajadah cantiknya tertutup oleh sajadah milik orang lain demi menjaga shaf sholat tetap rapat.

Tapi, tidak sedikit juga orang yang dengan ego tingkat tinggi membentangkan sajadah lebarnya dan tidak mau sajadahnya ditumpangi oleh sajadah yang lain. Atau, kemungkinan yang lain, orang dengan sajadah standar merasa risih untuk membentangkan sajadah miliknya di atas sajadah lebar yang sudah terlanjur ‘parkir’. Atau bisa jadi ada kemungkinan-kemungkinan lainnya?

Kalau saya, atas alasan ‘tidak enak’, biasanya memilih untuk meletakan sajadah saya di bawah sajadah orang lain yang sudah duluan terbentang. Entah ini penting bagi orang lain atau tidak, tapi saya merasa perlu melakukannya walaupun sajadah saya jauh lebih kecil.

Nah, terlepas dari orang tersebut mau atau tidak mau merapatkan shaf dengan ‘memepetkan sajadahnya’, menurut saya,  faktor sajadah lebar inilah yang paling dominan  menyebabkan si empunya sajadah enggan merapatkan shaf.
Apalagi sekarang sebagian besar masjid menggunakan karpet berbentuk sajadah lebar, sehingga orang-orang memperlakukannya sebagai batas sajadah satu sama lain.

Akhirnya, yang terjadi adalah shaf sholat tidak rapat alias banyak ruang kosong. Ruang kosong ini yang menjadi primadona jin iprit untuk mengganggu kekhusyukan sholat kita. Nah lho! Karena alasan ini juga,  saya memilih sajadah kecil yang hanya dipakai untuk bagian muka.

Lalu, kenapa ukuran sajadah sekarang lebar-lebar?
Untuk masalah ini, saya juga kurang tahu. Saya hanya meraba-raba. Bisa jadi sajadah berukuran lebar itu  didesain untuk orang-orang Arab yang memang ukuran tubuhnya tinggi besar. Jadi wajar, jika sajadahnya pun harus lebih lebar.

Sedangkan ukuran tubuh rata-rata orang Indonesia jelas tidak sama dengan orang Arab. Untuk itu, sudah seharusnya sajadah yang dibuat di Indonesia menyesuaikan antropomerti orang-orang Indonesia.
Karena, akan lebih elok rasanya jika menggunakan sajadah yang standar sesuai dengan ukuran tubuhnya. Yang pas! Supaya shaf sholat tetap rapat.

*****
Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillaahirobbil’aalamiin..
[sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku... kuserahkan hanya kepada Allah---Tuhan seru sekalian alam]

PLURALISME: Toleransi Saja Tidak Cukup

Pluralisme merupakan keniscayaan dari sebuah realitas sosial dan politik. Konsekuensi inheren dari pluralisme yang jelas adalah potensi konflik yang tidak terhindarkan dalam tatanan masyarakat.

Meski demikian, konflik-konflik ini bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan dicarikan alternatif-alternatif solusinya. Karena konflik sudah menjadi bagian mutlak dalam kehidupan manusia, apalagi dalam masyarakat majemuk yang berdemokrasi.

Berbicara tentang pluralisme, tentunya tidak akan terlepas dari kebhinekaan yang melekat pada jati diri bangsa Indonesia.

Patut disadari, dari awal, bapak bangsa sudah sangat memahami kemajemukan yang ada dalam masyarakat Indonesia, mulai dari suku, agama dan kepercayaan, etnis, warna kulit, adat-istiadat dan bahasa daerah,  orientasi politik, dan ideologi.

Dari sini, bisa diketahui betapa pendiri bangsa ini sangat menyadari bahwa kemajemukan suku, adat istiadat, dan agama ibarat pisau bermata ganda.

Di satu sisi, kemajemukan bisa menjadi piranti penting pembangunan bangsa yang kaya dan bersahaja.

Di sisi lain, jika ditelisik lebih dalam, kemajemukan yang dikuasai oleh orang-orang tidak bertanggung jawab bisa melahirkan konflik-konflik horizontal.

Tidak salah jika kemudian, Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda, tetapi tetap satu jua) menjadi semboyan bangsa Indonesia.

Namun, semboyan ini bukan untuk melebur semua kebhinekaan menjadi sesuatu yang serba seragam. Justru sebaliknya, semboyan ini untuk melindungi dan menjadi pemersatu keragaman.

Sebab, kesatuan tanpa keragaman hanyalah utopia. Sebaliknya, keragaman tanpa kesatuan hanya akan melahirkan perpecahan dan eksklusivisme suatu kelompok atas kelompok lainnya, termasuk munculnya inklusivisme sebagai lawan eksklusivisme.

Berangkat dari kebhinekaan dan paham demokrasi yang sudah dianut sejak awal ini, Indonesia jelas tidak bisa mengabaikan hak-hak minoritas dalam masyarakat majemuk.

Indonesia tidak bisa merekayasa kebhinekaan menjadi keikaan yang hegemonik, yakni memberi ruang khusus hegemonisasi untuk kelompok mayoritas, misalnya.

Setiap kelompok yang hidup di Indonesia harus memiliki toleransi, meski telah disadari bahwa dalam negara demokrasi, toleransi saja tidak cukup.

Dengan kemajemukan yang dimilikinya, negara ini memerlukan pluralisme. Sebuah paham yang tidak hanya bertoleransi dengan mengetahui hak-hak kelompok lain, tetapi juga mengharuskan keterlibatan yang aktif setiap warganya, yakni dengan membiarkan dan memahami kelompok-kelompok yang berbeda agar bisa hidup tenang dan berdampingan dalam satu masyarakat.

Lalu, apa yang diperlukan untuk menjaga kebhinekaan sebagai piranti pembangun bangsa dengan peradaban tinggi, setelah pluralisme tercipta?

Bangsa ini memerlukan dialog/komunikasi yang intens antarkelompok, antaragama, dan antarkebudayaan yang dilakukan secara terus menerus.

