Tourette Syndrome

Sudah dua hari saya selalu teringat dengan film Front of The Class. Yak, film yang saya tonton secara tidak sengaja sampai dua kali ketika larut malam ini, sudah bikin saya 'jatuh cinta'. Sudah banyak yang nonton film ini pastinya yaaa..? Hee.. Nggak apalah ya, saya ulas di sini. (blushing)

Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Brad Cohen, yang menderita Tourette Syndrome, yakni suatu GANGGUAN MENURUN yang ditandai dengan gerenyet urat syaraf otot sederhana, kompleks, dan vokal yang terjadi secara berulang-ulang dan tanpa disadari, sepanjang hari, selama satu tahun.
Istilah sindrom Tourette berasal dari seorang ahli saraf dan psikiater berkebangsaan Perancis bernama Georges Albert Édouard Brutus Gilles de la Tourette yang bekerja di sebuah rumah sakit di Paris ”l'Hopital de la Salpetriere”. Istilah Sindrom Tourette sendiri diberikan oleh Jean-Martin Charcot yang merupakan seorang profesor, ahli saraf terkenal pada akhir abad ke-9 di Perancis yang juga merupakan mentor dari Georges Gilles de la Tourette (Itard JMG, 1825). Diambil dari http://one.indoskripsi.com.

Tanda-tanda awal Tourette Syndrome biasanya berupa kebiasaan berkedip hingga berkali-kali, sentakan kepala ke kiri dan ke kanan, meregangkan leher, sampai mengeluarkan suara-suara keras. Gerakan berulang-ulang ini terjadi tanpa disadari (tic), atau lebih tepatnya tanpa diinginkan oleh si penderita kali yaa.. Karena mereka juga sebenarnya tidak ingin melakukannya, namun apa daya terjadi gangguan pada syaraf otaknya. *menurut sayaaaa*

tic-attackKembali ke film. Di film ini, yang dialami Brad Cohen sudah sampai pada taraf mengeluarkan suara, seperti woaa..woaaa! pffhhh..woaaa!!

Gara-gara suara inilah, teman-temannya sering mengejeknya sebagai anjing yang sedang menggonggong. Tidak hanya itu, Brad juga terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya karena dinilai menggangu teman-temannya ketika berada di ruang kelas. Duh!

Namun, berkat kegigihan ibunya, Brad tetap bisa sekolah lagi. Tidak hanya sekolah, ibunda Brad juga mencari psikiater-psikiater. Sayangnya, psikiater menduga Brad berperilaku seperti itu (mengeluarkan suara aneh) sebagai akibat perceraian orang tuanya (broken home). Beruntung, si ibu nggak percaya dan tetap memberikan motivasi pada Brad. *Ah, betapa kasih ibu itu tiada duanya dan tiada tara*

Dengan keterbatasan yang dimilikinya, Brad ternyata memiliki cita-cita mulia. Yap, Brad ingin menjadi guru. Guru yang mau menerima kondisi muridnya, seperti apapun murid itu. Sayang, tidak gampang untuk mendapatkan sekolah yang mau menerima guru bersuara woaa woaaaa!

Dan sekali lagi, berkat kegigihannya pula, dia berhasil menjadi guru di sebuah sekolah dengan murid-murid yang luar biasa. Meski Brad sendiri tidak menyadari bahwa dia sedang mengajar di kelas dengan peserta didik yang istimewa. Hingga pada suatu hari, Brad dikukuhkan sebagai guru terbaik di kota tempat tinggalnya oleh tim penilai yang mengikutinya selama beberapa minggu.

O iya, dia juga punya kekasih, namanya Nancy (atau Nany ya?). Ah, saya lupa. Yang pasti, pacarnya ini mau menerima keadaan Brad, bagaimanapun kondisi Brad, termasuk dengan Tourette Syndrome yang diderita Brad. Di akhir cerita, Brad pun menikah dengan Nancy. Happy ending.... Yeiy!!!

Btw, banyak hikmah yang bisa diambil dari film ini. Kita tahu, di sekitar kita, banyak orang yang menderita Tourette Syndrome, bahkan lebih parah. Sudah seharusnya, kita merangkul mereka dan menjadi sahabat mereka, bukan dengan mengejek atau mengebiri mereka. Karena, mereka pun punya hak yang sama dengan kita.