Tentunya, hal ini tidak hanya berhenti pada dialog/komunikasi, tetapi harus disikapi dengan saling menjaga perbedaan yang menjadi aset bangsa untuk tetap hidup berdampingan tanpa harus mengusik kelompok lain.

Jika ini terwujud, tidak hanya akan menjaga kesatuan bangsa Indonesia, tetapi kita telah berhasil merealisasikan semboyan bhineka tunggal ika ke dalam makna yang seutuhnya.

Tulisan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Lomba Menulis Pesta Blogger 2009 yang bertema “Pluralisme dan Kebhinekaan Bangsa”.

Aku merindu hingga gagu

Kalau diibaratkan dengan makanan,  perasaan saya ini pasti sudah seperti roti yang menjamur. Untuk kemudian melebur menjadi remah-remah hancur.

Perasaan yang menghinggapi saya untuk kesekian ratus hari ini adalah rasa bosan. Rasa bosan, yang diselimuti takut kehilangan. Perasaan yang sebenarnya biasa, dan sudah lama mendera. Tapi saya tidak tahu harus dengan cara apa memusnahkannya?

Saya sadar, keberadaan saya di sini, selain untuk bekerja, tidak lain dan tidak bukan karena ada sedikit motivasi untuk menjauh dari hiruk pikuk 'kota'. Awalnya, saya pikir pelarian ini tidak akan berlangsung lama dan saya bisa 'kabur' kapan saja. Tapi pada kenyataannya, tidak semudah yang saya duga.

Padahal berada di sini, sama seperti memunggungi keluarga sendiri. Jauh dan terasa sulit sekali menghampiri. Meski kadang rasa kangen membuncah.

Ah iya, semua rasa ini seharusnya sudah lama bisa saya akhiri. Dan jika akhirnya saya harus mengakhiri, semoga tak  ada sesal di kemudian hari. Jika akhirnya saya harus kembali memulai, semoga saya tidak terlalu cemas untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Jika dan hanya jika..

Bukankah hidup hanya soal pilihan? Memilih sesuatu yang sudah ada tapi kamu terpaku, atau memilih sesuatu yang belum ada tapi kamu yakin mampu? Bukankah pertolongan Allah datang dari segala penjuru? Kalau begitu, kenapa kamu masih ragu???

Hmm yeaahh!

****



Btw, kemarin baru baca buku Rectoverso-nya Dee. Keren! *kemane ajeee* Ada kalimat yang sangat saya suka.
Aku merindu hingga gagu

Aku mendamba hingga kehilangan daya
Aku terlalu lama terlelap dalam penghukumanku sendiri

Hingga aku takut terbangun dari mimpi.

Kira-kira begitu kutipannya.

Selamat malam. Tak terasa, esok sudah hari ke-19 kita berpuasa.

Tourette Syndrome

Sudah dua hari saya selalu teringat dengan film Front of The Class. Yak, film yang saya tonton secara tidak sengaja sampai dua kali ketika larut malam ini, sudah bikin saya 'jatuh cinta'. Sudah banyak yang nonton film ini pastinya yaaa..? Hee.. Nggak apalah ya, saya ulas di sini. (blushing)

Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Brad Cohen, yang menderita Tourette Syndrome, yakni suatu GANGGUAN MENURUN yang ditandai dengan gerenyet urat syaraf otot sederhana, kompleks, dan vokal yang terjadi secara berulang-ulang dan tanpa disadari, sepanjang hari, selama satu tahun.
Istilah sindrom Tourette berasal dari seorang ahli saraf dan psikiater berkebangsaan Perancis bernama Georges Albert Édouard Brutus Gilles de la Tourette yang bekerja di sebuah rumah sakit di Paris ”l'Hopital de la Salpetriere”. Istilah Sindrom Tourette sendiri diberikan oleh Jean-Martin Charcot yang merupakan seorang profesor, ahli saraf terkenal pada akhir abad ke-9 di Perancis yang juga merupakan mentor dari Georges Gilles de la Tourette (Itard JMG, 1825). Diambil dari http://one.indoskripsi.com.

Tanda-tanda awal Tourette Syndrome biasanya berupa kebiasaan berkedip hingga berkali-kali, sentakan kepala ke kiri dan ke kanan, meregangkan leher, sampai mengeluarkan suara-suara keras. Gerakan berulang-ulang ini terjadi tanpa disadari (tic), atau lebih tepatnya tanpa diinginkan oleh si penderita kali yaa.. Karena mereka juga sebenarnya tidak ingin melakukannya, namun apa daya terjadi gangguan pada syaraf otaknya. *menurut sayaaaa*

tic-attackKembali ke film. Di film ini, yang dialami Brad Cohen sudah sampai pada taraf mengeluarkan suara, seperti woaa..woaaa! pffhhh..woaaa!!

Gara-gara suara inilah, teman-temannya sering mengejeknya sebagai anjing yang sedang menggonggong. Tidak hanya itu, Brad juga terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya karena dinilai menggangu teman-temannya ketika berada di ruang kelas. Duh!

Namun, berkat kegigihan ibunya, Brad tetap bisa sekolah lagi. Tidak hanya sekolah, ibunda Brad juga mencari psikiater-psikiater. Sayangnya, psikiater menduga Brad berperilaku seperti itu (mengeluarkan suara aneh) sebagai akibat perceraian orang tuanya (broken home). Beruntung, si ibu nggak percaya dan tetap memberikan motivasi pada Brad. *Ah, betapa kasih ibu itu tiada duanya dan tiada tara*

Dengan keterbatasan yang dimilikinya, Brad ternyata memiliki cita-cita mulia. Yap, Brad ingin menjadi guru. Guru yang mau menerima kondisi muridnya, seperti apapun murid itu. Sayang, tidak gampang untuk mendapatkan sekolah yang mau menerima guru bersuara woaa woaaaa!

Dan sekali lagi, berkat kegigihannya pula, dia berhasil menjadi guru di sebuah sekolah dengan murid-murid yang luar biasa. Meski Brad sendiri tidak menyadari bahwa dia sedang mengajar di kelas dengan peserta didik yang istimewa. Hingga pada suatu hari, Brad dikukuhkan sebagai guru terbaik di kota tempat tinggalnya oleh tim penilai yang mengikutinya selama beberapa minggu.

O iya, dia juga punya kekasih, namanya Nancy (atau Nany ya?). Ah, saya lupa. Yang pasti, pacarnya ini mau menerima keadaan Brad, bagaimanapun kondisi Brad, termasuk dengan Tourette Syndrome yang diderita Brad. Di akhir cerita, Brad pun menikah dengan Nancy. Happy ending.... Yeiy!!!

Btw, banyak hikmah yang bisa diambil dari film ini. Kita tahu, di sekitar kita, banyak orang yang menderita Tourette Syndrome, bahkan lebih parah. Sudah seharusnya, kita merangkul mereka dan menjadi sahabat mereka, bukan dengan mengejek atau mengebiri mereka. Karena, mereka pun punya hak yang sama dengan kita.

Ada quote bagus dari film ini, dengan 'Tourette Syndrome', Brad dan para penderita Tourette Syndrome lainnya BELAJAR MELANJUTKAN HIDUP, TIDAK MEMBIARKAN DIA 'Tourette Syndrome' MENANG, dan TIDAK MEMBIARKAN Tourette Syndrome MENGAHALANGI MEREKA.

Gambar diambil dari sini.

Selamat berpuasa di hari ke tujuh, semoga puasanya lancar dan Ramadhan kali ini lebih baik dari tahun kemarin. Saya sedang terkena sindrom wiken niiihhh....

Mudik dan kehabisan tiket pesawat

Mudik, sering pula disebut pulang kampung (pulkam). Mudik sendiri berasal dari kata 'udik' yang artinya kampung atau dusun.

Kata 'udik' merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  berarti desa, kampung, atau dusun. Namun,  kata ini (udik) sering kali dikonotasikan dalam sejumlah kalimat yang negatif. Misal, 'orang udik' yang artinya orang dusun. Akan tetapi, kalimat 'orang udik' lebih sering dikaitkan pada kebodohan atau ketertinggalan.

Padahal, apabila diartikan secara harfiah bisa berarti orang yang berasal dari kampung, seperti saya. Saya ini orang kampung (gadis desa tepatnya hahaha), tapi saya ndak bodoh yaaa... Heee.. Fokus ah!

Nah, kalau yang pulangnya ke kota besar,  seperti Surabaya, Semarang, Bandung atau Jogja apa masih disebut mudik dan pulkam? Atau sudah ada istilah baru,'pulkot' mungkin?? Ada yang tahu?

Baiklah, saya tidak akan berpanjang-panjang membahas istilah mudik. Yang jelas,  saat ini saya sedang kecewa.  Sudah jauh-jauh hari saya memikirkan kapan saya bisa mengambil cuti,  lalu mudik naik apa, bujet berapa, dan lain-lain.. Tapi giliran saya pesan tiket pesawat, sudah habis semua. Hiks! Padahal kepulangan saya masih jauh.. huaaa... *Nangis darah*

11

Sebenarnya, saya 'sedikit' maklum kalau sekarang tiket pesawat sudah habis. Karena, di kota kecil bernama Pangkalan Bun, yakni ibu kota Kotawaringin Barat hanya ada dua maskapai penerbangan,  Riau Airlines (RAL) dan Indonesia Air Transport  (IAT).

Sekedar gambaran, pesawat RAL hanya mampu menampung 108 orang, sedangkan pesawat milik IAT hanya 48 orang. RAL melayani rute Pangkalan Bun-Jakarta (PP) dan Pangkalan Bun-Semarang.  Nah, untuk IAT, melayani rute Pangkalan Bun-Semarang (PP) dan beberapa kota di regional Kalimantan. Dua maskapai inilah yang melayani transportasi udara di Pangkalan Bun.

Yang menjadi pertanyaan, apakah dua maskapai ini sudah cukup mengakomodasi kebutuhan sekitar 237.000 penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat? Belum ditambah dengan kabupaten-kabupaten sekitar yang nggak punya bandara. Jelas kurang lah yaaa... *dijawab sendiri* Apalagi mendekati lebaran seperti sekarang ini.

Seharusnya, menurut hemat saya, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat bisa mengatasi persoalan ini dengan meminta tambahan pesawat yang beroperasi atau menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan yang lain. Bukankah kemudahan aksesibilitas menjadi faktor penting untuk kemajuan suatu daerah? Kalau daerah mudah diakses, investor kan juga mudah datang.. Apalagi Kabupaten Kotawaringin Barat kan lumayan kaya. Kaya perkebunannya, hasil hutannya, tambangnya, pariwisatanya.. Hee.. Sok tau ah!

Oke, saya kurang tahu dan belum tahu, bagaimana perbandingan ideal antara jumlah penduduk dan moda transportasi udara di sebuah kabupaten, khususnya di Kalimantan Tengah.

Dengan jumlah penduduk sekitar 237.000, analisis kebutuhan transportasi udara berapa, khususnya untuk ke Pulau Jawa. Kenapa Pulau Jawa? Karena banyak perantau dari Jawa. *menjawab dengan polosnya*

Sampai di sini, adakah di antara blogger yang bisa sharing informasinya? Khususnya tentang perbandingan ideal jumlah penduduk dan moda transportasi udara.. Pliiis, bagi-bagi domz..!

*Tulisan ini bukan untuk mengabaikan transportasi laut dari Kalimantan ke Jawa, melainkan karena alasan: Dengan pesawat, jarak Kalimantan-Jawa jadi terasa lebih dekat. Yeiy!

Selamat berpuasa di hari pertama Ramadhan. Semoga kita semua bisa menjalaninya dengan sempurna..