Ada quote bagus dari film ini, dengan 'Tourette Syndrome', Brad dan para penderita Tourette Syndrome lainnya BELAJAR MELANJUTKAN HIDUP, TIDAK MEMBIARKAN DIA 'Tourette Syndrome' MENANG, dan TIDAK MEMBIARKAN Tourette Syndrome MENGAHALANGI MEREKA.

Gambar diambil dari sini.

Selamat berpuasa di hari ke tujuh, semoga puasanya lancar dan Ramadhan kali ini lebih baik dari tahun kemarin. Saya sedang terkena sindrom wiken niiihhh....

Mudik dan kehabisan tiket pesawat

Mudik, sering pula disebut pulang kampung (pulkam). Mudik sendiri berasal dari kata 'udik' yang artinya kampung atau dusun.

Kata 'udik' merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  berarti desa, kampung, atau dusun. Namun,  kata ini (udik) sering kali dikonotasikan dalam sejumlah kalimat yang negatif. Misal, 'orang udik' yang artinya orang dusun. Akan tetapi, kalimat 'orang udik' lebih sering dikaitkan pada kebodohan atau ketertinggalan.

Padahal, apabila diartikan secara harfiah bisa berarti orang yang berasal dari kampung, seperti saya. Saya ini orang kampung (gadis desa tepatnya hahaha), tapi saya ndak bodoh yaaa... Heee.. Fokus ah!

Nah, kalau yang pulangnya ke kota besar,  seperti Surabaya, Semarang, Bandung atau Jogja apa masih disebut mudik dan pulkam? Atau sudah ada istilah baru,'pulkot' mungkin?? Ada yang tahu?

Baiklah, saya tidak akan berpanjang-panjang membahas istilah mudik. Yang jelas,  saat ini saya sedang kecewa.  Sudah jauh-jauh hari saya memikirkan kapan saya bisa mengambil cuti,  lalu mudik naik apa, bujet berapa, dan lain-lain.. Tapi giliran saya pesan tiket pesawat, sudah habis semua. Hiks! Padahal kepulangan saya masih jauh.. huaaa... *Nangis darah*

11

Sebenarnya, saya 'sedikit' maklum kalau sekarang tiket pesawat sudah habis. Karena, di kota kecil bernama Pangkalan Bun, yakni ibu kota Kotawaringin Barat hanya ada dua maskapai penerbangan,  Riau Airlines (RAL) dan Indonesia Air Transport  (IAT).

Sekedar gambaran, pesawat RAL hanya mampu menampung 108 orang, sedangkan pesawat milik IAT hanya 48 orang. RAL melayani rute Pangkalan Bun-Jakarta (PP) dan Pangkalan Bun-Semarang.  Nah, untuk IAT, melayani rute Pangkalan Bun-Semarang (PP) dan beberapa kota di regional Kalimantan. Dua maskapai inilah yang melayani transportasi udara di Pangkalan Bun.

Yang menjadi pertanyaan, apakah dua maskapai ini sudah cukup mengakomodasi kebutuhan sekitar 237.000 penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat? Belum ditambah dengan kabupaten-kabupaten sekitar yang nggak punya bandara. Jelas kurang lah yaaa... *dijawab sendiri* Apalagi mendekati lebaran seperti sekarang ini.

Seharusnya, menurut hemat saya, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat bisa mengatasi persoalan ini dengan meminta tambahan pesawat yang beroperasi atau menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan yang lain. Bukankah kemudahan aksesibilitas menjadi faktor penting untuk kemajuan suatu daerah? Kalau daerah mudah diakses, investor kan juga mudah datang.. Apalagi Kabupaten Kotawaringin Barat kan lumayan kaya. Kaya perkebunannya, hasil hutannya, tambangnya, pariwisatanya.. Hee.. Sok tau ah!

Oke, saya kurang tahu dan belum tahu, bagaimana perbandingan ideal antara jumlah penduduk dan moda transportasi udara di sebuah kabupaten, khususnya di Kalimantan Tengah.

Dengan jumlah penduduk sekitar 237.000, analisis kebutuhan transportasi udara berapa, khususnya untuk ke Pulau Jawa. Kenapa Pulau Jawa? Karena banyak perantau dari Jawa. *menjawab dengan polosnya*

Sampai di sini, adakah di antara blogger yang bisa sharing informasinya? Khususnya tentang perbandingan ideal jumlah penduduk dan moda transportasi udara.. Pliiis, bagi-bagi domz..!