Pitulasan 2009

MERDEKAAAA!!!! *Mode para pejuang '45

Hai hai.. 17 Agustus 2009 pada ngapain nih? Saya? Pitulasan kali ini saya cuma melihat dari 'jauh'. Tidak merayakannya dengan riang gembira.  Tidak melihat pawainya, juga lomba-lombanya. Entahlah.

Bahkan niat untuk mengenakan baju berwarna merah putih pun batal. Sekali lagi, entahlah. Entah apa yang terjadi dengan saya..  Saya malah miris, kalau tidak mau disebut pesimis. Wilayah perbatasan yang bisa dengan mudahnya 'digagahi' Malaysia, warga perbatasan yang justru merasa lebih dekat dengan Malaysia ketimbang ke Pemerintah Indonesia, bencana demi bencana, belum lagi menyaksikan kelakuan para oportunis. Huh!

Ya, saya memang belum bisa melakukan apapun untuk negara ini. Tapi setidaknya saya bukan kaum oportunis.  Ups, kenapa ngelantur sampe sini ya? Duh!

Kembali ke pitulasan.

Malam pitulasan, saya menyaksikan Iwan Fals dan Uje a.k.a Ustadz Jefri, juga ribuan penonton yang berdoa bersama untuk negeri ini. Ugh, saya terharu.  Perasaannya jadi mengharu biru dan merinding disko. *lebay* Apalagi setelah itu, Bang Iwan nyanyi lagu 'Kesaksian'. *berdendang*

Singkat cerita, saya justru merasa sangat menghayati Hari Kemerdekaan pada malam pitulasan. Heee.. Serius deh. Paginya, saya cuma liat TV dan dilanjutkan nge-plurk. Teteeeeuuupppp!

Karena Plurk tempat paling nyaman buat berekspresi, maka menyampah lah sayaa... Hohoho..
Ini hasil saya nyampaahh:

ethie >>setelah upacara dan lomba-lomba, lalu apa???






bromocorahsays
:-D cape















..::bee3::..says
Ya dpt hadiah'a dunx..

















pradna
beres-beres

















:wenny:says
makan-makan

















ajibansays
makan-makan

















ethiesays
seratus semuaaaa. ayo makaaannn yang cape, jg makan. maspradna beres ntar aja.. (hungry)

















ethiesays
*beres2nya


















Hariezsays
aku mau makannya aja mba (haha)

















Pu3pUtsays
kalo yang ga ikut upacara n lomba ngapain? (lonely)

















ethiesays
whiteshoes, iya, abis makan tidur, haries, idem tito (hungry)

















ethiesays
pu3put, siapin makan buat yg upacara dan lomba domz.. jgn lupa berdoa buat Indonesia (evil_grin)









Meniksays ikod

.

.

Saya bingung, apa yang harus saya lakukan setelah semua parade pitulasan. Saya juga ingiiiin sekali berbuat sesuatu untuk negeri ini. Ingin seperti si jenius Andrivo Rusydi. Tapi kan nggak mungkin buat saya..

Hmm.. ada yang punya usul? Setelah semua ini, saya dan juga sodara, harus gimana?

.

.

.

Eniwei... Met ultah Indonesiaku.. I Love You Full..





Marhaban ya Ramadhan

Ramadhan sudah di depan mata.  Mini market (karena di Pangkalan Bun nggak ada mall) sudah mulai dibanjiri aneka kurma dan kue-kue kering. Televisi sudah ramai dengan sinetron berkedok 'Islami' dan acara-acara menemani saat sahur dan berbuka puasa.

Harga-harga sembako sudah melonjak. Entah kenapa.. Apakah karena menu buka puasa dan sahur yang bervariasi?   Satpol PP juga sudah berencana menutup tempat hiburan malam. Padahal di Pangkalan Bun nggak ada tempat hiburan malam.  Atau saya yang nggak gaul? Sepertinya begitu..

Ah fenomena ini..

Bagaimana dengan saya sendiri? Ah iya, bagaimana dengan saya? Juga sodara? *Hee.. ngajak-ngajak nih* Apakah saya sudah menyiapkan diri menyambut Ramadhan? Apakah saya sudah menyiapkan diri dengan menyambut gembira dan berniat mendekatkan diri pada Ilahi?

Jangan-jangan kita (kita???) ikut larut dengan gegap gempita fenomena yang ada, hanya menyiapkan secara materi atau hanya menyiapkan bekal untuk pulang kampung menjelang Idul Fitri tiba? *Tentu pulkam hanya berlaku bagi yang sedang merantau, seperti saya* (blushing)

Huuuufff... Semoga tidak demikian, meski materi pun tidak kalah pentingnya. Ya nggak? Iya dunk, bagaimana kita bisa bersedekah, berinfak, dan berzakat kalau kita tidak punya materi? Iya kan? Pada intinya sih, memang harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat.. *ngomong sendiri*

Back to persiapan Ramadhan..

Dari semua persiapan, baik mental, spiritual, ataupun material, persiapan yang tak kalah penting buat saya saat ini adalah manajemen waktu a.k.a disiplin waktu.

Bagaimana saya bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, kalau saya nggak disiplin? Bagaimana saya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, kalau manajemen waktu saya buruk? *curcol. hiks*

Semoga Ramadhan kali ini bukan hanya hari-hari menahan haus dan lapar semata yaa..  Semoga Ramadhan ini bisa menjadi awal untuk terus meningkatkan ibadah pada sebelas bulan berikutnya. Yuuk.. sama-sama mendekatkan diri kepadaNYA..

pixelartantown090814c

Nah, gambar sudah masuk. Gambar ini dikasih dengan sukarela dari blognya Antownholic. Sebenernya ada tiga warna (hijau, ungu, dan, coklat) tapi saya sukanya yang hijau ini.  Kalo sodara ada yang mau, monggo dikopas saja dari blognya Mas Antown yaaa..

O iya, sekalian..  Mohon maaf lahir dan batin, kalo saya ada salah-salah ketik atau salah kata.. Tapi bukankah kalo ada kanan, ada kiri? Ada hitam, ada putih? Ada gula, ada semut? So, if there is a mistakes, there must be forgiveness.. Heee..

Oke? Dimaafkan yaaa... saya kasih bekicot emas deeehhh.. (girlkiss)

Ketika Mbah Surip dan WS Rendra Berpulang...

Minggu-minggu ini adalah minggu penuh kejutan berita. Berita yang tak menyenangkan tentunya. Diawali dengan meninggalnya Urip Ariyanto alias Mbah Surip, Rabu, 5 Agustus 2009.

Saya tidak akan 'mencereweti' kepergiannya dengan mengaitkannya pada kekejaman kapitalisme industri hiburan yang kian menggurita.

Yang saya tahu, penyanyi yang kondang dengan lagunya Tak Gendong ke Mana-Mana ini, meninggal secara mendadak. Lelaki kelahiran 5 Mei 1957, di Magersari, Mojokerto ini telah dipanggil oleh Yang Kuasa, setelah terkena penyakit jantung.

Ia meninggal, justru ketika kariernya di panggung hiburan Indonesia tengah melejit. Ribuan warga yang juga menjadi fans beratnya berduka. Pun halnya dengan saya. Kepergian Mbah Surip tidak pernah kita duga.  Siapa yang pernah menyangka Mbah Surip akan 'pergi' secepat itu? Mbah Surip yang kita kenal dengan suara tawa membahana ini berpulang untuk selamanya.. Berpulang tanpa menggendong apapun. Semua ia tinggalkan. Ah iya, semua ia tinggalkan...

Ai luv yu full, Mbah..

Si Burung Merak Juga Berpulang

Tidak berselang lama, Jum'at pagi (7 Agutus 2009), Indonesia kembali berduka. Penyair terbaik kita juga berpulang. W.S. Rendra, Si Burung Merak 'terbang kembali ke sangkar  surgawi' juga karena penyakit jantung. Semuanya tersentak! Budayawan kelahiran Solo 1935, yang selalu memberi semangat pada anak bangsa ini harus kembali pada Yang Kuasa.

Ah, Pak Rendra.. Siapa lagi yang akan memberi kami semangat dengan puisi-puisimu yang kritis dan bernas, dengan syair-syair yang membangunkan semangat anak bangsa? Akankah lahir Rendra-Rendra berikutnya? Akankah lahir penyair yang berani, yang lantang menyatakan realita yang nyata? Penyair yang tidak takut dengan jeruji bui, penyair bernyali, dengan semangat tak pernah mati..

Saya sungguh-sungguh merasa kehilangan seorang budayawan sejati yang tetap berkarya meski sedang didera sakit. Bahkan di akhir hayatnya sekalipun, ia masih tetap berkarya. Ini adalah puisi W.S. Rendra yang dibuat sebelum meninggal. Ia tulis pada 31 Juli 2009 di RS Mitra Keluarga.

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal


Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar


Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi


Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu



Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga


Selamat jalan, duhai budayawan, selamat jalan pejuang bangsa.. Kau telah Memberi Makna Pada Hidup Yang Fana, sesuai dengan judul puisimu.. Kami akan terus mengenangmu, mengikuti jejakmu...

*****



Dari dua peristiwa ini, ada banyak yang perlu kita pelajari. Bahwa dalam kondisi apapun, kita harus selalu siap 'dipanggil' kembali oleh Allah SWT. Dalam kondisi seperti apa kita 'menghadap Yang Kuasa', sangat bergantung dengan apa yang kita lakukan saat ini. Ah iya, kita bukanlah siapa-siapa. Mari persiapkan diri sebaik-baiknya. Semoga, ketika kita kembali padaNYA dalam keadaan husnul khotimah. Amiiiiin.

***Pastinya, masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini.

***Sebenarnya saya ingin melanjutkan dengan peristiwa di hari yang sama, di mana Densus 88 mengepung tempat persembunyian Noordin M Top. Tapi, saya merasa perlu untuk memisahkannya. Bukan apa-apa, dan tidak karena apa-apa. Saya hanya perlu fokus.

Selamat bermalam minggu semuaaaa...

Hanya soal 'waktu'

Semalam, entah kenapa tiba-tiba ingin sekali membuka-buka file lama. Hasil ketikan yang cuma sekilas, hanya sempat disimpan, dan dibiarkan tanpa disentuh sama sekali.

Awalnya, berniat suatu saat akan dibuka kembali dan dilanjutkan. Tapi, setiap kali berada di depan kompi bukan itu yang dilakukan, melainkan sibuk browsing ke sana kemari dan melakukan kegiatan I2L.

Dan semalam, ketika membuka satu per satu file-file lama, saya menemukan beberapa cerpen yang masih menggantung tanpa pernah selesai, puisi, note-note tidak penting tentang keseharian, tentang kesehatan, hidup, dan cinta..

Di antara temuan-temuan itu, ternyata ada yang menarik hati saya. Yak, sebuah puisi atau lebih tepatnya coret-coret ndak jelas. Ini diaaa... Monggo dicerewetin, dibantai, diapain lah, suka-suka sodara!
YANG terasa sekarang adalah hampa.
Hari-hari yang ku jalani bersamamu, seolah sekedar pengusir ragu.
Bahwa kau dan aku sejalan.
Meski tanpa arah, pun tujuan.
Karena tujuan menuju ridhoNYA terhalang olehnya.
Orang yang sangat kau cinta.
Orang yang hanya padanya kau temukan surga.
Aku sadar, kau dalam kebimbangan.
Gamang menentukan pilihan.
Tapi aku tidak akan memaksa.
Biarkan semua mengalir apa adanya.
Biarkan aku menunggu sampai waktunya tiba.
Bukankah kau sendiri yang bilang, bahwa semua hanya soal 'waktu'?
Tak perlu resah dengan lara yang akan mendera.
Karena aku sudah terbiasa dengan lara...  -8 Feb 09-

Puisi ini dibuat 8 Februari 2009. Hmmm.. yayaya... Saya masih ingat persoalan itu. Ternyata, ketika saya menghadapi persoalan tersebut, saya sudah menuliskannya dalam sebuah coretan yang disia-siakan. Hingga, pada beberapa bulan kemudian, 'waktu' pun menjawabnya dan kini saya menemukannya kembali.