*Tulisan ini bukan untuk mengabaikan transportasi laut dari Kalimantan ke Jawa, melainkan karena alasan: Dengan pesawat, jarak Kalimantan-Jawa jadi terasa lebih dekat. Yeiy!

Selamat berpuasa di hari pertama Ramadhan. Semoga kita semua bisa menjalaninya dengan sempurna..

Pitulasan 2009

MERDEKAAAA!!!! *Mode para pejuang '45

Hai hai.. 17 Agustus 2009 pada ngapain nih? Saya? Pitulasan kali ini saya cuma melihat dari 'jauh'. Tidak merayakannya dengan riang gembira.  Tidak melihat pawainya, juga lomba-lombanya. Entahlah.

Bahkan niat untuk mengenakan baju berwarna merah putih pun batal. Sekali lagi, entahlah. Entah apa yang terjadi dengan saya..  Saya malah miris, kalau tidak mau disebut pesimis. Wilayah perbatasan yang bisa dengan mudahnya 'digagahi' Malaysia, warga perbatasan yang justru merasa lebih dekat dengan Malaysia ketimbang ke Pemerintah Indonesia, bencana demi bencana, belum lagi menyaksikan kelakuan para oportunis. Huh!

Ya, saya memang belum bisa melakukan apapun untuk negara ini. Tapi setidaknya saya bukan kaum oportunis.  Ups, kenapa ngelantur sampe sini ya? Duh!

Kembali ke pitulasan.

Malam pitulasan, saya menyaksikan Iwan Fals dan Uje a.k.a Ustadz Jefri, juga ribuan penonton yang berdoa bersama untuk negeri ini. Ugh, saya terharu.  Perasaannya jadi mengharu biru dan merinding disko. *lebay* Apalagi setelah itu, Bang Iwan nyanyi lagu 'Kesaksian'. *berdendang*

Singkat cerita, saya justru merasa sangat menghayati Hari Kemerdekaan pada malam pitulasan. Heee.. Serius deh. Paginya, saya cuma liat TV dan dilanjutkan nge-plurk. Teteeeeuuupppp!

Karena Plurk tempat paling nyaman buat berekspresi, maka menyampah lah sayaa... Hohoho..
Ini hasil saya nyampaahh:

ethie >>setelah upacara dan lomba-lomba, lalu apa???






bromocorahsays
:-D cape















..::bee3::..says
Ya dpt hadiah'a dunx..

















pradna
beres-beres

















:wenny:says
makan-makan

















ajibansays
makan-makan

















ethiesays
seratus semuaaaa. ayo makaaannn yang cape, jg makan. maspradna beres ntar aja.. (hungry)

















ethiesays
*beres2nya


















Hariezsays
aku mau makannya aja mba (haha)

















Pu3pUtsays
kalo yang ga ikut upacara n lomba ngapain? (lonely)

















ethiesays
whiteshoes, iya, abis makan tidur, haries, idem tito (hungry)

















ethiesays
pu3put, siapin makan buat yg upacara dan lomba domz.. jgn lupa berdoa buat Indonesia (evil_grin)









Meniksays ikod

.

.

Saya bingung, apa yang harus saya lakukan setelah semua parade pitulasan. Saya juga ingiiiin sekali berbuat sesuatu untuk negeri ini. Ingin seperti si jenius Andrivo Rusydi. Tapi kan nggak mungkin buat saya..

Hmm.. ada yang punya usul? Setelah semua ini, saya dan juga sodara, harus gimana?

.

.

.

Eniwei... Met ultah Indonesiaku.. I Love You Full..





Marhaban ya Ramadhan

Ramadhan sudah di depan mata.  Mini market (karena di Pangkalan Bun nggak ada mall) sudah mulai dibanjiri aneka kurma dan kue-kue kering. Televisi sudah ramai dengan sinetron berkedok 'Islami' dan acara-acara menemani saat sahur dan berbuka puasa.

Harga-harga sembako sudah melonjak. Entah kenapa.. Apakah karena menu buka puasa dan sahur yang bervariasi?   Satpol PP juga sudah berencana menutup tempat hiburan malam. Padahal di Pangkalan Bun nggak ada tempat hiburan malam.  Atau saya yang nggak gaul? Sepertinya begitu..