Pada akhirnya, saya yang harus menerima lara. (atau justru sebaliknya?)

Mancing

Lama sekali saya tidak refreshing ke pantai. Selalu saja ada halangan ketika ada kesempatan untuk pergi ke pantai. Meski dalam hati teramat rindu dengan bau laut, bau busuk ikan dan udang yang dikeringkan, dan yang pasti sapaan lembut angin laut.

Dan kemarin, Minggu, 19 Juli 2009, Astri dan keluarga mengajak saya ke Pantai Tanjung Penghujan.  MANCING! Hmmm tawaran bagus, dan tidak ada alasan untuk menolak. Apalagi hari Minggu kemarin saya libur dari rutinitas yang menjemukan: NGANTOR. Artinya, saya FREE dari kerjaan.

Minggu pagi saya dijemput ke rumah Astri. Guess what?? Tidak seperti para pemancing pada umumnya, persiapan mereka justru lebih fokus pada bekal makanan selama di pantai! Oh, no!

'Ini persiapan mancing, atau piknik keluarga??' tanya saya.

'Ini piknik sekalian mancing,' jawab Iman, suami Astri.

Yayaya... Baiklah..

Perjalanan pun dimulai. Jalan yang tidak mulus, penuh lubang di hampir semua badan jalan, berdebu, mual, pusing, badan pegal, semuanya hilang setelah sampai di Pantai Tanjung Penghujan.

Pantai yang terletak di ujung Kabupaten Kotawaringin Barat ini memang sebuah tanjung (bagian yang paling menjorok ke laut). Dari pantai ini, kita bisa  melihat pemandangan laut hampir satu lingkaran. Kita seperti berada di pulau di tengah laut! Pantai yang landai, pasir putih halus, air yang bening,  dan cemara laut, ditingkahi suara-suara burung melengkapi suasana liburan kali ini. Alhamdulillaaah...

Makan siang di bawah rindangnya pohon cemara dan suasana pantai, terasa lebih nikmat dari biasanya. Apalagi dilanjutkan dengan sholat.. Alhamdulillahi Robbil Alamiiin...

Syukur Alhamdulillah, merantau di sini, saya menemukan keluarga baik seperti mereka! *hug*

Skrinsyuuuuuuuuuuuuuttt!!!!!


uhuuy

Dewantara Jr

Awalnya saya cuek melihat kedatangan kawan cantik satu ini. Mengulurkan tangan, menyebutkan nama, dan berbasa-basi sedikit, kemudian saya kembali ke monitor, sibuk dengan naskah-naskah. Itu adalah awal perkenalan saya dengan perempuan nan lembut ini. Seorang perempuan manis yang menjadi istri dari salah satu kawan saya di kantor.

Pada setiap perkenalan awal, saya memang kerap menarik diri untuk mengamati lebih dulu ketimbang langsung membaur. Entah kenapa, itu sering terjadi di setiap awal perkenalan.. *Mungkin karena saya terlalu waspada*

Tapi, pada kesempatan-kesempatan berikutnya, ketika kami sudah merasa sama-sama cocok, yang ada adalah RAMAI. Karena saya tidak betah diam dengan teman-teman yang sudah dekat. Yang pasti, suasana ketika kami berkumpul harus seru!

Dan pagi tadi, sahabat saya ini, tiba-tiba muncul di rumah sakit dengan tertatih dan napas tersengal. Kaget, karena hari ini seharusnya dia bersiap terbang ke Jawa. 'Nggak jadi, udah mau melahirkan," tutur suaminya. Saya membelalak. Yah, Man pupose … ALLAH dispose..


Setelah melalui proses panjang, dari pagi  hingga sore hari dengan terus mengucap takbir dan istghfar sambil menahan sakit, akhirnya, selepas maghrib sang jabang bayi lahir.. Alhamdulillah..

Sahabat manis saya kedatangan tamu kecil yang sudah dinanti-nantikannya selama sembilan bulan lamanya..  Dia melahirkan bayi mungil laki-laki nan gagah.. Melahirkan dengan normal, sesuai dengan harapan Resty..
Posting ini didedikasian untuk Dewantara dan Resty, selamat atas kelahiran Dewantara Jr... (cozy)

* Hari ini sangat-sangat indah sobat. Tak hanya menyambut kelahiran Dewantara Jr tapi juga pelajaran berharga tentang perjuangan seorang ibu untuk melahirkan. Betapa saya hampir menitikan air mata setiap kali mendengar rintih kesakitan sahabat manisku, Resty..  Jadi kangen ibu..


** Ini adalah kali pertama saya menyaksikan seseorang melahirkan, meski tidak tuntas karena saya masih saja dikejar-kejar deadline.. Yah, setidaknya saya bisa ikut merasakan ketika Resty mengerang dan menggelinjang kesakitan. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya dingin, dan napasnya tersengal..

*** Melihat pemandangan ini, ada yang bertanya, ethie, trauma nggak? Jawabnya, tidak sama sekali. Kelak, saya akan menjadi perempuan paling bahagia bisa melahirkan putra-putri terbaik.. Semoga. Amiiiin..

Faux pas

Heks! Dua hari yang lalu, seorang sahabat [sepertinya] melayangkan Faux Pas pada saya. Entahlah dia sengaja atau tidak, tapi yang pasti sempat bikin hati saya DEGH! Oh mom... Bagaimana bisa dia bicara seperti itu pada saya??? *tsaah! bahasanya sinetron bangett*

Tapi saya buru-buru menepis, semoga dia benar-benar tidak sengaja bicara seperti itu, dia refleks ngomong begitu, atau dia lagi banyak pikiran jadi asal ngomong. Huufff... Walaupun yaaa, ada juga sedikit rasa 'sakit'.

Saya jadi terpikir, jangan-jangan saya juga pernah begitu atau malah sering melakukan Faux Pas sama teman, orang-orang yang baru saya kenal, atau dengan keluarga tapi saya sendiri nggak nyadar? wew!

Jangan-jangan, saking bebalnya saya baru nyadar setelah semuanya berlalu? Atau nyadar sih, tapi setelah orang yang saya ajak bicara bilang, 'MAKSUD LOOOO?' atau mimik orang yang saya ajak bicara tiba-tiba berubah, air mukanya jadi sedih.. Duh, gimana ya? Teman-teman juga pernah mengalaminya kan? iya kan? iya kan? (nyari teman!)

Sebab, yang beginian sering nggak sadar melontarkannya. Apalagi dengan orang-orang terdekat kita atau yang merasa dekat dengan kita. Maksud kita mungkin sekedar becanda, tapi belum tentu mereka juga beranggapan sama toh..? Maksud kita begini, tapi mereka menerimanya begitu.. Yang begini kan kita nggak bisa mengendalikannya. So, mesti hati-hati kalo ngomong, kalo SMS, kalo chating, kalo plurking..


Salah bicara yang bikin suasana jadi nggak enak ini biasanya disebut Faux Pas. Modusnya, bisa jadi memang nggak sengaja ngomong seperti itu, atau bisa jadi juga memang maksudnya seperti itu.. huff..

Biar nggak ber-negative thinking, biasanya saya berusaha berpikir sebaliknya. Berpikir, mungkin maksud dia nggak seperti itu, mungkin dia lidahnya lagi kepleset.  Bukannya, manusia tempat salah dan lupa? Intinya, berusaha untuk positive thinking..

Dan yang terakhir, mengasah sensitivitas kita. Jadi, kalau mau ngomong dipikir dulu. Kira-kira kalau saya ngomong begini, dia sakit hati nggak ya? Atau dengan mengembalikannya ke diri sendiri, kira-kira kalau saya yang mendapat omongan begini, sakit hati nggak ya? Kalau kita juga bakal merasa sakit hati, sebaiknya nggak usah dilontarkan. Pesan ibu saya, jangan mencubit kalau nggak mau dicubit.


Kalau kita yang jadi korban faux pas, effortnya kan lebih ringan karena tinggal kita mentralisir  suasana hati. Tapi kalau kita yang jadi pelaku faux pas? hmm...  Gawat! Kecuali kalau kita bisa jelasin duduk persoalan dan maksudnya. Itupun kalau kita nyadar, kalau pas lagi bebal???


*sigh* Terakhir nih, beberapa minggu lalu seseorang melontarkan kalimat yang bikin saya 'bercula' plus sedih tiada tara. Tapi mudah-mudahan itu cuma faux pas dan dia nggak bermaksud menyinggung perasaan saya atau bikin saya sedih. Yeah, I hope.

Sahabat (2) - Agus Rivolta

Tadi pagi, tiba-tiba saya teringat seorang sahabat di Pulau Sumatra sana. Kangen dan sedih tiap kali mengingatnya. Kami benar-benar lost contact. Saya cuma ingat, terakhir bertemu ketika saya selesai wisuda dan harus mengurus legalisir ijazah. Dan dia? Dia masih sibuk mengurus skripsinya..*Maaf sob, gw duluan. Nunggu lo lamaaaa*

Namanya Agus Rivolta. Nama yang bagus yang sering saya plesetkan jadi Agus Ripoltak. Dia satu-satunya sahabat cowok paling dekat yang pernah saya punya selama kuliah. Pertama kenal, ketika saya dapat tugas dari Teknokra, salah satu pers mahasiswa di Universitas Lampung. Saya ditugasi mengumpulkan bukti pembayaran SPP dari semua jurusan di FKIP untuk keperluan litbang saat itu. Dan satu di antara mahasiswa yang saya jadikan sampel adalah Gusdur Ripoltak.

Sejak itu, saya dekat dengan dia. Mulai dari bertukar buku, ke perpustakaan, SCSC, rektorat, kantin, dan pulang bareng. Saking dekatnya, banyak yang mengira kami pacaran, tapi tidak sedikit yang menyangka kami kakak beradik atau sudah bersahabat sejak SMA.

Yeah, dugaan kami kakak beradik, karena kulit kami sama-sama putih (saat itu), matanya juga hampir sama, dan cara jalan yang katanya mirip!  Untuk yang terakhir saya nggak terima. Tapi banyak yang bilang begitu. Mereka bilang, cara jalan saya dan Agus ketika menuruni tangga itu sama. Oh, noooo!! *mosok cara jalan cewek dan cowok sama*

Perkiraan saya dan Agus pacaran, ini yang bikin risih. Saya sering protes karena pamor saya sebagai cewek single jatuh lantaran dikira pacaran sama Agus. Weks, ogaaah!
ethie: Poltak, banyak cewek yang nanyain gw pacaran sama lo tuh. Ih, gw sih ogah!

Agus: Bilang aja iya. Hahahahaha..

ethie: Ogah ya pacaran sama cowok playboy cap kodok nungging kayak lo. weks! Lo udah nurunin pamor gw niih. Klarifikasi gih!

Agus: Gw juga ogah pacaran sama cewek tomboy kayak lo. Gak gw bangeeeeeeetttt... weks!

ethie: eh, tomboy sama playboy cocok tauk..  (Dan kami sama-sama tertawa)

Agus juga sosok yang tenar di kalangan cewek. Saya sampai kelabakan meladeni pertanyaan cewek-cewek genit itu.  Agus tenar karena dia memang cakep. Mirip sekali dengan Vic Zhou, aktor yang tenar di film Meteor Garden. (Pengen diaplod, tapi sayang, fotonya tertinggal di rumah...) Kedua, dia juga jago maen basket. Selebihnya, entahlah.. Yang pasti, di mata saya, dia sangat sangat baik.