Ah fenomena ini..

Bagaimana dengan saya sendiri? Ah iya, bagaimana dengan saya? Juga sodara? *Hee.. ngajak-ngajak nih* Apakah saya sudah menyiapkan diri menyambut Ramadhan? Apakah saya sudah menyiapkan diri dengan menyambut gembira dan berniat mendekatkan diri pada Ilahi?

Jangan-jangan kita (kita???) ikut larut dengan gegap gempita fenomena yang ada, hanya menyiapkan secara materi atau hanya menyiapkan bekal untuk pulang kampung menjelang Idul Fitri tiba? *Tentu pulkam hanya berlaku bagi yang sedang merantau, seperti saya* (blushing)

Huuuufff... Semoga tidak demikian, meski materi pun tidak kalah pentingnya. Ya nggak? Iya dunk, bagaimana kita bisa bersedekah, berinfak, dan berzakat kalau kita tidak punya materi? Iya kan? Pada intinya sih, memang harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat.. *ngomong sendiri*

Back to persiapan Ramadhan..

Dari semua persiapan, baik mental, spiritual, ataupun material, persiapan yang tak kalah penting buat saya saat ini adalah manajemen waktu a.k.a disiplin waktu.

Bagaimana saya bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, kalau saya nggak disiplin? Bagaimana saya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, kalau manajemen waktu saya buruk? *curcol. hiks*

Semoga Ramadhan kali ini bukan hanya hari-hari menahan haus dan lapar semata yaa..  Semoga Ramadhan ini bisa menjadi awal untuk terus meningkatkan ibadah pada sebelas bulan berikutnya. Yuuk.. sama-sama mendekatkan diri kepadaNYA..

pixelartantown090814c

Nah, gambar sudah masuk. Gambar ini dikasih dengan sukarela dari blognya Antownholic. Sebenernya ada tiga warna (hijau, ungu, dan, coklat) tapi saya sukanya yang hijau ini.  Kalo sodara ada yang mau, monggo dikopas saja dari blognya Mas Antown yaaa..

O iya, sekalian..  Mohon maaf lahir dan batin, kalo saya ada salah-salah ketik atau salah kata.. Tapi bukankah kalo ada kanan, ada kiri? Ada hitam, ada putih? Ada gula, ada semut? So, if there is a mistakes, there must be forgiveness.. Heee..

Oke? Dimaafkan yaaa... saya kasih bekicot emas deeehhh.. (girlkiss)

Ketika Mbah Surip dan WS Rendra Berpulang...

Minggu-minggu ini adalah minggu penuh kejutan berita. Berita yang tak menyenangkan tentunya. Diawali dengan meninggalnya Urip Ariyanto alias Mbah Surip, Rabu, 5 Agustus 2009.

Saya tidak akan 'mencereweti' kepergiannya dengan mengaitkannya pada kekejaman kapitalisme industri hiburan yang kian menggurita.

Yang saya tahu, penyanyi yang kondang dengan lagunya Tak Gendong ke Mana-Mana ini, meninggal secara mendadak. Lelaki kelahiran 5 Mei 1957, di Magersari, Mojokerto ini telah dipanggil oleh Yang Kuasa, setelah terkena penyakit jantung.

Ia meninggal, justru ketika kariernya di panggung hiburan Indonesia tengah melejit. Ribuan warga yang juga menjadi fans beratnya berduka. Pun halnya dengan saya. Kepergian Mbah Surip tidak pernah kita duga.  Siapa yang pernah menyangka Mbah Surip akan 'pergi' secepat itu? Mbah Surip yang kita kenal dengan suara tawa membahana ini berpulang untuk selamanya.. Berpulang tanpa menggendong apapun. Semua ia tinggalkan. Ah iya, semua ia tinggalkan...

Ai luv yu full, Mbah..

Si Burung Merak Juga Berpulang

Tidak berselang lama, Jum'at pagi (7 Agutus 2009), Indonesia kembali berduka. Penyair terbaik kita juga berpulang. W.S. Rendra, Si Burung Merak 'terbang kembali ke sangkar  surgawi' juga karena penyakit jantung. Semuanya tersentak! Budayawan kelahiran Solo 1935, yang selalu memberi semangat pada anak bangsa ini harus kembali pada Yang Kuasa.

Ah, Pak Rendra.. Siapa lagi yang akan memberi kami semangat dengan puisi-puisimu yang kritis dan bernas, dengan syair-syair yang membangunkan semangat anak bangsa? Akankah lahir Rendra-Rendra berikutnya? Akankah lahir penyair yang berani, yang lantang menyatakan realita yang nyata? Penyair yang tidak takut dengan jeruji bui, penyair bernyali, dengan semangat tak pernah mati..

Saya sungguh-sungguh merasa kehilangan seorang budayawan sejati yang tetap berkarya meski sedang didera sakit. Bahkan di akhir hayatnya sekalipun, ia masih tetap berkarya. Ini adalah puisi W.S. Rendra yang dibuat sebelum meninggal. Ia tulis pada 31 Juli 2009 di RS Mitra Keluarga.

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal


Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar


Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi


Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu



Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga


Selamat jalan, duhai budayawan, selamat jalan pejuang bangsa.. Kau telah Memberi Makna Pada Hidup Yang Fana, sesuai dengan judul puisimu.. Kami akan terus mengenangmu, mengikuti jejakmu...

*****



Dari dua peristiwa ini, ada banyak yang perlu kita pelajari. Bahwa dalam kondisi apapun, kita harus selalu siap 'dipanggil' kembali oleh Allah SWT. Dalam kondisi seperti apa kita 'menghadap Yang Kuasa', sangat bergantung dengan apa yang kita lakukan saat ini. Ah iya, kita bukanlah siapa-siapa. Mari persiapkan diri sebaik-baiknya. Semoga, ketika kita kembali padaNYA dalam keadaan husnul khotimah. Amiiiiin.

***Pastinya, masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini.

***Sebenarnya saya ingin melanjutkan dengan peristiwa di hari yang sama, di mana Densus 88 mengepung tempat persembunyian Noordin M Top. Tapi, saya merasa perlu untuk memisahkannya. Bukan apa-apa, dan tidak karena apa-apa. Saya hanya perlu fokus.

Selamat bermalam minggu semuaaaa...

Hanya soal 'waktu'

Semalam, entah kenapa tiba-tiba ingin sekali membuka-buka file lama. Hasil ketikan yang cuma sekilas, hanya sempat disimpan, dan dibiarkan tanpa disentuh sama sekali.

Awalnya, berniat suatu saat akan dibuka kembali dan dilanjutkan. Tapi, setiap kali berada di depan kompi bukan itu yang dilakukan, melainkan sibuk browsing ke sana kemari dan melakukan kegiatan I2L.

Dan semalam, ketika membuka satu per satu file-file lama, saya menemukan beberapa cerpen yang masih menggantung tanpa pernah selesai, puisi, note-note tidak penting tentang keseharian, tentang kesehatan, hidup, dan cinta..

Di antara temuan-temuan itu, ternyata ada yang menarik hati saya. Yak, sebuah puisi atau lebih tepatnya coret-coret ndak jelas. Ini diaaa... Monggo dicerewetin, dibantai, diapain lah, suka-suka sodara!
YANG terasa sekarang adalah hampa.
Hari-hari yang ku jalani bersamamu, seolah sekedar pengusir ragu.
Bahwa kau dan aku sejalan.
Meski tanpa arah, pun tujuan.
Karena tujuan menuju ridhoNYA terhalang olehnya.
Orang yang sangat kau cinta.
Orang yang hanya padanya kau temukan surga.
Aku sadar, kau dalam kebimbangan.
Gamang menentukan pilihan.
Tapi aku tidak akan memaksa.
Biarkan semua mengalir apa adanya.
Biarkan aku menunggu sampai waktunya tiba.
Bukankah kau sendiri yang bilang, bahwa semua hanya soal 'waktu'?
Tak perlu resah dengan lara yang akan mendera.
Karena aku sudah terbiasa dengan lara...  -8 Feb 09-

Puisi ini dibuat 8 Februari 2009. Hmmm.. yayaya... Saya masih ingat persoalan itu. Ternyata, ketika saya menghadapi persoalan tersebut, saya sudah menuliskannya dalam sebuah coretan yang disia-siakan. Hingga, pada beberapa bulan kemudian, 'waktu' pun menjawabnya dan kini saya menemukannya kembali.

Pada akhirnya, saya yang harus menerima lara. (atau justru sebaliknya?)
 
Cerita Kita Blog Design by Ipietoon