Yang selalu saya ingat dari dia adalah setiap Januari, dia pasti ngasih saya dua buah coklat. Dua-duanya saya habiskan sendiri.

Hal paling memalukan adalah ketika dia tertawa terpingkal-pingkal melihat saya pakai rok ke kampus. Itu pertama kalinya saya pakai rok di kampus. Dan ternyata sukses bikin dia tertawa! Tapi lama kelamaan dia terbiasa melihat saya pakai rok.

Ada banyak kenangan indah dan lucu ketika bersamanya. Bawah pohon mahoni depan kampus FKIP Unila adalah tempat favorit kami. Di situ tempat kami berkeluh kesah, berbagi cerita, bercanda. Ah, kira-kira pohon mahoni itu masih ada nggak ya.. Dia pohon penyaksi persahabatan saya dan Agus.

Semoga suatu saat nanti kami bisa bertemu lagi. Saya tidak tahu, apakah dia masih di Lampung Utara atau sudah pulang ke Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Teman-teman Agus yang pernah saya kenal, sudah ganti nomor HP. Bener-bener lost contact..

Sob, lu dimana siihhhh??? Gw kangen tauuuk, kangen sama coklat Januarimu. Kangen sama panggilan sayang lu ke gw, kangen duduk di bawah pohon mahoni, kangen liat Gunung Rajabasa dari lantai lima rektorat.. kangeen semuanyaa...

Sahabat sejatiku, hilangkah dari ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita s’lalu berpendapat, kita ini yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar materi
Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu
Ku s’lalu membanggakanmu, kaupun s’lalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Tak pernah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini
Tak usah kita pikirkan
Akhir perjalanan ini


by: sheila on 7

Syukur, Sabar, dan Ikhlaskan

Temans, tahu kan kalau kita diciptakan untuk berpasang-pasangan? Pasti tahu lah... Sandal aja berpasang-pasangan. Demikian juga dengan kehidupan yang kita jalani. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Ada say hello, pasti ada say goodbye. Ada hitam, ada putih. Ada gula, ada semut. Ada ethie, ada...

Itu lah hidup, ritmenya selalu berganti-ganti sepanjang kita masih bernapas, sepanjang kita masih menghirup udara, dan sepanjang jalan kenangan...

Fokuuusss!!  *pentung*

Kenapa sih seperti itu, kenapa nggak lancar-lancar aja, kenapa harus ada pertemuan kalau toh berpisah juga? Kenapa mesti seperti itu, kenapa nggak seperti ini saja?  Kenapa begini, kenapa begitu?

Temans, (ini ngomong ke diri sendiri juga lho) sekali lagi, itulah hidup sobat! Kalau nggak seperti itu, hidup kita pasti monoton. Kalau semua dilancarkan, kalau tidak ada orang yang merasa kehilangan, kalau nggak ada orang sedih, kalau nggak ada mereka yang hidup serba kekurangan, kita PASTI nggak akan punya pembanding. Dan yang pasti kita akan sulit, bahkan akan lupa untuk bersyukur.

Adanya kehilangan, kesedihan, kekecewaan, kematian, kekurangan, suka, senang, bahagia, dan kaya,  itu sebagai pengingat bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Kesedihan nggak abadi, kebahagiaan juga nggak. Semua akan terus bergulir, silih berganti..

So, emang kudu sabar, rek! Walaupun sabar itu emang susaaaaah bangett. Apalagi sabar disertai ikhlas, uh, seandainya saya bisa... Mari belajar sabar dan ikhlas..

Btw sob, kemarin-kemarin... Halah, gak jelas nih! Ya oke, tanggal 10 Juni 2009, see? Saya dapat ujian. Dibilang berat, ya berat karena memang nggak mudah saya melewatinya. Dibilang ringan, juga ringan karena masih banyak orang yang mendapat ujian lebih berat, bahkan teramat sangat berat dibandingkan saya.. Dan ujian yang saya alami ini ndak ada apa-apanya  sama mereka.  Tapi, bukankah Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNYA?

So, kembali lagi, yang diperlukan adalah bersyukur, bersabar, dan ikhlas. Mudah mengatakan, tapi sulit dilaksanakan. Dan sekali lagi, mari belajar bersyukur, bersabar, dan ikhlas..

Di tengah ujian yang saya hadapi, saya baru menyadari bahwa  saya dikarunia anak sahabat yang sangat-sangat baik.  Shabat berbagi, bercanda ria.. Ada Mbak Dian, Mbak Rika, juga Eni.. Ada Bunda Menik, Pepi, Phie, Aji, Wendut, Presty, Boodee, Ina, dan teman-teman di luar sana yang dengan sabar memberi saya dukungan, tak bosan mengingatkan agar saya mengingat kekuatan Allah.. Agar saya ikhlas..

Ada Ali, Alwan, dan Budi yang dua hari terakhir ini gitaran sambil nyanyi biar saya nggak sedih. Gitarannya gantian, nyanyinya juga gantian! Ali, teman yang bersikap konyol demi melihat saya tertawa...   Semua demi melihat saya tetap tegar dan ikhlas.. Uuhh, thanks all...

Ada Astri dan Uli, kaka beradik yang udah baiiiiik banget. Mereka berdua yang becandain biar saya  ceria, ngajak jalan-jalan, dan berbagi tentang semua hal..

Dan ada Ari Susanti, teman kuliah, yang sudah lebih dari seorang sodara. Thanks, kri! Meski jarak memisahkan kita, saya di Kalimantan dan dia di Lampung, dialah orang pertama yang saya hubungi ketika terjadi sesuatu. Dia, sahabat yang mendengarkan cerita saya meski sambil masak, sambil cuci piring, sambil ketiduran..  Dengan dia, saya berbagi suka dan duka, semuanyaaaa dari yang paling pelik sampai yang bikin menye-menye..

All, thanks for hugging me, hearing me eventhought I did something terrible..
 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon